10.

240 29 2
                                    

Dengan mata yang masih terpejam, Minjeong mengerang dan semakin mengeratkan pelukannya.

Tunggu..

Pelukan?

Ia langsung membuka matanya, mendapati kepalanya berada di dada Jimin, dengan satu lengan Jimin yang merengkuh tubuhnya. Sedang satu tangan Minjeong melingkar di perut rata wanita itu dan tangannya ternyata sedari tadi meremas kaos Jimin.

Ya Tuhan.. sejak kapan kita tertidur dengan posisi seperti ini?

Terakhir yang Minjeong ingat hanyalah percakapannya dengan Jimin tentang Yizhuo, dan setelah itu, entah.. ia yakin jika dirinya ketiduran di sela pembicaraan mereka.

Tapi kenapa posisi tidur kita bisa seperti ini?

Mata Minjeong bergerak keatas. Ia pun mendapati Jimin yang masih tertidur dengan lelapnya. Tanpa ia sadari, ia menarik kedua ujung bibirnya keatas, tersenyum melihat wajah Jimin yang nampak polos.

Aigoo.. ini bukan saatnya!! Akan sangat memalukan jika aku tidak segera bergerak sebelum Jimin bangun!!

Dengan berhati-hati, Minjeong berusaha menggerakkan tubuhnya. Namun, tiba-tiba saja Jimin mengeratkan pelukannya, merapatkan tubuh Minjeong padanya.

"Min?" Jimin mengerang lirih.

Kedua mata Minjeong sudah membulat sedari tadi. Tubuhnya membeku, dan dia bingung harus berbuat apa di saat seperti ini. Benar-benar sangat canggung!!!

"U-umm.. ne.." Minjeong menjawab dengan suara yang begitu pelan.

"Sudah bangun?" Tanya Jimin dengan mata yang masih terpejam rapat. Satu tangannya yang memeluk tubuh Minjeong malah mengusap lengan atas Minjeong dengan lembut. Membuat wanita itu semakin gugup dibuatnya.

Minjeong tidak bergerak sedikitpun. "E-eemm.. ne.." jawabnya.

Perlahan Jimin membuka matanya.

"Selamat pagi.."

Sontak Minjeong mengangkat wajahnya. Mendapati Jimin tersenyum lucu kearahnya. Entah kenapa rasa gugup itu hilang. Minjeong pun ikut tersenyum tanpa ragu.

"Selamat pagi, Jimin.."

Jimin terkekeh dengan mata yang kembali terpejam.

"Aigoo.. aku masih mengantuk." Gumam Jimin dengan tangannya yang lain mengusap wajahnya kasar.

"Memangnya semalam kau tidur jam berapa?" Minjeong akhirnya menggerakkan tubuhnya seolah melupakan kecanggungan yang ia rasakan sebelumnya.

"Sepertinya tak lama setelah kau tertidur. Aku juga tidak ingat. Sepertinya aku juga ketiduran."

Minjeong terkekeh. Ia mencubit pelan pipi Jimin.

"Kajja.. kita harus berangkat ke kantor."

"Aku masih ingin tiduurr.." rengek Jimin.

Minjeong hanya terkekeh. Ia beranjak dari posisi tidurnya dan menatap Jimin.

"Tidurmu sudah cukup Jimin.. kajja kajja.." Minjeong memukul-mukul pelan lengan Jimin, membuat wanita itu akhirnya menggerakkan tubuhnya dan mengerang protes.

Namun demikian, Jimin menuruti perkataan Minjeong.

"Jimin.. apakah kau punya sikat gigi baru?" Tanya Minjeong. "Bolehkah aku menumpang mandi?" Lanjutnya tanpa menunggu jawaban dari Jimin.

"Tentu saja.." Jimin berjalan menuju lemari pakaiannya dan mengambil sebuah handuk baru, juga sikat gigi baru. "Jjaa.. kau bisa mandi duluan." Ucapnya sambil memberikan handuk dan sikat gigi itu pada Minjeong.

SPARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang