Myung Jaehyun, si super clingy jika sudah dekat teman sekamarnya yang bernama Woonhak, 24/7 lengket bak permen karet selalu menempel.
[ ‼️ ] notes.
- don't forget to ur vote & comment.
- please don't plagiarism my story.
- woon (dom) ; jae (sub)
- d...
Woonhak kecil menggelengkan kepala melihat tetangga dirumah sebelahnya, Ia pusing melihat anak itu berlarian kesana kemari, padahal orang itu sedikit lebih tinggi daripada dirinya yang berarti lebih tua.
Sudah 8 tahun Ia terbiasa melihat tingkah aneh tetangganya, yang Ia tahu itu hanya kakak kelas berisik dengan 1000 tingkah random tak terduga.
Pasalnya Woonhak berisik juga tengil saat di sekolah, tapi ternyata tetangganya itu lebih berisik.
"Hai, aku Jeje"
Orang itu mengulurkan tangan ke arah Woonhak kecil, "Udah tau, Je. Siapa juga yang nggak kenal kamu?"
"Loh kamu kenal aku? Aku terkenal ternyata"
Kan.
Dengan percaya dirinya lelaki itu berkata sambil tertawa, memang cerianya selalu bertebaran dimana-mana.
"Je, aku bosen liat kamu tau. Aku jadi nggak punya temen, trus kamu ambil perhatian Papa sama Papiku juga, kamu rebut semuanya!" Kesal Woonhak kecil, emosinya meledak-ledak karena memang benar, semuanya Jeje rebut.
"Unak kenapaa? Aku ada salah 'kah sama Unak?"
Kini wajah Jeje nampak murung, mimik wajahya berubah menjadi begitu cemberut, sialnya ekspresi seperti itu yang membekas di dalam ingatan Woonhak.
Woonhak kecil diam, Ia tetap emosi walaupun ada rasa bersalah, Ia tak ingin meminta maaf karena memang Ia berfikir tak salah. Langkahnya langsung masuk ke dalam rumah besar miliknya, langkah anak TK itu begitu cepat berlari meninggalkan yang lebih tua.
Ia tak tahu, itu hari terakhirnya melihat Jeje. Hari dimana esok Jeje pindah tanpa aba-aba, dan tanpa informasi yang jelas.
Setelah kepergian Jeje keesokannya, baru Ia merasakan rasa sesal.
Padahal selama Woonhak tak ada teman, Jeje yang selalu berusaha menghibur walaupun Ia tak dekat. Jeje yang berusaha memberikan semangat pada saat dirumah berisik akibat pertengkaran orang tuanya, bahkan Jeje juga yang sesekali menawarkan snack ketika bermain di halaman rumah.
Harusnya dulu Ia mempertahankan orang itu sebelum pergi, harusnya.
Sekali lagi Ia tekankan, harusnya.
Woonhak kecil hanya bisa menangis menyebut nama Jeje di setiap rindunya, Ia ingin mengucapkan terimakasih ke orang itu.
Sampai dimana Woonhak beranjak dewasa, Ia sadar, Ia bukan hanya ingin berterimakasih, tapi dirinya juga ternyata merindukan Jeje sangat dalam.
Segala hal tentang teman kecilnya itu.
Hanya saja waktu itu masih kecil, jadi Ia tak berfikir akan lama merindukannya. Setelah umurnya masuk ke dewasa, Ia paham, ternyata memang Ia masih mengharapkan Jeje kembali.
Setidaknya jika Jeje kembali, Ia akan berterimakasih untuk kenangan masa kecilnya, ditambah pernah menjadi hal terindah pada masa kecil. Mungkin aneh jika disebut cinta pertama, tapi itulah adanya.
Setiap kali Jeje berinteraksi dengan teman lain, Ia bukan merasakan tak ditemani, tapi cemburu. Makannya Ia marah.
Aneh bukan jika anak TK saat itu sudah paham dengan kata cemburu? Karena itu, setelah besar semuanya terjawab.
Woonhak sebut orang itu cinta pertamanya, karena setelah kepergian Jeje, tak ada yang bisa menggantikan posisinya dalam perasaan sampai Ia lulus SMA.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
tbc.
mianhamnida karena jarang up, semoga suka ya sayang-sayangku 💐