Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━━━━━━━ ❬ tampan sekali ❭
❛ piearinejjang
GAUN putih itu tak bosan ia pandangi. [Name] hampir tidak bisa tidur malam ini karena terus kepikiran hari esok yang tak dirinya ketahui bagaimana jalannya.
Bagaimana ia akan menyabut Tuan Muda, bagaimana rupa rupawan Tuan Muda, apakah mereka berdua bisa berteman. Tunggu, teman?
Anak itu langsung menggeleng kuat kepalanya. Kerap ia diperingatkan untuk memberikan hormat setinggi-tingginya untuk seorang Bangsawan. Bangsawan itu makhluk berkasta yang sangat arogan.
Tidak mungkin dirinya akan berhubungan dengan para Bangsawan dan [Name] tidak akan mau.
Walaupun tidak kebanyakan dari mereka kejam, setidaknya sifat arogan masih melekat pada diri mereka.
Lagipula, mengapa [Name] terus memikirkan Tuan Muda yang mana seorang bangsawan?
Untung saja kesadaran dirinya langsung sembuh.
Anak mungil itu memandang jendelanya yang tertutupi tirai beberapa kali bergoyang karena tiupan angin. Walaupun dingin, dirinya aman dan tenang di sini.
[Name] tenggelam dalam selimut, ia hendak pergi ke alam mimpi secepatnya agar besoknya tidak kesiangan.
⸙͎۪۫ ────────┈
SURAI pirangnya ia kepang satu, ilmu yang didapatkan dari Sara, pelayan murah hati Henituse.
Berkali-kali [Name] memutar badannya untuk melihat gaun yang ia harapkan mengembang. Ya, sedikit berhasil.
Panggilan dari Paman Bill mengalihkan tujuannya, ia segera menghampiri.
Mereka berdua pergi ke bangunan megah yang cukup jauh dari tempat tinggal sederhana itu.
Walaupun ekspresi para pekerja begitu tenang, mereka tak dapat menyembunyikan perasaan penasaran.
Tak jauh dari gerbang yang perlahan dibuka, cahaya matahari seolah menyoroti tokoh utama yang tiba.
Akhirnya, sekian lama [Name] menunggu, dirinya akan melihat langsung Tuan Muda yang diagung-agungkan wilayah Henituse.
Kaki itu menginjak tangga kereta dengan anggun, semilir angin menerpa tiap helai surai merah darah yang perlahan bersentuhan dengan cahaya. Pahatan sempurna dari setiap sisi itu membuat [Name] mustahil untuk mengalihkan pandangannya.
Anak itu membatu, perasaannya merasa aneh, nafasnya tercekat kala tak sengaja menatap mata rubbish-grey itu. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu, namun kenapa seolah ia merasa akrab.
Perasaannya begitu rancu hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.