First Date

96 1 5
                                    

       Jam dua belas adalah jadwal Lily untuk membantu Darren menyelesaikan tugasnya, mau tak mau ia menerima ajakkan Darren dari pada ia hanya diam di rumah sakit bersama bibinya lebih baik dia ikut dengan Darren.

Hampir setiap hari Siena Thompson datang menjenguk Marry, entah apa yang mereka bicarakan setiap hari, dan juga –Si kunyuk itu, dia ikut-ikutan juga datang ke rumah sakit.

“Hei Carter, nanti kau ada waktu tidak?” ujar Rick tiba-tiba

“Aku sibuk” jawab Lily

“Yang benar saja? Bukankah kafe tempatmu bekerja hari ini libur?”

“Dari mana kau tahu?”

“Bibimu memberitahuku”

Apa lagi sih mau si kunyuk itu, jangan-jangan ia mau balas dendam atas apa yang Lily lakukan selama ini, huh ia harus menjauhi Rick!

“Oh, begitu ya sudah sampai nanti ya” ujar Lily lalu kabur

Rick hanya melengo melihat Lily kabur begitu saja, padahal Rick hendak mengajak Lily jalan-jalan.

Sekolah Darren memang bagus sekali, pantas saja ia kan orang kaya, batin Lily dalam hati.

Beberapa menit kemudian, pintu gerbang sekolah itu terbuka dan para siswa-siswa keluar, sudah waktu pulang rupanya.

Mata indah Lily mengerjap-ngerjap mencari sosok Darren, tiba-tiba ada tangan yang menyentuh pundaknya.

“HEI!” ujar Darren mengejutkan Lily

Lily terkaget-kaget sampai ia nyaris terjatuh

“Oh, maafkan aku” ujar Darren. “Aku pikir kau tidak akan datang” lanjutnya

“Aku bukan orang yang dengan mudah melanggar janji!” ucap Lily

“Baguslah kalau begitu, sekarang ikut aku!” ujar Darren dengan menarik tangan Lily

Darren menyeret Lily masuk ke mobil pribadinya, Darren diantar jemput oleh seorang sopir.

“Kau seperti ingin menculikku saja sih”

“Kita harus cepat-cepat, sebelum Amanda menemukanku”

“Seliar itukah Amanda?”

“Ia lebih liar dari seekor singa” jawab Darren

Lily hanya terkikik geli, dasar Darren.

“Hmm, kira-kira tempat yang banyak objek indahnya dimana ya?” tanya Darren

“Taman kota!” ujar Lily

“Hah? Kau yakin di Taman Kota?”

“Ya” jawab Lily

Sampailah mereka berdua di taman kota yang sepi, mungkin karena bukan hari libur, jadi terlihat sepi.

“Di sini pemandangannya lumayan kan?” Tanya Lily

“Yaa, lumayan sih” Jawab Darren sambil mengeluarkan kamera slr nya.

Lily hanya diam memperhatikan Darren mengambil foto pemandangan di sana, ‘Untuk apa sih dia mengajakku? Aku tidak ada kerjaan di sini, hanya mengikutinya saja.’ Ujar Lily di dalam hati.

Darren memang terlihat seperti fotografer profesional, ia benar-benar hebat dalam masalah fotografi.

Sudah hampir satu setengah jam mereka berkeliling taman untuk mencari objek yang pantas difoto.

“Hmm, Lil?” gumam Darren

“Apa?”  jawab Lily dengan tampang kusut karena dari tadi ia hanya membuntuti Darren dari belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're The Only ExceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang