Setelah kejadian orang aneh yang tadi menelponku, Aku berniat untuk tidur saja dan siapa tau nanti malam ada mood untuk belanja atau berkeliling Bandung.
Ditengah tidur yang nyenyak dan tentram, seketika...
Ting Tong... Ting Tong... Ting Tong
Aku biarkan saja bunyi bel itu, karena aku tau pasti itu bunda yang lagi iseng. Tapi, bel nya justru semakin membuat tidurku tidak nyaman lagi.
"Bunda... Kalau mau masuk ya masuk aja. Jangan iseng." Aku berusaha berteriak namun karena bangun tidur, jadi suaranya serak tidak jelas.
Ting Tong... Ting Tong... Ting Tong...
Karena Aku kesal dan sangat terganggu, akhirnya Aku bukakan pintu kamar hotel. Dan Aku hanya melihat seorang anak laki-laki tanpa ibu atau ayahnya yang mendampinginya.
Anak laki-laki didepanku hanya tersenyum sambil menyipit-nyipitkan matanya.
"Kamu sama siapa? Emang berani kesini sendirian?" Aku memunculkan kepalaku keluar kamar dan melirik ke kanan dan ke kiri, memang tidak ada siapa-siapa.
"Sama kakak Aku. Emang kakak berani di kamar sendirian?"
Malah balik nanya.
"Nama kamu siapa? Aku gak kenal kamu loh, kok tiba-tiba kamu mencet bel kamar ini?"
"Nama Aku Rama, Kak. Dadah..." Dia langsung berlari menuju keujung lorong hotel dan berbelok ke arah kiri.
Aneh banget. Berani pula lagi sendirian.
Aku menutup pintu kamar dan kembali ke kasur.
Lama-lama boosan di dalam kamar. Tapi bingung mau kemana. Bunda aja belum pulang dari tadi. Kalau buka handphone, nanti ada orang aneh lagi. Hm, mending muterin lantai-lantai di hotel ini aja kali ya?
Aku pun merapikan rambutku yang sedikit berantakan dan membawa handphoneku dan mengaktifkannya lagi buat jaga-jaga aja.
Gak ada siapa-siapa. Berani banget tadi si Rama kecil itu.
Drett.. Dreett.. Drrett..
Handphone ku bergetar dan ini dari bunda.
"Halo, bun? Aku bosen nih bun. Mau jalan-jalan." Aku berhenti disalah satu kamar hotel yang kira-kira berbeda 3 kamar dari kamarku.
"Tuh kan, bener apa kata bunda. Lagian sih kamu aneh-aneh aja sok-sok an moody an begini." Terdengar cukup ramai dimana bunda sekarang berada.
"Rame banget sih, bun. Mending bunda ke hotel lagi terus nanti kita jalan."
"Yah, bunda gak bisa sayang. Ini lagi ngumpul sama temen bunda."
Bunda langsung mematikan handphone nya dan hal ini cukup aneh.
Terpaksa, akhirnya Aku memulai perjalanan untuk mengelilingi setiap lantai di hotel ini. Tak ada yang menarik.
Aku memutuskan untuk menuju ke lantai bawah, siapa tau ada yang menarik terlagi makanan yang unik.
Saat Aku menunggu lift yang tak kunjung terbuka, seketika ada yang memecahkan suasana yang sangat sepi.
"Mau kemana, Sha?"
Aku pun langsung menoleh kearah suara, tapi saat kucoba untuk mengenali wajahnya, Aku sama sekali tidak mengenalinya.
"Maaf, mungkin mas ini salah manggil orang ya? Tapi, emang saya suka dipanggil 'Sha' sih..." Aku memberikan senyumku dan memperhatikan lagi wajah lelaki yang saat ini berada didekatku.
"Ahh, iya. Maaf-maaf sepertinya saya salah orang,"
"Oiya, kita belum kenalan, nanti gak sayang lagi," Aku sedikit terkikik dengan kata-kataku sendiri.
"Nama saya, Rusdi."
Kemudian lift terbuka dan aku bersama Rusdi, masuk secara bersamaan. Dan aku memberi tau kan namaku
"Kalau saya, Shaman. Namanya kayak laki-laki, kan?"
Rusdi tidak membalas perkataanku.
"Mau ke lantai berapa, Rus?"
Aku menekan tombol yang menuju ke lantai dasar.
Masih juga tidak ada balasan, kemudian aku menengok kearah Rusdi dan dia hanya menatapku dengan pandangan yang tak bisa digambarkan, entah bingung, terpesona, aneh atau apapun.
Lift pun terbuka dan Rusdi masih pada posisinya, aku pun menarik tangan nya keluar dari lift dan baru lah ia sadar dan terlihat sedikit panik.
"Kamu gak kenapa-kenapa, kan?"
Jujur, ini baru pertama kalinya terasa akrab dengan orang baru dan langsung menggunakan 'aku-kamu'
Rusdi menggeleng dan ia melihat kearah tangan ku yang masih memegang pergelangan tangannya.
Aku pun melepaskan tanganku dan tersenyum.
"Kayaknya, pertemuan kita cuma sampai disini deh, Rus. Salam kenal ya."
========
Muncul lagi orang baru ckck, maklumin ya. Pengen buat riweh cerita tapi jadinya bingung sendiri.
Happy reading 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadel Love (Pending)
Ficção Adolescente"The time already changed but the heart still remember that time" Masa indah selalu terjadi begitu cepat, waktu berlalu sangat cepat. Datang dan pergi seperti sesuka hati. Mencintai memang butuh perjuangan. Terasa hanya ingin orang-orang yang menci...