6. Hold my hand

11 0 0
                                    

Bulan menghampiri papah nya lalu menyalami tangan kedua orang tua nya. " Papah udah pulang? kok gak ngabarin aku dulu sih" Ujar bulan sambil cemberut.

" Iya papah sengaja enggak ngasih tau kamu soalnya biar surprise" Balas papahnya sembari tersenyum lebar. " loh ini siapa lan?" Tanya papah nya yang menyadari ada cowok yang mengantar anak nya.

Bintang maju dan memperkenalkan diri sambil tersenyum. " Saya bintang om" Jawab bintang dengan menyalami tangan papahnya bulan.

" Wah cocok ya nama kalian, kamu ada hubungan apa sama bulan?" Tanya papah nya lagi.

Bintang berdiri kikuk ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal bingung ingin menjawab apa. " Kami...kita"

" Temen pah" Jawab bulan cepat memotong omongan bintang sambil mengedipkan matanya. " Iya kan?" Tanya bulan pada bintang.

" Iya om kami cuma teman" Balas bintang mengikuti raut wajah bulan.

" Mantan pah" celetuk mamah bulan dan ia langsung menutup mulutnya." upsi" Ujar mamah nya sambil menutup mulutnya dengan tangan nya.

Bulan menoleh pada mamah nya dengan panik. Ia takut jika papahnya tahu tentang hubungan mereka. " A,... anu itu,.." Ucap bulan panik memberi penjelasan kepada papah.

" Loh, Udah mantan? Papah aja gak tau loh kalo kalian pacaran" Ujar papah nya pada bulan.

Bulan dan bintang bingung ingin berekpresi seperti apa. " Kita berdua memang sudah putus om tapi sekarang kami masih berteman baik om" Ucap bintang menjelaskan.

Candra papah nya bulan mengangguk mengerti. " oh gitu bagus dong" Ujar papah nya sambil tersenyum. Bulan yang melihat itu menghembuskan nafas lega.

" Yaudah om karena udah malem saya pamit pulang ya om" Ucap bintang meminta izin untuk pulang.

" oh iya hati-hati ya, terimakasih udah anterin bulan" Balas papah nya. Bintang menyalami tangan kedua orang tua bulan dan setelah itu ia menaiki motor nya dan melaju ke rumah nya.

Bulan dan orang tua nya masuk kedalam setelah bintang pergi meninggalkan rumah mereka. "Istirahat ya lan" Ucap papahnya pada bulan sambil mengelus kepala bulan dengan sayang.

" iya pah" Balas bulan. Bulan masuk ke kamar nya dan menghembuskan nafas lega ia pikir papahnya akan memarahinya karena pulang malam apalagi ia pulang dengan laki-laki tadi. " huh untung papah gak marah" Ujar nya sambil mengelus dada nya.

✨🌙✨🌙✨🌙

Matahari terbit dengan cerah pagi ini bulan di kamar nya sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Ia duduk di depan meja rias dan memakai lipstik di bibirnya. " Cantik" Gumam nya sambil tersenyum melihat pantulan wajah nya di cermin. Setelah selesai ia turun ke ruang makan untuk sarapan.

" Pagi mamah papah" Sapa bulan dengan senyum ceria pada mamah dan papah nya. Kemudian ia duduk bersama orang tua di Maja makan untuk menikmati sarapan.

Selesai sarapan bulan keluar diikuti oleh papah dan mamah nya. Ia mengambil motor nya membuat papah nya yang melihat itu menggeleng heran. " masih aja kamu pake motor itu lan" Ujar papahnya.

Bulan menoleh. " iya pah sayang soalnya kalo gak di pake" Jawab bulan sambil menghampiri papahnya.

Papah nya merasa bersalah kepada anak nya karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya sampai-sampai ia kurang memperhatikan fasilitas yang seharusnya ia beri untuk anak nya. Candra menghela nafas panjang." Biar papah beliin yang baru ya?" Ujar papahnya sambil mengusap kepala anaknya.

Binar gembira terbit di mata bulan." Beneran pah?!" Tanya bulan saking senangnya.

Papah nya membalas dengan anggukan kepala nya. " iya" Jawab papah nya dengan senyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan untuk Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang