Hari itu, Selly memutuskan untuk mengunjungi Château yang telah lama terabaikan. Rumah megah yang dulu tampak suram kini bangkit kembali. Kebun anggur yang dulu dipenuhi semak belukar kini subur, dengan batang-batang anggur yang menjalar tinggi dan buah-buah yang menggantung di antara daun hijau yang lebat. Udara di sekitar Château terasa segar, seperti ada kehidupan baru yang tumbuh bersama kebun anggur itu.
Selly, yang tumbuh di desa kecil ini, sudah mendengar desas-desus tentang Eddie Yudovich, pemilik baru Château yang membeli bangunan itu beberapa bulan yang lalu. Ia juga mendengar kabar bahwa kebun anggur tersebut sudah mulai menghasilkan dan bahwa wine pertama yang dihasilkan sudah siap untuk dicicipi. Kabar ini menyebar cepat di kalangan warga desa, dan rasa ingin tahu Selly pun memuncak. Dengan penuh semangat, ia memutuskan untuk mengunjungi tempat itu.
Gerbang besar Château yang terbuat dari besi hitam itu sedikit terbuka. Selly mengetuk pintu, lalu menunggu beberapa saat. Ketika pintu itu terbuka, seorang pria muda berdiri di ambang pintu. Ia mengenakan kemeja putih yang sedikit kusut dan celana panjang abu. Rambut cokelatnya tampak sedikit berantakan, namun wajahnya menampilkan pesona yang tak bisa disangkal. Matanya, biru gelap dengan sorot yang tajam, langsung tertuju pada Selly. Senyumnya yang ramah memberi kesan hangat, seolah menyambut kehadiran tamu yang sudah lama ditunggu.
"Selamat sore," ucap pria itu dengan suara rendah yang menenangkan. "Ada yang bisa saya bantu?"
Selly terkejut, sedikit terhenti di tempat. Dalam sekejap, ia merasakan sesuatu yang tak biasa. Pria di depannya—Eddie Yudovich, yang kini menjadi pemilik Château itu—memiliki aura yang sangat berbeda dari yang biasa ia temui. Entah kenapa, Selly merasa seolah-olah ia baru saja melihat ketampanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ada sesuatu yang memikat dalam pandangan Eddie, meskipun mereka belum saling mengenal.
"Selamat sore," jawab Selly akhirnya, berusaha menenangkan diri. "Saya Selly. Saya... saya hanya ingin melihat kebun anggur ini. Saya dengar banyak hal baik tentang tempat ini."
Eddie tersenyum, berjalan membuka pintu lebih lebar, memberi tanda agar Selly masuk. "Tentu, saya senang Anda tertarik. Kebun anggur ini memang sedang dalam proses pembaruan. Mari masuk, saya akan menunjukkan semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in The Vineyard
General FictionDi desa kecil, Selly, gadis ceria dengan mata berbinar, bertemu Eddie Yudovich, pemilik Chateau yang megah. Apa yang membuat mereka jatuh cinta meski berasal dari dunia yang berbeda? Ketika orang tua Eddie menentang hubungan mereka karena suatu raha...