CHAPTER 1

884 52 0
                                    

Hari ini aku benar benar bersemangat ke kampus karena hari ini aku akan sekelas dengan pujaan hatiku. Ia seorang siswa yang prestasinya lumayan membanggakan dan juga dia sangat tampan. Tak heran jika hampir semua gadis di kampus ini menggilainya. Begitupun aku, namun aku tak sefanatik mereka karena aku tak punya cukup nyali untuk melemparkannya sinyal-sinyal ketertarikan. Ia adalah Harry Styles.

Sial! Saat aku masuk aku melihat Harry yang tengah bergurau ria bersama Mocca. Ini sudah biasa. Kau tahu kenapa? Karena hampir setiap hari aku melihat Harry bersama perempuan yang berbeda.

"Samantha, kau tidak duduk?" Louis yang baru saja tiba memukul pelan punggungku.

"Kau mengagetkanku sialan."

Kulihat sudut mata Harry tampak memandang kearahku. Aku hanya tersenyum kecil menahan rasa bahagia di hatiku. Aku memang berlebihan.

"Sam, kau tahu nanti siang Harry akan menyatakan perasaannya kepada Mocca." Ujar Louis.

"Lalu?" Tanyaku berusaha acuh.

"Kau mau melihatnya tidak? Kalau mau kau bisa bersamaku, Zayn, Niall, dan Liam. Oh ya, Harry juga bilang jika ia diterima oleh Moc ia akan membayar makan siang kita."

Louis bodoh, kau tidak tahu bagaimana perasaan ku nantinya saat mengetahui pria yang ku suka akan menyatakan cintanya ke perempuan lain.

"Hei, jangan melamun. Kau mau ikut lihat tidak?" Tanya Louis mengangetkanku, -untuk kesekian kalinya.

Tidak! Aku tidak boleh ikut!

"Sepertinya tidak. Ada beberapa tugas yang belum ku selesaikan." Bohongku.

Louis hanya mendecis dan segera menatap ku tajam "Aku tahu kau berbohong, Sam. Kau menyukai Harry 'kan?"

Holycrap! Kenapa Louis bisa tahu? Tidak tidak. Louis hanya mengira, ia tidak tahu yang sebenarnya.

"Hey, aku tak menyukai Harry." Sentakku dengan nada tinggi.

"See? Kau emosi. Itu berarti kau menyukainya. Sudahlah, aku akan mengirimi mu pesan nanti. Bye."

Drt..drtt..

Segera ku lihat ponsel yang bergetar menandakan pesan masuk. Setelah ku lihat yang mengirimi ku pesan adalah unknown number yang sudah ku rename menjadi Anonymous dan ku singkat menjadi Anon.

Anon : kenapa kau tak mau ikut dengan Louis? Jika kau ikut kau akan bertemu dengan Harry disana :))

What the hell? Kenapa dia tahu?

Me : Sialan, siapa sebenarnya dirimu? Dan, jangan bahas Harry.

Anon : Your secret fan. Kenapa kau tidak mau membahasnya? Bukankah ia tampan.

Me : Yeah, aku tahu dia tampan. Bahkan sangat. Aku hanya tidak dalam mood yang bagus dalam membahasnya.

Anon : Whoa, kau pasti sedang sakit hati dengannya, benar bukan?

Me : Brengsek, berani sekali kau menjahiliku. Lihat nanti pembalasanku.

Anon : Kau sudah mengetahui diriku?

Me : Kau bisa membohongi orang lain. Tapi tidak denganku, Tommo.

Anon : I'm not Louis. Sudah dulu ya, kita lanjutkan nanti. Oh ya, kau akan mengetahui ku dengan cepat jika kau pintar :p

Sudah pasti ini Louis, karena aku tidak mempunyai teman dekat selain dirinya. Dan siapa pula yang tahu nomor ponselku selain Louis, Zayn, dan universitas?

TEXTING [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang