Pagi ini, Minjeong nampak resah di meja kerjanya. Beberapa kali ia mengecek jam di handphonenya. Jimin belum terlihat, dan tidak biasanya bosnya itu datang terlambat.
Kemarin, Minjeong memaksa Jimin untuk makan siang dan makan malam bersama. Pikirnya, jika dia tidak sampai memaksa Jimin, wanita itu akan lebih memilih tenggelam dengan berkas-berkas pekerjaannya dan lupa jika lambungnya kosong hampir seharian. Dan yang membuatnya khawatir adalah, apakah Jimin semalam bisa tidur nyenyak?
Minjeong masih ingat betul ucapan Dokter Son; Jimin masih belum bisa mengendalikan diri sepenuhnya. Apa yang ia lakukan selama ini tak lain menjaga peninggalan kedua orangtuanya. Ia sendiri sampai tidak tahu kehidupan seperti apa yang sebenarnya tengah ia jalani.
Sekuat tenaga ia mempertahankan warisan Appanya ini, sampai-sampai Jimin kehilangan arah. Ia mungkin bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya ia inginkan..
"Min.."
Minjeong langsung mengangkat wajahnya dan menemukan wanita yang sedaritadi memenuhi kepalanya sudah berdiri di depan meja kerjanya. Wajahnya terlihat kusut dan lesu. Bahkan tidak terlihat sedikitpun senyuman di wajahnya.
"Maaf jika aku terdengar merepotkan, bisakah kau membelikanku greentea hot? Aku membutuhkannya pagi ini.." pinta Jimin.
Minjeong langsung berdiri dan mengangguk.
"Tentu saja, Nona Yu." Jawabnya. "Apakah Nona Yu sudah sarapan? Kalau belum, saya juga bisa membelikan Nona Yu sarapan."
Tapi Jimin menggeleng.
"Itu saja, Min.." Jimin langsung membalikkan tubuhnya dan hendak berjalan ke ruang kerjanya. Namun ia menghentikan langkahnya dan kembali menatap Minjeong. "Nanti langsung masuk saja ke ruanganku."
Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangannya, sedang Minjeong mematung ditempatnya berdiri. Jimin tidak baik-baik saja..
Tanpa menunggu lama, Minjeong pergi membeli apa yang diminta Jimin, dan tentu saja, ia juga membeli apa yang tidak diminta Jimin, sebuah chicken wrap, sarapan yang sederhana dan Minjeong yakin betul Jimin pasti akan menolaknya. Tapi dia pasti akan tetap memakannya jika aku memaksa..
***
Jimin menatap chicken wrap diatas mejanya, dan kemudian kembali menatap Minjeong.
"Aku tidak lapar, Min.." ucap Jimin singkat.
Jawaban yang sudah kuduga, batin Minjeong.
"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.." jawab Minjeong dengan senyum yang begitu tulus. "Aku tahu saat ini pikiranmu sangat penuh, sampai-sampai perutmu yang kosong juga ikut terasa penuh. Tapi, menyiksa dirimu seperti ini juga tidak akan memberikan keuntungan apapun."
Jimin menggenggam cup greenteanya dengan cukup erat dan tertunduk.
"Aku juga yakin, semalam kau tidak bisa tidur, bukan?" Ucap Minjeong lagi.
Jimin bergeming, membuktikan jika ucapan Minjeong tepat mengenai sasaran.
"Mian jika aku terdengar cerewet.." kata Minjeong. "Aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu." Lanjutnya. "Aku permisi dulu, ne. Jika kau membutuhkan sesuatu, jangan ragu mengatakannya padaku.."
Minjeong membungkuk dan kemudian membalikkan tubuhnya.
"Min.."
Mendengar Jimin memanggil namanya, Minjeong langsung menghentikan langkah dan kembali berbalik kearah Jimin. Wanita itu menatap Minjeong dengan ekspresi yang cukup menyedihkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SPARK
FanfictionLight up your heart So I can see you shining Say what you see Try feeling me wherever you go Connect to my heart I want you to learn Every little thing about our love Illuminate the night Breathe into my soul One little Spark is all I need A fire bu...