Chapter 4

9 5 0
                                    

Langit sudah mulai gelap ketika Selly berjalan menyusuri jalan setapak yang menuju rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sudah mulai gelap ketika Selly berjalan menyusuri jalan setapak yang menuju rumahnya. Rumah kecil mereka yang terletak di ujung desa tampak tenang di bawah sinar bulan yang temaram. Udara malam yang sejuk menyambutnya, tapi di hatinya ada perasaan hangat dan penuh kekaguman setelah pertemuan yang begitu menyenangkan di Château.

Ia tak bisa berhenti memikirkan Eddie Yudovich—pria pemilik baru Château yang terlahir kembali, kebun anggurnya yang subur, dan tentu saja wine pertama yang begitu memikat. Selly tahu hari itu adalah hari yang tak akan mudah ia lupakan.

Sesampainya di rumah, ia mendapati lampu di dalam rumah menyala. Itu artinya ibunya, Lucy, pasti sudah menunggu. Selly tersenyum, merasa tenang. Meskipun ia sudah beranjak dewasa, ia masih sangat dekat dengan ibunya, yang selalu menjadi penopang utama dalam hidupnya. Sejak suaminya meninggal dahulu, Lucy menjadi satu-satunya keluarga yang Selly miliki.

Saat Selly membuka pintu rumah, ia disambut dengan suara lembut ibunya yang sedang duduk di ruang tamu. Lucy, wanita berusia sekitar empat puluh satu tahun, dengan rambut cokelat bergelombang yang awet tidak memutih sehelaipun, tampak sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah. Namun, wajahnya yang ramah langsung berubah menjadi cemas ketika ia melihat jam di dinding.

"Selamat malam, Sayang," sapa Lucy, dengan nada khawatir. "Kamu pulang cukup larut. Dari mana saja?"

Selly sedikit terkejut, lalu tersenyum sambil melepas sepatu dan meletakkan tasnya di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selly sedikit terkejut, lalu tersenyum sambil melepas sepatu dan meletakkan tasnya di atas meja. "Oh, maaf kalau aku pulang telat, Bu. Aku... tadi ke Château. Ada hal menarik yang ingin aku ceritakan."

Lucy terdiam sejenak, seolah terkejut dengan jawaban anaknya. "Château? Itu tempat yang dulu pernah terbakar habis, kan? Tempat yang sudah lama tidak berpenghuni itu?"

Selly mengangguk, dan ekspresi Lucy yang semula tenang tiba-tiba berubah menjadi cemas. "Tapi, Château itu... masih terbengkalai. Semua orang di desa tahu tentang kebakaran itu, Selly. Apa kamu yakin itu aman?"

Selly mengerti mengapa ibunya khawatir. Kebakaran yang menghancurkan Château belasan tahun yang lalu memang meninggalkan kesan mendalam bagi penduduk desa. Tidak hanya rumah itu yang rusak, tapi juga kebun anggur yang dulunya merupakan kebanggaan tempat itu. Banyak yang bertanya-tanya apakah Château itu akan pernah dibangun kembali. Kini, melihat anaknya mengunjungi tempat yang begitu penuh kenangan buruk, Lucy tak bisa menahan kekhawatirannya.

Love in The VineyardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang