09

124 30 39
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aaahhh... Senangnya..." Martha, ibu Sinta memeluk Sinta ketika mengetahui sang anak sudah mulai hamil.
"Sebentar lagi ibu bakal punya cucu..." Ucapnya lagi sambil melepaskan pelukannya dari Sinta. Dia membelai kedua pipi sang putri dengan perasaan penuh haru.

Tak lama kemudian terdengar suara ramai-ramai memasuki rumah mereka. Pasangan paruh baya memasuki rumah dengan begitu semangat dan menggebu. 

"Yang benar kamu udah hamil, Sin?" Tanya Adelia, Ibu Rama.

"Iya, Bu. Tadi pagi Sinta udah cek dan hasilnya positif." Jawab Sinta begitu semangat dan bahagia.

"Aaahhh... Syukurlah..." Dia pun memeluk Sinta. "Sebentar lagi kita jadi kakek nenek, Pak." Ucapnya lagi, kini sambil menoleh ke arah suaminya, Willy.

Willy pun ikut tersenyum, dia juga turut mengusap puncak kepala sang menantu.

"Terus sekarang Rama mana?" Tanyanya, dia berkeliling pandang mencari sosok sang putra.

Atensi mereka pun tertuju pada Rama yang berjalan lemas dari arah kamar mandi. Berjalan lemas dengan tangan kiri yang memegangi perut, sementara tangan kanannya membekap mulutnya.

"Loh, kenapa lo, Ram??" Tanya Jeri begitu kaget melihat kondisi Rama yang terlihat begitu lemah. Dia pun menghampiri dan sedikit memapah tubuh Rama hingga dia pun duduk di sofa dikelilingi keluarga.

Rama masih terdiam. Dia pun akhirnya membuka bekapan tangan dari mulutnya hingga terlihatlah wajah pucatnya yang membuat sekelilingnya begitu terkejut.

Wajah pucat, rambut berantakan dan berkeringat. Pagi ini lagi-lagi Rama harus muntah-muntah.

 Pagi ini lagi-lagi Rama harus muntah-muntah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ya ampun! Kamu kok pucat gitu, Ram?? Kamu sakit??" Tanya Willy, Bapaknya Rama.

Nada bicaranya begitu panik, begitu pula dengan Adelia, sang ibu, dia juga turut mengkhawatirkan kondisi sang anak ketika melihat penampilan Rama yang begitu memprihatinkan.

Melihat hal itu, Sinta pun jadi ikutan panik. Namun dia mencoba menenangkan kedua mertuanya itu terlebih dahulu.

"Bapak, Ibu, duduk dulu ya, nanti Sinta ceritain." Titahnya yang langsung membuat bapak dan ibu Rama pun duduk di sofa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAKINAH MAWADDAH WAHKOCAK! [TAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang