Lily, Darren and Rick

122 2 0
                                    

“Ini dia” ucap Lily sambil meletakkan sepotong pizza di depan bibinya

“Thanks Lily” ucap Bibi senang “Rasanya aku sudah baikan” lanjutnya

“Hmm, baguslah kalau begitu”

“Pulanglah, kau tak mungkin menginap di sini kan? Lagipula aku sudah baik-baik saja”

“Aku tidak usah sekolah besok, aku akan menjagamu sampai kau sembuh” ucap Lily

“No Lily! Orang tuamu menjagakan mu kepadaku agar kau selalu rajin bersekolah, jangan karena aku sakit seperti ini kau bisa seenaknya saja membolos!” ucap Bibi Marry marah

“Mengapa tidak mereka sendiri saja yang menjagaku? Mengapa harus kau?!” ucap Lily marah lalu meninggalkan ruangan

Rasanya Bibi Marry sudah melakukan satu kesalahan, yaitu menyebut kata ‘orang tuamu’ di depan Lily. Lily sangat benci hal itu.

            Lily  berjalan dengan wajah murung, Lily memang rindu dengan sosok orangtua yang sering ia impikan, tapi bukankah ia berjanji untuk menghapus memori tentang masa kecilnya? Mampukah Lily?

Toko demi toko Lily lewati, ia menatap suatu etalase toko, manekennya terlihat manis sekali dengan menggunakan dress berwarna merah.

Jelas itu bukan selera Lily, tapi mengapa matanya tidak mau lepas dari dress merah itu?

“Terlihat cantik bukan?” ucap seorang pekerja di toko itu karena dari tadi ia melihat Lily di luar sambil memandangi maneken tersebut.

“Ah, iya”

“Bukankah itu cocok sekali denganmu? Kau akan terlihat cantik memakai dress itu” ucapnya

“Aku tidak suka memakai dress”

“Lalu, mengapa kau di sini?”

“Aku hanya bingung, rasanya aku malas untuk pulang ke rumah”

“Mengapa? Kau membuat suatu masalah ya? Remaja seusiamu memang sedang nakal-nakalnya”

“Tidak, bukan begitu”

“Kalau kau membuat suatu masalah, bicarakanlah kepada orang tuamu, mereka pasti akan mengerti dan membantumu, aku juga selalu seperti itu jika ada masalah” ucapnya panjang

“Kau sangat beruntung” ucap Lily lalu pergi

“Apakah aku salah bicara?” ucap pekerja itu bingung.

***

Hmm, wajah gadis itu terlihat jelas dipikiran Darren, “Dia manis sih, tetapi galaknya minta ampun” ucap Darren sambil terkikik.

Darren menatap langit dengan beribu bintang lewat jendela kamarnya, “Jika saja aku bisa bertemu dengan gadis galak itu lagi” gumam Darren

“Tutt .. tutt” iPhone-nya berbunyi

Darren dengan ogah-ogahan mengangkat telepon itu

“Ya?” ucap Darren

“Maaf Amanda, sepertinya besok aku tidak bisa bertemu denganmu, lagipula tadi kan kita baru bertemu?”

“Bukan, aku baik-baik saja, sudahlah Amanda aku lelah sekali, ingin segera tidur, sudah ya daahh ..” ucap Darren lalu menutup telepon itu

“Dasar, si cerewet itu tidak bisa sehari hidup tanpa mengganggu ku” omel Darren

Amanda Brown, gadis cantik dengan rambut pirang, ia cantik, pandai dan berasal dari keluarga kaya raya, sayangnya sifatnya terlalu kekanak-kanakkan dan manja.

You're The Only ExceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang