Mengisahkan sebuah keluarga yang menyimpan segala rahasia yang amat besar. Namun, semua itu tersimpan amat rapi hingga tak semua orang tau apa yang mereka rahasiakan. Halilintar sebagai tulang punggung keluarga ini perlu menjaga ke-enam pilarnya aga...
Semilir angin sepoi-sepoi mengenai rambut seorang pemuda yang saat ini berlari dari arah parkiran menuju rumah sakit. Nafasnya memburu sejak diberi kabar, ia bahkan membatalkan perjanjian antar perusahaan yang amat menguntungkan baginya. Tapi karena satu berita yang ia terima, hingga ia langsung pergi dan membatalkan semuanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ruang VVIP, lantai 2" gumamnya saat mulai berjalan cepat di lorong rumah sakit
Netra merahnya terfokus oleh beberapa orang di depannya, ia merasa tak asing lantas ia berjalan mendekat ke arah mereka
"Hali-
Ucapan Taufan terpotong tatkala Halilintar tak menggubrisnya, kakak sulungnya ini hanya berjalan dengan tatapan datarnya namun Taufan dapat melihat percikan amarah di kedua maniknya.
Dimana tatapan Halilintar tertuju pada salah satu orang, dengan cepat Halilintar meraih kerah bajunya dengan erat, tatapan tajamnya menyiratkan amarahnya yang sejak tadi terpendam setelah mendengar adik ketiganya masuk ke rumah sakit.
"INI PASTI GARA-GARA ELU, B*JINGAN!!!," Teriak Halilintar menatap murka ke arah Fang yang terlihat mulai berkeringat dingin. "DIA HARUSNYA ISTIRAHAT DI HARI LIBURNYA, SEENAKNYA LU KASIH DIA TUGAS!!, SI*LAN!!."
"Li, udah Li," ucap Taufan menarik lengan Halilintar untuk mencegahnya berbuat lebih
"Lepas, gue harus kasih dia pelajaran. TAUFAN!!." Teriak Halilintar menatap bengis ke arah Fang
"Ini rumah sakit Li, atur emosi lu," ucap Taufan masih menahan lengan Halilintar yang masih mencengkeram kerah baju Fang
"TAUFAN VERANDRA LOUIS!!." Sontak Taufan terdiam saat mendengar Halilintar memanggil namanya dengan nama lengkap.
Keadaan mulai tak begitu baik, banyak orang yang ingin melerainya. Namun, aura gelap milik Halilintar membuat orang-orang tak ingin mendekatinya atau menegurnya.
"A-abang..." Lirih Thorn yang ketakutan melihat amarah Halilintar
Halilintar mulai menyadari apa yang baru saja terjadi dengannya, dengan cepat ia mengatur nafasnya yang memburu sejak tadi.
"Ck."Halilintar yang melihat raut wajah takut dari adik-adiknya berdecak kesal, dengan cepat ia melepaskan cengkraman tangannya sebelum ia pergi meninggalkan mereka
Fang yang mulai mengatur nafasnya yang sempat tersendat karena tadi, ia melirik ke arah lain sebelum pergi pamit untuk pulang lalu meninggalkan mereka berlima
"Abang..." Lirih Thorn di pelukan kakak kelimanya, Blaze. Perlahan Blaze membelai rambut Thorn untuk menenangkannya
"Bang ?," panggil Ice melihat Taufan yang terdiam dengan menundukkan kepalanya
"Iya Ce?, kalian haus ?, Duduklah Abang ambilin minum dulu." ucap Taufan menatap mereka dengan senyumannya
"Abang disini aja," lirih Solar menarik lengan Taufan sebelum pergi