⚖️ 37. Pelukan

63 20 1
                                    

⚖️⚖️⚖️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚖️⚖️⚖️

Aku benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi saat ini. Ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalaku. Kenapa Kak Julian bersikap seolah tidak mengenalku? Karena tadi, dia mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya padaku. Lalu yang paling aku tidak paham adalah, kenapa Kak Julian ada di sini? Maksudku, bukankah Jesseline sudah memiliki suami? Di mana suaminya? Ah, aku jadi pusing sendiri memikirkan itu.

Suasana jadi canggung di meja makan. Terlebih lagi, Kak Julian hanya diam dan melayani Jesseline yang super manja itu. Mengambilkannya makanan dan menyuapi Jesseline, seolah-olah aku ini orang asing yang tidak tahu apa-apa.

Oh, jadi begini sikap Kak Julian terhadap Jesseline. Aku kira hanya sebatas teman, ternyata mereka menjalin hubungan, yang bahkan setelah penghianatan Jesseline, Kak Julian bersikap seolah ia tak sakit hati.

Kak Julian diam dan tidak menyapaku, mungkin dia pura-pura tidak kenal dengan istrinya ini agar Jesseline tidak tahu kebenarannya. Hei, yang duduk di sebelahmu itu suamiku!

"Gue ambilin ini, ya, Je." Kak Natha dengan telaten mengambilkan aku beberapa lauk. Sekarang dia mengambilkan aku ayam kentucky dan sayur capcay.

"Nggak usah banyak-banyak, Kak, ini aja udah cukup," tolakku sebelum Kak Natha mengambilkan lebih banyak lauk yang ia taruh sesuka hati di piringku.

"Banyak juga nggak apa-apa, Je, kamu harus cobain semua masakan Tante, Julian juga setiap ke sini selalu suka masakan Tante, malah sering nih, bocah dua lomba makan," sahut mamanya Kak Natha, sedangkan Kak Julian hanya tersenyum canggung.

Berarti Kak Julian sering ke sini dan makan di sini, dong, kalau begitu? Pantas saja Kak Julian pandai memasak, bisa jadi dia belajar dari mamanya Kak Natha. "Mama, ih, bongkar aib, deh. Tapi iya tahu, Je, Juju ini juga masakannya enak banget! Beruntung, deh, yang jadi istri dia nanti." Jesseline mengimbuhi sembari melontarkan gelak tawa.

Beruntung? Wanita mana yang berada di posisi ini malah dikatakan beruntung? Kalau yang jadi istrinya Kak Julian adalah dia, mungkin bisa dikatakan beruntung. Namun, bagaimana denganku? Hanya bisa menelan pahit.

"Ah, enggak. Aku, kan, juga belajar masak dari kamu." Kak Julian menyanggah pujian yang dilontarkan oleh Jesseline. Ah, i see. Benar dugaanku tadi. Tak terbayang betapa romantisnya mereka, saat Jesseline mengajari Kak Julian memasak. Aku hanya perusuh yang datang saat mereka tak bisa bersama.

"Dimakan, Je." Perkataan Kak Natha membuatku yang tadinya melihat lama pada Kak Julian dan Jesseline, jadi terkesiap.

"Iya, Kak." Aku menurut dan makan dengan lauk yang diambilkan Kak Natha, tidak enak jika menolak. Keluarganya begitu menyambutku dengan baik dan ramah. Pun Jesseline yang cantik, baik, ramah, paket lengkap pokoknya! Lalu bagaimana jika nanti dia tahu kalau aku istri Kak Julian? Apa sikapnya akan berubah?

Penghujung Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang