11. 𝐆𝐄𝐋𝐎𝐎𝐅 𝐍𝐈𝐄𝐓

3 0 0
                                    

"Ken! Tungguin gua bentar!"

Zayken berhenti mendadak kala seseorang memanggil namanya di belakang sana. Ia diam lalu membalikkan tubuhnya.

Dugh

"Awss... Siapa yang naruh tembok di sini sih? Perasaan tadi gak ada deh."

"Ekhem!"

"Eh?" Kaluna mendongakkan kepalanya, betapa terkejutnya ia saat di hadapannya ini ternyata manusia.

"Sakit?"

Zayken mengusap lembut kening Kaluna, lalu meniup mata lentik Kaluna dengan lembut agar gadis ini tersadar dari lamunannya. "Ngapain melamun, hm?"

"Mau apa manggil gua?" tanya Zayken lalu sedikit memberi jarak.

Kaluna hanya menyengir malu. "Gua mau nanya sesuatu boleh?"

Zayken diam lalu mengangguk singkat. "Nanya apa?"

Kaluna melihat sekelilingnya yang sepi, saat ini jam pulang sekolah udah terlewat beberapa menit yang lalu. Mungkin hanya ada beberapa siswa yang sedang ada kegiatan seperti ekstrakurikuler dan lainnya.

"Tentang gua."

"Ngapain nanya ke gua? Kan itu diri lo sendiri."

Kaluna berdecak malas, terus kemarin dia bilang tau semua tentang Kaluna itu apa? Membuat dirinya kesal saja.

Kaluna menarik lengan Zayken untuk ikut bersamanya. Saat sampai di taman belakang sekolah, Kaluna duduk di salah satu kursi diikuti oleh Zayken.

"Katanya lo tau semua tentang gua? Terus pas gua tanya kok gatau?"

Zayken tersenyum miring, dia rasa Kaluna mulai percaya pada ucapan dirinya. "Mau tau sesuatu?"

Kaluna mengangguk cepat. Zayken membisikkan sesuatu yang membuat Kaluna menggeram marah, lebih tepatnya kesal karena Zayken lagi-lagi menyuruhnya untuk datang ke mansion nya.

Setelah mengucapkan itu, Zayken pergi meninggalkan Kaluna sendiri. Kaluna hanya menatap kepergian Zayken, sekarang ia sendirian di taman yang sepi ini.

Tanpa mau berlama-lama berdiam diri di sini, Kaluna pergi. Ia sedikit takut kala mengingat ucapan teman sekelasnya kalau di taman belakang sering kali terdengar suara tangisan perempuan, mengingat itu membuat Kaluna sedikit parno.

Sedangkan seseorang yang sedari tadi melihat Kaluna dari jauh menatap datar interaksi Kaluna dan juga seorang lelaki yang ia tak kenali.

"Ada hubungan apa mereka?"

"DOR!"

"Bangsat! Lo apa-apaan sih?"

Kaiser tertawa puas kala melihat wajah masam Akshelio. Ya, sedari tadi Akshelio yang memantau Kaluna.

"Lagian lo sendiri ngapain di sini? Kita tungguin di parkiran kagak datang-datang."

"Bacot!" Akshelio pergi meninggalkan Kaiser sendiri di sana.

Kaiser yang ditinggalkan bergidik ngeri ketika samar-samar mendengar tangisan perempuan.

"Siang bolong gini anjir." Kaiser segera berlalu menjauh dari sana.

—⁠☆—⁠☆—⁠☆

"Kamu mau kemana lagi, Luna?" tanya Leona saat melihat anaknya turun dari tangga dengan pakaian rapih.

Kaluna menoleh, ia mendekati Leona. "Luna izin keluar bentar ya Mah, mau ke rumah temen."

"Jangan lama ya sayang, nanti papa-mu bisa marah kalau tau kamu pergi."

𝐆𝐄𝐋𝐎𝐎𝐅 𝐍𝐈𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang