P12 : Quality Time

60.3K 2.7K 83
                                    

"Your past is just a story. And once you realize this, it has no power over you." - Anonymous.

Erga memperhatikan Khea yang tertidur sambil bersandar di pundaknya. Wajahnya tampak lelah namun tenang. Tangannya yang langsing memeluk perut Erga dengan erat. Seakan dalam tidur sekalipun, ia begitu takut Erga akan melepaskan pelukannya.

Erga tersenyum melihat Khea mengucek wajahnya sambil mengomel pelan. Dengan lembut disingkirkannya poni gadis itu karena sepertinya helaian yang jatuh ke wajah gadis itulah yang membuat ia mengomel dalam tidurnya.

Pelan Erga merogoh sakunya untuk memeriksa handphonenya. Tadi benda itu bergetar beberapa kali namun ia tidak sempat memeriksanya karena perdebatannya dengan Khea. Erga mengernyit saat melihat kalau ia mendapat tiga pesan sekaligus. Satu dari grup dan dua pesan pribadi.

Dave Pranata : "Ada masalah di bar."

Jonathan Miguel : "?"

Evan Brahmanta : "Ada apa Dave?"

Evan Brahmanta : "You have no manner, Jo!"

Dave Pranata : "Ada beberapa bocah yang berhasil menyusup. Arka di kantor polisi sekarang. Aku akan menyusulnya."

Jonathan Miguel : "Kirim alamatnya. Aku akan ke sana sekarang."

Evan Brahmanta : "Am just landed. Tapi aku akan ke sana sekarang."

Dave Pranata : "Take a rest, Evan. Kau pasti jetlag. Aku dan Jo akan mengurus masalah ini."

Evan Brahmanta : "Sweet as always, ma babe Dave. Ilysm. Btw, where is my soulmate?"

Jonathan Miguel : "Keluar kota."

Evan Brahmanta : ":( Ouch. I miss him so bad."

Erga mendengus dan tersenyum tipis. Evan dan sikap kolokannya. Pria itu pula yang mengganti nama kontaknya menjadi 'Soulmate' di handphonenya. Menurut Evan, mereka adalah belahan jiwa yang terpisah selama puluhan tahun, hal itu bisa dilihat dari inisial nama mereka yang sama. Kemudian Jo menyindirnya dengan mengatakan kalau Erga dan Evan sudah saling mengenal sejak SD, mereka hanya tidak akrab saja. Sampai kemudian mereka berempat bertemu di sekolah menengah pertama yang sama dan mulai akrab sejak itu, bahkan tidak terpisahkan. Jadi teori Evan mengenai soulmate yang terpisah selama puluhan tahun sama sekali tidak benar.

Evan melempari Jo dengan buah apel karena bantahan pria itu dan apel tersebut mendarat tepat di kening Jo, membuat Jo murka seketika. Akhirnya mereka saling memiting di atas kasur, berusaha mengalahkan satu sama lain. Dave yang sedang tidur tertimpa oleh tubuh kedua temannya dan mengomeli keduanya karena bersikap seperti anak kecil. Erga ingat sekali, Jo dan Evan duduk diam di atas kasur dengan Dave yang marah-marah pada mereka. Keduanya seperti anak kecil yang sedang dihukum oleh Ibunya, pasrah.

Tidak ada yang berani melawan Dave kalau pria itu sudah marah. Ia adalah penegak keadilan, pemecah segala masalah sekaligus tonggak dalam persahabatan mereka. Tidak heran kalau mereka menghormati Dave dan sering berlari pada pria itu bila mereka memiliki masalah.

Erga menghela nafas dan kembali menatap Khea yang mendengkur halus. Pelan ia mengecup kening gadis itu.

Dan bagaimana reaksi Dave kalau tahu adiknya berpacaran dengan Erga? Apakah ia akan tetap tenang seperti biasanya? Sepertinya tidak. Pria itu pasti murka. Dan tidak ada yang lebih mengerikan dibandingkan kemarahan orang-orang pendiam dan tenang seperti Dave.

Erga mengembalikan perhatiannya pada handphone, teringat ia masih memiliki beberapa pesan lagi.

Evan Brahmanta : "For God's shake, Ga!! Khea? Are you fuckin crazy? She is our sister! My Princess! Kalau Dave menghajarmu, aku tidak akan membelamu."

Players - Bad Boys Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang