73. When Hearts Speak to Break The Wall

22 2 0
                                    

Rumah ini terasa lebih ramai dan menyenangkan dari biasanya. Mbah Yo yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar pun, ikut makan malam yang terlalu cepat di meja makan. Tante Lily dengan telaten menyuapi ibu mertuanya. Mbah Yo yang pendengarannya sudah nyaris nggak berfungsi, sesekali menimpali obrolan dengan ucapan yang nggak nyambung sama sekali. Tapi, kami menghargai orang paling tua di rumah ini tersebut.

Berbagai topik cerita bergantian mengalir di ruang makan. Nggak sepenuhnya aku paham semua obrolan yang terjadi di meja makan ini, seperti saat Pak Yudis dan Om Nafi yang bersemangat membahas klub bola. Aku memilih diam dan memandang Pak Yudis berbicara dengan semangat.

Baru kali ini, aku melihat Pak Yudis dengan berbagai ekspresi yang berganti dengan cepat. Saat menceritakan klub bolanya berhasil menang, matanya berbinar seperti bocah yang berhasil mendapatkan mainan impiannya. Tapi, begitu cerita beralih ke kekalahan klub bolanya, mata itu berubah sendu dengan bibir tanpa senyuman sama sekali.

***

Happy reading!
Bab ini dihapus sebagian karena pindah ke Karyakarsa.
Akun Karyakarsa : Franciarie
❤❤❤

Sugar Baby Wanna Be (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang