Chapter 5: Getting Worst

76 40 6
                                    

*Author pov*

Seperti yang Fiona bilang, hari ini adalah hari minggu. Yang berarti, hari ini libur. Jam 07.40. Somethings wrong.

Dia mengambil ponselnya. Yang ada di pikirannya sekarang adalah adiknya, Kenya. Dia belum pulang sejak hari itu. Apa yang terjadi padanya? Fiona mengirim pesan ke Kenya,

For: Kenya.

Kenya! Kau dimana? Kenapa belum pulang?! Kau bilang, kau akan menginap satu malam di rumah teman bodoh mu itu! Jawab secepatnya, atau aku akan menghampirimu!

Sent.

Bilang Fiona kakak yang tidak seru, karena terlalu protektif. Tapi ini lah yang Fiona janjikan pada orang tuanya. 'Kau harus menjaga adik mu. Sesusah apa pun,' dan bodohnya, dia menurutinya. Itulah yang Kenya benci dari Fiona, terlalu bodoh.

Drtt...Drtt...

Dengan cepat, Fiona membuka ponselnya.

From: 0135664****

Maaf mengganggu mu sebelumnya. Aku ingin kau pergi ke cafè dekat sekolah. Kita akan mengerjakan tugasnya disana. -A

Dan sekarang Fiona mempunyai masalah baru. Siapa 'A'?

Drtt...Drtt...

From: Kenya.

Tenanglah, Fiona. Aku baik-baik saja. Aku akan pulang nanti siang. Dan sebaiknya kau dirumah. -K

~~~

Darrel membuka bukunya, lalu dia menulis sesuatu tentang dirinya. Darrel mendengar suara langkah kaki, dia langsung cepat-cepat menaruh bukunya di lacinya dan menguncinya.

Seorang gadis yang mirip dengan Darrel berdiri di depan pintu, senyum ke arah Darrel. Darrel menaikkan alisnya. “Apa yang kau mau?" Tanya Darrel kepada adiknya, Clara. Clara mengangkat bahunya, “Ponsel mu bergetar dari tadi, Darrel."

Darrel berlari keluar kamarnya untuk mengambil ponselnya. Dia melihat ada pesan dari Fiona. Cepat-cepat dia membuka pesan itu.

From: Malik wanna be.

Darrel? Nanti siang ada acara atau tidak? Kalau tidak, temani aku ke cafè dekat sekolah nanti siang, k? -F

Cafè dekat sekolah? Pft. Malas sekali rasanya kesana. Belum lagi dengan uang yang harus Darrel keluarkan untuk ke cafè itu.

To: Malik wanna be.

Aku tidak ada acara, sih. Tapi kalau kau ingin ku temani aku ke cafè dekat sekolah, kau harus menjemput ku. -D

Sent.

Okay, jangan bilang kalian bertanya kenapa nama Fiona diubah menjadi ‘Malik wanna be'. Yups, sudah berapa kali dikatakan bahwa Darrel si bocah naif menyukai sahabatnya sendiri, Fiona.

Aku tidak menyukai Fiona! Ingat itu! Aku dan Fiona hanya berteman!

See? Lagi-lagi Darrel menenangkan dirinya dengan cara bodohnya itu.

Well, semua orang tau Fiona dan Darrel berbeda. Fiona bisa dibilang anak berkepunyaan sedangkan Darrel hanya anak biasa saja. Tapi itu bukan berarti Darrel tidak boleh mencintai Fiona, bukan?

Suara ponsel Darrel mengagetkan Darrel dan sekaligus menyadarkannya dari pikirannya yang mempunyai dua opini.

From: Malik wanna be.

Kerumah mu? Ayah mu bagaimana?

Dengan cepat, Darrel membalasnya,

To: Malik wanna be.

Dear, AnnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang