Serena lahir di Kota Soeraandaru Jasmijn, ketika usianya menginjak 6 tahun dia sekeluarga pindah ke luar kota. Kedua orang tua Serena waktu itu memiliki pekerjaan di luar kota yang tidak memungkinkan untuk pulang pergi. Sejak saat itu Serena hanya s...
Sesuai rencana Serena, siang menjelang sore hari mereka menyewa mobil untuk ke pantai, sekalian Serena membawa pakaian mereka untuk laundry sepulang dari pantai nanti. Serena berniat basah-basahan, dia tidak betah melihat pakaian kotor menumpuk, pasalnya mereka di Jogja sekitar 5 hari.
“Kok sepi?” Serena terbengong di depan mobil melihat sejauh mata memandang tidak ada satupun orang lain di sini, biasanya ada kuda, mobil dan segala macamnya. Ada pemeliharaan kah?
“Sana main, kenapa malah berdiri di sini?” Devan keluar dari mobil menggunakan kacamata hitamnya.
“Saya berencana naik kuda padahal. Seperti pantai pribadi saja tidak ada orang lain di sini.”
“Naik kuda dengan dress kamu yang panjang ini? Mending nanti di Kedhaton berkuda bersama romo saja.”
“Memangnya romo ada waktu berkuda? Bukannya sibuk terus ya?”
“Romo berkuda kalau ada waktu luang, Dek. Tanya saja romo, bilang mau ikut berkuda.”
“Ide bagus.” Serena mengibaskan rambut panjang berlagak centil.
Devan hanya mengikuti Kahiyang sesekali memotret pemandangan sekitar, dan Kahiyang adalah objek utamanya. Kahiyang definisi mau bergaya apa pun terlihat bagus-bagus saja, cocok sih kalau Kahiyang jadi model, tapi status Kahiyang sebagai menantu Kedhaton akan menimbulkan banyak masalah nanti. Perhatian Devan kembali lagi ke Kahiyang, matanya menyipit melihat kelakuan tidak terduga-duga yang dilakukan Kahiyang.
“Dek, itu pakaiannya kenapa begitu, saru. Nanti ada orang lain bagaimana? Mantu Kedhaton kok yo ngono.”
“Kenyataannya tidak ada orang kan. Mas santai saja.”
“Pakaian dalam kamu mana? Bahaya lho di pantai begini. Kita pulang sekarang kalau kamu nakal.”
Serena berdiri dari aksi tidurannya dan langsung berlari menjauh dari Devan. Baru sampai masa sudah pulang, tidak seru sekali.
“Kahiyang Ayu!” Devan langsung mengejar Kahiyang. Benar-benar menakutkan kalau sampai ada orang tersembunyi misalkan yang memfoto Kahiyang. Kakinya yang lebih panjang itu berhasil menyusul Kahiyang. “Bersih-bersih terus kita pulang.”
Kahiyang yang sudah berada dalam gendongan Devan langsung menggerutu tidak terima. “Ini dress panjang lho, belahannya ada di samping kok. Untung saya tidak pakai bikini.”
“Iya belah samping sampai pinggul. Mending kamu pakai bikini sekalian dari pada pakai dress belah samping tanpa pakaian dalam, bisa-bisanya.”
“Ya sudah, saya ganti bikini saja.” Ujar Serena.
“Pakai nanti di kamar.”
“Lho?”
“Sana masuk, Mas ambilkan pakaian ganti.”
“Kok begitu Mas? Mas?”
Devan tidak menggubris Serena. Enak saja mau pamer-pamer badan di tempat terbuka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.