S2 | 06: the poison you keep drinking

523 109 69
                                    

Season Two | 06the poison you keep drinking

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Season Two | 06
the poison you keep drinking



September 2024




Ini adalah malam yang tenang. Barangkali, satu sama lain sudah terlalu penat jika harus terlibat perseturuan. Perbincangan mereka di sebuah bar mengalir sangat ringan, meskipun hal yang dibahas tidak bisa dikatakan seringan itu.

"Kamu tidur dengannya?"

Di sisi Rose, Jaehyun menggoyangkan slokinya pelan. Pertanyaan sentimen ini lahir setelah beberapa kali melihat Rose dan Eunwoo bersama di sekitaran gedung apartemen mereka.

Seringnya di basemen, habis memarkir kendaraan atau mau pergi keluar. Kadang di koridor dan lobi. Sekali waktu pernah berjumpa ketika Jaehyun baru saja turun dan mereka hendak menaiki lift.

Sungguh tindakan yang ceroboh, pikir Jaehyun karena mereka bisa saja menjadi santapan empuk pemburu berita.

Namun, tak bisa dipungkiri, saat ini pria itu tengah melakukan hal yang sama cerobohnya. Mendatangi tempat di mana Rose berada setelah melihat foto yang diunggah perempuan itu di sosial media.

Bar bergaya retro yang menjual bir terenak katanya, Rose beberapa kali pernah mengajak Jaehyun kemari, dulu.

Menoleh pada perempuan yang terdiam cukup lama sebelum mengatakan, "Apa urusanmu? Itu wilayahku dengannya."

Sloki diteguk kemudian Rise sodorkan kepada barista untuk diisi ulang untuk yang ke sekian. Jaehyun hanya memandang sebab ia tak lagi berhak menahan sekalipun keinginan itu menjarah dirinya habis-habisan.

Jaehyun tahu Rose membawa kendaraan pribadi. Akan sangat berbahaya jika perempuan itu mabuk nanti.

Entah di mana kesadaran Rose bernaung, perempuan itu hanya terus mereguk.

"Menurutmu," bersuara lirih dan serak, "Apa ada manusia yang hanya tidur dengan satu orang di dunia ini?"

Seraya menatap, Jaehyun menggenggam slokinya erat. Otot rahang Jaehyun kontan menegang, matanya menyorot tajam, dan bibirnya terbuka namun tak mengeluarkan suara.

Pertanyaan Rose bagaikan jawaban atas rasa penasaran yang datang berbulan-bulan belakangan. Tentang sejauh apa Rose berhubungan dengan lelaki yang konon adalah pacar barunya.

Mengenaskan. Perempuan itu melangkah sangat jauh.

Seperti tak punya empati atas perasaan Jaehyun saat ini, Rose hanya melirik sekilas lalu mengulum senyum.

"Kamu juga sebaiknya begitu, Jaehyun." Berbicara dengan lembut.

"Temuilah seseorang yang baik di luar sana. Seseorang yang bisa memahamimu dengan baik. Yang tidak hanya selalu menempatkanmu dalam susah dan bahaya. Seseorang yang bisa memberimu rasa aman."

Kendati demikian, mendengarnya tak lantas membuat tatanan di benak Jaehyun berubah rapi. Justru, itu seperti benang-benang tipis yang memaksa masuk melalui cela-cela kecil dan merajut kekusutan lain di dalamnya.

Jaehyun memulai tegukan pertama dan terakhir. Meletakkan sloki di atas meja dengan sedikit bertenaga hingga menciptakan suara benturan.

"Menurutmu, itu masuk akal?" Bertanya pelan dan penuh tekanan, menyambar jaketnya lalu beranjak pulang meninggalkan Rose dalam kesendirian yang pengang.

Lamunannya begitu panjang. Merangsak momen-momen silam di mana ia dan Jaehyun masih berhubungan seperti sebaik-baiknya pasangan. Meja ini menyimpan kenangan saat Rose banyak mengeluhkan keadaan dan Jaehyun yang seringnya berperan sebagai manusia tenang yang berusaha menenangkan.

Juga, malam lalu, saat Rose di kamarnya, tak sengaja menguping obrolan Kai dan Jennie di ruang tengah asrama.

"Ancaman, pemerasan, tekanan. Apa yang Rose tahu?"

"Rose hanya tahu Jaehyun seorang bajingan. Menidurinya setiap dia mau, lalu bertahan dan menjanjikan pernikahan hanya karena merasa bersalah? Lalu, tentang cinta di masa lalu yang tidak pernah Jaehyun lupakan? Omong kosong macam apa itu?!"

" 'Jika tidak membayar sekian, maka hubungan kalian akan dipublikasikan'. 'Jika tidak segera putus, maka jangan harap pacarnya akan aman'. 'Putuskan cepat, atau aku akan membunuh pacarmu.' Menurutmu, Jaehyun bisa tidur nyenyak setelah menerima pesan-pesan itu?"

"Tidak. Jaehyun selalu khawatir dan cemas. Setiap malam, adalah mimpi buruk baginya!"

"Belum lagi, agensi juga seringkali menekannya untuk mengakhiri hubungan mereka demi karirnya dan karir anggota grup. Mengatakan bahwa Jaehyun harus memilih, sebab tidak mungkin untuk menyelamatkan semuanya di saat yang sama. Jika tidak, selamanya, dia hanya akan berada dalam kesulitan."

"Lalu setelah melewati semua itu, dan perempuan yang ia pertahankan di sisinya justru dengan gampangnya mengatakan bahwa mereka harus berpisah, bagaimana menurutmu? Bukankah itu keterluan?"

"Jahat sekali! Memang lebih baik, mereka putus saja. Jaehyun pantas mendapatkan yang lebih baik!"

Malam itu, Jennie yang pernah bersumpah akan berada di pihak Rose apa pun yang terjadi, tidak terdengar sedikitpun membantah.

Maka, kemudian, hadir di permukaan, Rose yang kejam seperti yang kalian tahu. Memalsukan banyak hal, menyulam kebohongan, memperagakan peran hanya demi mengusir Jaehyun dari sisinya.

Sebab, dirinya lah racun yang sesungguhnya di dalam hubungan mereka. Dan, benar, bahwa Jaehyun memang pantas mendapatkan yang lebih baik.

Mereguk sloki terakhir, Rose sudahi presensi di dalam bar itu. Menyerahkan kartu untuk membayar tagihan, tetapi kasir di balik meja sana berkata dengan ramah,

"Semua tagihan sudah dibayar. Lalu, sopir panggilan yang akan mengantar Anda pulang telah menunggu di depan."

Di jok belakang mobil yang melaju sedang, Rose memijit kepalanya.




Sampai kapan kapan kau akan terus seperti ini?

Sampai kapan, kau akan terus menelan racun, Jaehyun?

Ini memuakkan. 

[]







***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


notes:
hubungan idol emang asdfghjklshibal! 

thankyou for reading and support :')

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang