Chapter 10

66 21 3
                                    

Avarrel POV

Dia tidak menjawab pesanku selama 1 hari, kurang lebih. Dia lebih parah dibanding ibuku. Apa dia beneran marah? Kenapa perempuan selalu membuat semua orang pusing?

Bunyi ponselku membuatku loncat dari ranjangku dan dengan cepat mengambil ponselku lalu membukanya.

Fiona: ada saran nih

Tidakku sadari, terbentuk senyum di wajahku.

Fiona: aku memikirkan tentang makanan disini

Avarrel: makanan? Apa harus makanan?

Fiona: yang lagi berusaha minta maaf siapa ya disini?

Avarrel: fine, kita makan siang bareng besok.

Yas, its a date.

~~~

Fiona POV

Setelah mengirim pesan ke Avarrel, aku dengan malas-malasnya menonton acara tv yang menarik. Tapi tidak dari mereka menurutku menarik.

Hari libur seperti ini, biasanya Ernest dan kawan-kawan datang ke rumahku. Tapi sekarang mereka ada acara masing-masing dengan kekasihnya.

Akhirnya aku mengambil ponselku kembali dan menelpon Darrel.

"Rel, bisa ketemu?" Ucapku get-to-the-point.

Terdengar hela napas, "Kau payah dengan basa-basi, kau tau?" Balas Darrel.

"Ya, aku tau. Karena itu, aku tidak pernah basa-basi dengan orang." Ucapku. "Dan tawarannya masih berlaku."

"Hm, baiklah, karena kau memaksa."

Emang aku memaksanya? Dude, kalau tidak ingin, bilang. Tapi yasudahlah, aku sudah terlalu bosan di rumah dan sudah lama aku dan Darrel tidak ngobrol bareng.

"Terserah apa katamu, Rel. Baiklah, aku jemputmu 15 menit lagi."

Aku matikan sambungan teleponnya dan langsung pergi ke kamarku untuk berganti pakaian. Selesai berganti baju, aku langsung menuju mobil dan pergi ke rumah Darrel.

Klakson ku bunyikan saat aku sudah berada di depan rumah Darrel. Tidak lama kemudian, Darrel keluar dengan memakai jaket kesayangannya dan celana jeans yang biasa dia pakai setiap hari.

Dia membuka pintu mobilku, "Morning, Fiona." Dia mengucapkan kataku dengan accent yang sangat aneh dan membuatku tertawa.

"Morning, Darrel." Aku gantian membuat accent aneh seperti Darrel. Dia duduk di jok sebelahku dengan tertawa.

"Lookin' good today, eh?" ucapnya. Um, itu pujian atau.. pertanyaan?

"Yap, lagi pengen pake baju ini." Ucapku santai.

Sampai di cafe, tempat biasa aku dan Darrel kunjungi setiap hari. Kami mengobrol semua hal, yang penting bahkan yang tidak penting.

"Okay, jadi ada great news." ucapku sambil meminum coffee yang aku pesan. "Aku dan Avarrel akan makan siang bersama besok!" Ucapku dengan gembira setengah mati. Maksudku, kapan lagi juga kan makan siang bareng sama orang paling cool di sekolah?

Wajah Darrel sekejap berubah menjadi datar, tapi tidak lama kemudian dia kembali tersenyum.

"Benarkah? Good for you, girl." Balas Darrel lalu membuang wajahnya me luar jendela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, AnnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang