Semester baru telah dimulai, tapi hampir lima puluh persen wajah yang masuk melewati gerbang sekolah itu tidak menunjukkan ekspresi antusias.
Kebanyakan terlihat lesu, mungkin merasa liburan sekolah selama dua Minggu lamanya itu masih kurang. Yah meski begitu, tak sedikit juga yang terlihat bersemangat dan tak sabar memulai pelajaran baru atau barang kali sekedar senang karena mengenakan seragam baru.
Motor Karel berhenti di halaman parkir Intar High School, dan Shaka yang dibonceng di belakangnya otomatis turun. Berangkat bersama seperti ini rasanya aneh. Biasanya Karel menurunkan ia jauh sebelum gerbang sekolah, tapi kini malah tepat di parkiran sekolah. Sangat terasa mengganjal.
"Kenapa?" Karel bertanya, menyentuh bahu Shaka kala melihat kekasihnya itu nampak melamun.
Shaka menatap Karel, "Ini gak papa gue turun disini?" katanya, sambil sesekali menyapu pandangan ke sekitar dengan was-was seakan mewaspadai sesuatu.
Walau hubungan mereka telah berubah, Shaka masih tetap mengingat soal perjanjian itu, perjanjian bahwa mereka tidak boleh berdekatan apalagi terlihat akrab selama di sekolah. Itu masih berlaku, kan?
Tahu sekali apa yang Shaka pikirkan, Karel tertawa, "Gak papa, gue gak mau pura-pura lagi," jeda sejenak, lalu ia melanjutkan, "Apa perlu ya gue umumin kalo kita pacaran?" Karel menaik turunkan alisnya, tersenyum jahil yang berhasil mendapat satu pukulan di dadanya.
"Gak usah gila!"
"Bercandaaaa..."
Shaka menatap Karel jengah, lantas memilih berjalan lebih dulu menuju kelas tanpa menghiraukan Karel yang terus mengintil di belakangnya.
.
.
.
Satu lirikan tajam dilayangkan teruntuk seseorang yang baru saja duduk di sebelahnya. Karel, dengan segala kepolosannya hanya tersenyum menampilkan deretan giginya kala Shaka menatapnya sebegitu sengit.
"Ngapain sih duduk disini?" bisik Shaka, menyikut lengan Karel yang terlipat di atas meja.
Baginya sudah cukup aneh untuk berangkat bersama dan berjalan berdampingan di area sekolah, dan lagi, sekarang mereka malah duduk pada bangku yang sama di dalam kelas. Shaka betul-betul tak terbiasa.
"Mulai hari ini gue mau duduk disini!" tegas Karel begitu yakin.
"Terus si Revan gimana?" Shaka membalas.
Namun Karel yang keras kepala jelas masa bodoh. "Ya itu urusan dia lah! Pokoknya gue mau duduk disini. Titik."
"Gak ya, enak aja!" suara yang berasal dari ambang pintu kelas itu membuat Shaka dan Karel kompak menoleh, bahkan anak-anak kelas yang sudah datang pun ikut memusatkan perhatian.
Disana ada Revan, berjalan cepat menghampiri bangkunya lalu menunjuk pada kursi yang Karel duduki, "Itu tempat duduk gue! Balik ke tempat lo sana!"
Shaka hanya bisa memijit pangkal hidungnya yang serasa berdenyut. Lagi, dua manusia ini kembali ribut, padahal tempo hari, di kebun binatang mereka sudah sangat akur. Shaka kira mereka akan akur selamanya. Rupanya ia salah.
"Ka, pilih, gue atau dia yang duduk disini?" Revan menuntut.
Dan Shaka memandangi kedua pemuda itu cukup lama sebelum akhirnya menjawab pasrah, "Lo berdua suit deh, yang menang boleh duduk sini."
Keduanya tampak menimbang, sebelum akhirnya setuju dan mengangguk kompak, langsung melakukan suit seperti apa yang Shaka katakan.
Butuh dua kali percobaan sebelum akhirnya sang pemenang muncul. Dan Karel bersorak gembira, mencium kepalan tangannya sendiri karena telah menjadi sebab kemenangannya setelah mengalahkan 'gunting' milik Revan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret (Boy) Friend
Fiksi RemajaMereka yang harus berpura-pura asing antara satu sama lain. Apa yang sebenarnya terjadi? ‼️P E R H A T I A N‼️ Cerita ini mengandung unsur boyslove, yang tidak suka harap menyingkir, terimakasih 😊 ©thursdayliu Start : 06/08/24 End : ?