Kini jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan gadis manis berpipi gemil itu masih senantiasa duduk di atas ranjang dengan perasaan was-was yang semakin menjadi. Niatnya Haniya ingin segera tidur akan tetapi ia terlampau takut dengan apa yang akan terjadi kedepannya malam ini, apakah ia dan ustadz Regan akan melakukan itu atau tidak. Dengan memikirkannya saja sudah membuat perasaan si manis semakin tak karuan.
Dan sekarang ini dirinya tengah menunggu sang suami yang sedang pergi ke warung katanya ada yang perlu ustadz menyebalkan itu beli, ia juga tadi sempat di ajak tetapi dirinya segera menolak dengan alasan jika ia lelah dan ingin beristirahat.
"Semoga aja hal-hal yang kayak begitu gak akan terjadi malam ini, gue gak mau ngehianatin Renjun" kata Haniya seraya merebahkan tubuh berisi-nya ke atas ranjang.
"Gue harap ustadz nyebelin itu paham kalau gue masih perlu waktu, gue masih belum siap buat ngelakuin itu. Lebih tepatnya gue gak mau dan sekaligus takut" kata Haniya seraya memejamkan matanya, niat awalnya ia hanya akan tidur sebentar seraya menunggu sang suami pulang. Namun nyatanya gadis manis itu malah tertidur dengan sangat pulas.
Ustadz Regan yang baru tiba saja di buat geleng-geleng kala melihat bibir si manis yang terbuka sedikit, memperlihatkan gigi kelinci nya yang tengah mengintip dengan malu-malu.
Pipi bulat yang terhimpit oleh bantal lantaran posisi tidur si manis yang menyamping, menambah kesan menggemaskan di mata ustadz Regan.
Pemuda tampan itu tak mengerti mengapa istrinya itu terlihat sangat manis walaupun tingkah nya ketika sadar sedikit menyebalkan. Akan tetapi ketika terlelap gadis manis itu terlihat sangat tenang.Setelah puas melihat wajah lucu sang istri yang tengah terlelap ustadz Regan akhirnya memilih berjalan ke sisi kanan tempat tidur, ia menaruh barang belanjaan nya ke atas nakas sebelum berlalu ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sekitar duapuluh menit pemuda tampan itu habiskan di dalam sana sebelum keluar dengan keadaan setengah telanjang dan rambutnya yang sudah basah, kemudian ustadz Regan berjalan ke arah lemari pakaian yang terletak tak jauh dari tempat tidur. Sesekali ia akan melirik ke arah sang istri yang masih terlelap dengan posisi yang....
Bagaimana ia mengatakan nya ya, intinya saja posisi itu tak cocok untuk gadis manis seperti Haniya. Bahkan ia hanya mampu menghela nafas seraya terkekeh pelan melihat gaya tidur istrinya itu.
Ustadz Regan memilih mengenakan pakaiannya terlebih dahulu sebelum membenarkan posisi tidur si manis yang sudah seperti kapal terbang, ia memilih pakaian yang sekiranya nyaman untuk ia kenakan tidur. Mau bagaimana lagi ia tak banyak memiliki pakaian santai kebanyakan pakaiannya adalah koko dengan warna mint yang sangat Haniya tak sukai. Menurutnya warna mint itu seperti kotoran sapi yang tak sengaja ia injak ketika bermain di sawah. Itulah mengapa gadis manis itu sangat membenci warna hijau.
Setelah mengenakan pakaiannya ustadz Regan berjalan ke arah tempat tidur, ia membenarkan posisi tidur sang istri yang tampak tak nyaman lalu setelahnya ia menyelimuti tubuh berisi Haniya menggunakan selimut berkarakter kudanil putih yang sengaja gadis manis itu bawa dari rumah.
Ia sempatkan untuk mencium pipi bulat itu sekilas sebelum meraih kantong plastik kresek hitam dari atas nakas dan mulai mengeluarkan isinya yang kebanyakan adalah camilan yang ia beli khusus untuk sang istri. Sedangkan ia hanya membeli beberapa sachet kopi hitam dan sebungkus permen.
Setelah mengecek barang belanjaan nya ustadz Regan kembali meletakkan camilan-camilan milik si manis
kedalam kantong plastik kemudian ia menaruhnya kembali ke atas nakas, sedangkan miliknya ia simpan kedalam laci."Hmm.. Rambut saya masih basah" gumam ustadz Regan seraya mulai mengerikan rambutnya menggunakan handuk yang sendari tadi bertengger di atas pundaknya.
Setelah di rasa rambutnya telah kering, ustadz Regan memilih ikut merebahkan tubuhnya di samping sang istri. Ia hanya terkekeh pelan ketika melihat si manis yang sama sekali tak terganggu oleh pergerakan-nya.
"Kenapa kamu sangat lucu sekali, Haniya" ustadz Regan bergumam pelan seraya mendekatkan tubuhnya ke arah sang istri, kemudian dengan berani memeluk tubuh berisi itu dengan penuh kasih sayang.
"Awalnya saya menolak untuk di jodohkan karena menurut saya, saya cukup mampu untuk memilih calon saya sendiri akan tetapi setelah melihat kamu yang tampak terkejut kala melihat wajah saya saat itu membuat perasaan tertarik muncul di dalam hati saya. Rasa nya saya ingin memiliki kamu sesegera mungkin bahkan jantung saya berdetak tak menutu kala menangkap tubuh kamu yang akan terjatuh, sepertinya saya benar-benar sudah terjatuh ke dalam pesona kamu Haniya. Namun ketika saya tahu jika kamu menyukai seseorang bahkan mengidolakan nya membuat perasaan tak senang muncul di hati saya, namun saya juga tak bisa melarang kamu untuk menyukai seseorang itu saya tak mau membuat kamu tak nyaman. Saya tak akan mempermasalahkan hal itu lagi karena pada dasar dia tak akan bisa menyentuh kamu seperti yang saya lakukan" kata ustadz Regan panjang lembar seraya menatap wajah si manis yang tampak sangat damai, kemudian dengan berani ia mencium pipi bulat itu untuk yang kedua kalinya.
Ustadz Regan tersenyum seraya mengelus rambut si manis dengan penuh kasih sayang.
"Saya mencintai kamu Haniya, saya harap kamu pun begitu" kata ustadz Regan seraya mulai memejamkan matanya.
Pada akhirnya pasangan baru itu melewati malam Pertama mereka tanpa melakukan apapun, keduanya hanya tidur seraya saling berpelukan. Itupun sudah sangat membuat ustadz Regan sangat bahagia.
TBC
Maaf baru bisa update lagi, dan maaf kalau chap kali ini jelek. Soalnya ide ku susah banget keluar nya.
Ngomong-ngomong bulan ramadhan nanti ada yang mau di temenin sama book pesantren kilat dan kakak ustadz gak?, sama book ini juga.
Aku usahain buat update tiap hari kalau gak ada kendala.
![](https://img.wattpad.com/cover/231572231-288-k738125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ustadz
Short Story"Ketika kamu sudah menjadi istriku, maka insyaallah kebahagiaan mu adalah tanggung jawab ku sepenuhnya"