18 tahun setelahnya....
Chateau de Valliere kini berdiri megah kembali setelah bertahun-tahun terabaikan. Bangunannya yang dulu hangus oleh api kini telah dipulihkan, lebih besar dan lebih elegan dari sebelumnya. Berada di puncak bukit yang menghadap ke lembah luas, Chateau ini seolah menjadi saksi bisu dari masa lalu yang telah lama terlupakan. Kebun anggur yang dulunya terbakar kini tumbuh subur kembali, meluas hingga sejauh mata memandang, memberikan warna hijau yang menyejukkan mata dan aroma anggur yang menggoda.
Eddie Yudovich berdiri di balkon utama, matanya terfokus pada kebun anggur yang tak terhitung luasnya. Dia menyentuh pagar besi yang sejuk, membiarkan angin pagi menyapu rambut cokelat gelapnya. Setelah bertahun-tahun membangun hidup di kota besar, akhirnya dia kembali ke tempat ini—Chateau de Valliere yang dibeli oleh keluarganya hanya beberapa tahun yang lalu.
Saat pertama kali mendengar tentang Chateau ini, Eddie tak pernah membayangkan bahwa tempat ini akan menjadi bagian besar dalam hidupnya. Awalnya, itu hanya sebuah investasi—sesuatu yang mungkin menguntungkan di masa depan. Tapi setelah berbulan-bulan bekerja keras, merawat kebun anggur, dan menghidupkan kembali Château yang penuh sejarah ini, Eddie mulai merasakan ada ikatan yang kuat dengan tempat ini. Tempat ini, meskipun kosong dan terlupakan, kini mulai menemukan jiwanya kembali, begitu juga dirinya.
Kebun anggur ini adalah cerminan dari perjuangan yang telah mereka lalui. Di sinilah hidup mereka mulai berjalan, dan di sinilah masa depan mereka akan ditentukan.
Eddie mengamati pekerja-pekerja yang sedang memetik buah anggur di kejauhan. Mereka bergerak cepat, mengambil anggur yang matang sempurna, dan membawanya ke gudang yang baru dibangun. Setiap langkah mereka mengingatkan Eddie akan kerja keras yang mereka lakukan sejak mereka pertama kali tiba di desa kecil ini. Hanya dalam waktu singkat, keluarga Yudovich, yang tak dikenal di desa ini, telah berhasil menghidupkan kembali kebun anggur yang legendaris ini.
Suasana di sekitar Château terasa damai, tetapi Eddie merasakan ketegangan yang tak terungkapkan. Mungkin itu karena dia masih belum merasa sepenuhnya cocok dengan hidup baru ini. Meskipun Chateau yang besar dan kebun anggur yang subur ini adalah hasil dari kerja keras yang tak terhitung, Eddie sering bertanya-tanya apakah dia benar-benar siap untuk segala tanggung jawab yang datang dengan tempat ini.
"Eddie!" suara dari belakang menyadarkan Eddie. Dia berbalik dan melihat Dino, manajer kebun anggur mereka yang setia, datang menghampirinya dengan senyum lebar di wajahnya. Dino sudah bekerja dengan keluarga Yudovich sejak mereka pertama kali membeli Château ini, dan dia sudah seperti teman bagi Eddie, meskipun usia mereka jauh berbeda.
"Ada apa Dino?" jawab Eddie, mencoba menenangkan pikirannya.
"Anggur yang dipanen hari ini akan lebih baik daripada yang terakhir, saya rasa kita akan mendapatkan hasil yang lebih banyak bulan depan." Dino menunjuk ke arah kebun yang terbentang luas, menunjukkan pohon anggur yang sudah dipenuhi buah-buah yang matang. "Kita semakin dekat dengan musim puncaknya."
Eddie mengangguk, tersenyum tipis. "Bagus, kita butuh hasil yang baik. Kebun anggur ini harus menghasilkan Wine terbaiknya."
Dino tertawa kecil, menggaruk kepalanya. "Kebun ini sudah menghidupkan kita. Semua ini tak lepas dari kerja keras kita bersama."
Eddie memandang Dino dengan penuh rasa terima kasih. Dino dan beberapa pekerja lain telah menjadi bagian dari keluarga mereka sejak pertama kali datang ke desa ini. Mereka bukan hanya pekerja, tapi juga teman-teman yang mendukung satu sama lain. Tanpa mereka, kebun anggur ini tidak akan sebesar ini.
Namun, meski suasana terasa damai, ada ketegangan yang tak bisa dijelaskan yang menghantui Eddie. Ada sesuatu yang belum sepenuhnya terasa benar, meskipun semua berjalan dengan lancar. Mungkin itu karena hubungan dengan ayahnya, Claus Yudovich.
Claus, ayah Eddie, adalah seorang pria yang cerdas, namun jauh dari hangat. Sebagai kepala keluarga, dia sangat fokus pada bisnis dan menganggap Chateau dan kebun anggur ini sebagai sebuah investasi, sesuatu yang harus diperoleh untungnya. Mereka tidak punya banyak waktu untuk berbicara, dan saat mereka berbicara, itu hanya soal pekerjaan. Meskipun begitu, Claus memiliki cara-cara khasnya untuk mengarahkan Eddie tanpa banyak bicara. Namun, Eddie merasa jarak di antara mereka semakin lebar, dan perasaan itu membuatnya sedikit cemas.
Claus lebih suka mengurusi masalah yang besar—bisnis, pengelolaan kebun anggur, dan merencanakan masa depan yang cerah untuk keluarga mereka. Eddie, meskipun sering mendengarkan saran-saran ayahnya, lebih memilih untuk mengurus segala sesuatu dengan cara yang lebih pribadi. Dia ingin kebun anggur ini menjadi simbol dari hidupnya, lebih dari sekadar investasi besar.
Claus lebih sering bepergian dan meninggalkan Eddie untuk menangani semua urusan Château. Kadang, Eddie merasa bahwa ayahnya tidak melihatnya sebagai seseorang yang bisa dipercaya untuk memimpin proyek besar ini. Itulah sebabnya, meskipun mereka memiliki Chateau yang indah ini, Eddie merasa sangat jauh dari Claus. Dia lebih suka bekerja dengan orang-orang seperti Dino, yang lebih mudah berinteraksi dengannya, lebih mengerti visi Eddie, dan lebih berbicara tentang kebun anggur dengan penuh semangat.
+++
Sore itu, setelah berjalan-jalan di sekitar kebun anggur, Eddie duduk di teras Château, menikmati wine hasil kebunnya yang disiapkan oleh pembantu rumah tangga mereka. Dari sini, ia bisa melihat seluruh kebun anggur yang terbentang luas di bawah sinar matahari yang mulai terbenam. Langit berubah menjadi oranye keemasan, menyinari Chateau yang megah.
Eddie merasa sedikit bingung. Di satu sisi, dia bangga dengan pencapaian mereka. Kebun anggur yang kini tumbuh subur adalah hasil dari kerja keras dan ketekunan. Namun, di sisi lain, ada perasaan bahwa ini belum selesai. Dia merasa masih ada sesuatu yang lebih besar yang harus ditemukan, sesuatu yang lebih mendalam dari sekadar bertahan hidup di tempat ini. Ada banyak hal yang belum dia pahami, terutama tentang dirinya sendiri dan tentang masa depan keluarga ini.
Dengan langkah yangpenuh tekad, Eddie memutuskan untuk menghadapinya sendiri. Château ini, kebunanggur ini—semua ini akan menjadi bagian dari dirinya. Apa pun yang terjadi,dia akan berusaha untuk menjadikan tempat ini lebih dari sekadar simbol bisnis.Ini adalah rumahnya, dan dia akan memastikan bahwa tempat ini, serta warisanyang mereka bangun di sini, akan bertahan.
#pensivol15 #teorikatapublishing.
Terimakasih sudah membaca! Jangan lupa tinggalkan vote dan komen sebagai tanda semangat untuk Author!><
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in The Vineyard
Ficțiune generalăDi desa kecil, Selly, gadis ceria dengan mata berbinar, bertemu Eddie Yudovich, pemilik Chateau yang megah. Apa yang membuat mereka jatuh cinta meski berasal dari dunia yang berbeda? Ketika orang tua Eddie menentang hubungan mereka karena suatu raha...