P21 : Like I'm Gonna Lose You

59.7K 3.1K 442
                                    

"I love you because I love you. Because it would impossible for me not to love you. I love you without question, without calculation, without reason good or bad, faithfully, with all my heart and soul, and every faculty. Believe it, for it is true. If you cannot believe, I being at your side, I will make a drastic effort to force you to do so." – Juliette Drouet.

**

Khea menghembuskan nafasnya berkali-kali sebelum akhirnya memberanikan diri mengangkat kepala untuk menatap Dave dan Erga yang duduk di seberangnya.

"Khea menolak beasiswa itu." Ucapnya tenang. Di sebelahnya Fiona mengelus lengannya dengan lembut, memberi kekuatan untuk menghadapi dua pria dengan aura mengintimidasi di depan mereka.

"Sudah jelas sekali," potong Dave, "karena Abang nggak akan tahu tentang beasiswa ini kalau Abang nggak sengaja menemukannya." Lanjutnya dingin.

"Bang," Khea menatap Dave penuh permohonan, "Khea sudah berusia 23 tahun. Apakah Khea tidak boleh mengambil keputusan sendiri untuk diri Khea?"

Ucapan Khea sepertinya justru menyulut api. Terlihat dari dagu Dave yang mengeras dan tatapannya yang berubah menjadi dingin.

"Kalau kamu mengambil keputusan dengan baik, apakah menurutmu Abang akan marah seperti sekarang?" tanya Dave setengah menggeram.

"Khea mengambil keputusan yang baik," balas Khea dengan berani, "Khea hanya tidak mengambil keputusan sesuai dengan keinginan Abang. Jadi tidak peduli sebaik apapun keputusan yang Khea ambil, Abang tetap akan marah karena Abang berharap Khea menerima beasiswa itu!"

"Oke! Sekarang jelaskan, apa alasan kamu menolak beasiswa ini? Selain Erga tentunya." Ucap Dave dengan dingin.

"Dave!" Bentak Erga yang sedari tadi diam. Baik Khea maupun Fiona menatap Dave dengan pandangan tak percaya.

"Abang tahu," Khea mulai meneteskan airmatanya, ia tidak pernah tahan bertengkar dengan Dave. Ia terlalu menghormati pria itu untuk bisa melawannya. "sebenarnya Abang egois! Abang selalu menjadikan hubungan Khea dan Erga sebagai kambing hitam untuk setiap masalah!" ucap Khea dengan suara bergetar. "Apakah salah kalau Khea menolak beasiswa itu karena Khea nggak mau jauh dari Erga?"

"Memang benar, dia kekasihmu!" Dave menunjuk Erga dengan marah, "Tapi masa depanmu ada ditanganmu sendiri nona Kiara Pranata! Bukan di tangan Erga atau laki-laki lain!" bentak Dave.

"Kau keterlaluan Dave!" Erga meraung tak terima, "Apa kau benar-benar sudah berubah menjadi seorang brengsek sekarang sampai kau menyakiti Adikmu sendiri?"

"Kau tahu kan kalau aku benci kebodohan?!" Dave balas berteriak pada Erga, "Dan alasan Khea menolak beasiswa ini terdengar sangat bodoh untukku! Kalian bisa tetap pacaran meskipun dia menerima beasiswa ini! Demi Tuhan, ini hanya setahun!"

"Abang nggak pernah percaya sama Khea!" Khea menjerit frustrasi, membuat kedua pria yang hampir baku tinju itu menoleh padanya, "Abang tahu apa masalah Abang? Abang selalu merasa kalau Erga merebut Khea!" teriak gadis itu. "Abang selalu merasa kalau setiap keputusan yang Khea ambil hanya untuk Erga!"

"Kalau begitu, beri aku alasan lain atas penolakan beasiswa sialan ini Kiara!" bentak Dave sambil menggebrak meja.

"Dave?" Fiona terbelalak, tak percaya Dave akan sekasar ini. Ia memeluk Khea yang gemetar di sampingnya.

Khea menghapus airmatanya, "Abang sebentar lagi akan menikah, punya keluarga dengan Kak Fiona. Dan Khea tidak termasuk di dalamnya. Khea bukannya nggak bahagia karena Abang menikah, Khea bahagia, bahkan sangat bahagia. Tapi setelah ini semuanya nggak akan sama lagi Bang. Karena setelah ini Abang adalah seorang suami yang bertanggungjawab pada istrinya, dan Abang adalah seorang Ayah yang bertanggungjawab pada anaknya. Khea hanya ingin," ucapan Khea terputus karena ia tersedak airmatanya sendiri. Ia mulai sulit bicara sekarang, "Khea hanya ingin sedikit lebih lama lagi bersama Abang. Khea hanya ingin menikmati dan menghargai waktu-waktu terakhir kita sebelum Abang menjadi kepala rumah tangga. Kalau Khea pergi ke Austria, Khea akan kehilangan semua itu. Jangankan waktu bersama Bang Dave, ketika keponakan Khea lahir nanti pun Khea tidak akan bisa melihatnya." Ucap gadis terbata-bata, namun berhasil membuat Dave terhenyak di kursinya.

Players - Bad Boys Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang