Akhirnya sekarang aku sudah menjadi anak murid kelas 6.Saat kelas 5 aku dan Raksa berbeda kelas.Rasanya aneh tidak ada Raksa di samping tempat duduk ku.Meskipun saat istirahat dan pulang sekolah Raksa menemaniku.Bunda Risma tidak lagi menjemput Raksa semenjak kelas 5,Biar mandiri sendiri dan biar beli CD Tom And Jerry nya menggunakan uang sendiri.Kasian ya.Hahaha.
Tapi sekarang udah gak sedih dong,Raksa-nya udah selalu ada di sampingku.Layaknya kakak adik meskipun berbeda orangtua.
Namun ada yang berbeda selama 1 tahun ini semenjak berbeda kelas,Raksa sedikit mengurangi waktu bermain denganku.Jarang sekali Raksa bermain ke rumah sendirian,selalu saja sama Bunda Risma.Enggak tahu kenapa.
Mungkin karena berbeda kelas jadi Raksa begitu.Aku harap Raksa bisa main lagi bareng aku.
**
"LAKSA!!!" Aku menepuk pundak Raksa.Ia tengah membaca sebuah artikel di Mading sekolah.
"Singapore dikatakan yang terbaik dalam mengobati penyakit kanker"
Raksa hanya menggerakkan badannya sedikit dan menengok kearah ku.Sekarang Raksa semakin tinggi dan kacamatanya yang sedikit semakin tebal.Ia menatapku dengan mata yang sayup
"Kenapa Sha??" Raksa berbeda.Terlihat sangat berbeda.Terlihat lemah.
"Kamu sakit ya Lak?? Kok beda sih?? Gak kayak dulu? Ke UKS yuk,nanti Bunda Risma marah loh.." Aku memperhatikan setiap gerak-gerik Raksa,Tubuhnya semakin kurus dan terlihat tidak sanggup untuk berdiri.
Raksa berjalan menuju tempat duduk di dekat Mading.
"Gak usah Sha.. Nanti malah ngerepotin orang-orang.lagian bentar lagi juga mau masuk kelas kan.."
"Biarin lagi..kan kamu nya lagi gak enak badan kan?? Nanti Bunda Risma marah sama aku,ngebiarin kamu aja.Kita kan sahabat Laksa..Iya kan??" Aku berdiri didepannya.Laksa tidak menoleh sama sekali.Tertunduk saja.Nampak menutupi sesuatu.
"Udah kamu gak usah peduliin aku Sha..Kamu yang penting harus sehat.Jangan kayak aku.Bunda gak akan marah kok.Udah ya aku mau ke kamar mandi." Raksa langsung berdiri saat aku ingin menanyakan sesuatu terhadapnya.Ia sama sekali tidak melihat ke arahku.
"Yang penting kamu harus sehat.Jangan kayak aku??" Maksudnya apa?? Kan sakitnya paling demam sama batuk pilek aja..
Kringgg....Kringg....
Bel masuk membuyarkan semua pemikiranku tentang apa yang Raksa katakan.
"Udah lah biarian..paling dia lagi ngasih minyak kayu putih ke perutnya.Cepet masuk kelas aja deh dia."
======
"Bun..Masa dari semenjak aku sama Laksa satu kelas dia jadi bedaaa banget.keliatannya tuh kayak gak ada daya buat berdiri kalo berdiri paling cuma sebentar apalagi kalo olahraga pasti dia selalu izin dan Pak Sur juga ngizinin kan aneh ya bun..Bunda tau gak,kenapa??" Setelah membersihkan badan dan melaksanakan ibadah aku turun menemui Bunda yang sedang asik dengan snack dan TV yang menayangkan tutorial memasak.
Bunda sama sekali tidak menunjukkan ekspresi seperti ku yang sangat bingung.Bunda terlihat biasa saja,Malah terus asik dengan snacknya.
"Ihh Bunda.." Aku mengambil snack dari tangan Bunda.
"Kamu tuh ya.." Bunda memencet hidungku dan sekarang akupun bersin-bersin seperti biasanya.
"Haaaaciiiimmmm..."
"Tuh..kan bunda sih..Bundaaa tau gak Laksa kenapa??"
Bunda mengambil tissue untuk membersihkan sisa-sisa makanan di tangannya.
Menghela nafas.
"Kamu aja kali Sha yang ngerasa dia aneh,terus...mungkin Bunda Risma udah minta izin ke Pak Sur..Kamu jangan berpikir yang buruk-buruk dong.."
"Bunda telpon Bunda Risma deh..Tanyain Laksa kenapa..Please ya bun." Aku sangat-sangat memohon ke Bunda supaya Bunda mau menelpon Bunda Risma.
"Bunda Risma lagi sibuk ngurusin pasiennya sayangku.."
"Pasien??sejak kapan Bunda Risma jadi dokter?? Kan Bunda Risma usaha baju Bun.."
"Sejak 1 tahun yang lalu..udah yahh sayang,kamu ke kamar aja gak usah dipikirin yang aneh-aneh nanti kamu sakit" Bunda menatap ku dan mengelus-elus rambutku
Aku hanya mengangguk.
Berjalan menuju kamarku di lantai 2 dengan sangat terpaksa.Hanya ada suara pintu yang kubuka dan suara angin yang masuk melalui jendela yang ku buka.
Sunyi.
Aku membaringkan tubuhku di kasur.
"Masih kelas 6 dan sebentar lagi ada Ujian Nasional..Kenapa jadi banyak pemikiran yang gak seharusnya ada??" Tanyaku dalam hati.
======
3 minggu kemudian
"Gimana say?? Jadi harus keluar negeri??"
".................."
"Kenapa gak di Indonesia aja??"
".................."
"Ya say aku ngerti,aku harap berhasil ya dan bisa balik ke Indonesia.Dan pastinya aku akan jaga semuanya.Hati-hati say"
"................"
"Wa'alaikumussalam... Pasti."
Tanpa sengaja saat sampai dirumah setelah Ujian Praktek aku mendengar Bunda sedang menelpon seseorang dan aku juga tidak mengerti.
Kenapa gak di Indonesia aja??
Aku akan jaga semuanya.
Pasti.
Maksudnya apa?? Terus ekspresi Bunda juga tampak cemas.
"Bunda?? Telepon dari siapa??" Aku mendekati Bunda setelah Bunda meletakkan telepon rumah dan berdiam sejenak sebelum membalikkan badannya.
Tubuh bunda menunjukkan bahwa ia sangat terkejut dengan kedatangan ku.
"Ehh sayang..Udah pulang anak Bunda..Itu dari temen bunda,dia harus operasi di luar negeri..kasian banget Bunda..Mana Bunda gak bisa bantu karena harus ngurus kamu" Bunda mengecup keningku dan menunjukkan senyum yang terpaksa.
"Aku bisa kok Bun sendiri disini kalau Bunda mau nengokin temen Bunda..Nanti aku di sini sama Bunda Risma aja"
"Nanti ngerepotin,Bunda sama kamu aja,Jagain kamu biar kamu sehat." Bunda merangkul pundak ku dan mengantarkan ku ke kamar.
Bunda sedikit aneh.
Nampak menutupi sesuatu.
Sekarang aku mengerti apabila Bunda sedang merahasiakan sesuatu.Aku kan sudah besar.
**
"Bun...Raksa masa gak masuk-masuk sih bun?? Semenjak awal Ujian Praktek.Empat hari lagi kan mau Ujian Nasional." Bunda terdiam saat aku menanyakan tentang Raksa yang sudah 3 minggu tidak masuk.
Bunda kembali mendekatiku.
"Bunda udah lama gak terima kabar dari Bunda Risma..Mungkin dia pindah ke luar kota.Kamu ganti baju dan Shalat dulu ya nanti turun lagi untuk makan siang.Kamu harus sehat..Hayo empat hari lagikan mau UN"
======
Semoga semuanya Enjoy dengan cerita saya ^^
Terimakasih, Xobang
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadel Love (Pending)
Teen Fiction"The time already changed but the heart still remember that time" Masa indah selalu terjadi begitu cepat, waktu berlalu sangat cepat. Datang dan pergi seperti sesuka hati. Mencintai memang butuh perjuangan. Terasa hanya ingin orang-orang yang menci...