Drtt...drtt...
Louis : Heyho! Kau harus tahu, Harry sudah siap dengan tampannya.
Me : Gay :p lagipula setampan apapun Harry, ia tetap bukan milikku.
Louis : Aku masih normal. Bahkan, aku ingin bercinta denganmu sejak lama.
Me : Aku akan memotong kelaminmu lebih dulu.
Setelah membalas pesan Louis, aku langsung berjalan perlahan menuju danau di belakang universitas. Terlihat sekelompok orang sudah berkumpul. Kemana Louis? Dia membuat ku seperti orang dungu disini.
"Sam, ayo cepat lihat. Kau dapat tempat VIP karena kau temanku." Louis datang dan langsung menarik tanganku. Oh bagus sekali Lou, tempat VIP akan membuat ku semakin cepat hancur.
Sesampainya di tempat VIP yang Louis maksud, aku melihat Liam, Niall, dan mantan kekasihku -Zayn. Hubunganku dengan Zayn masih akrab walaupun sudah tidak bersama, lihatlah Zayn memberikanku senyum seperti biasanya.
"Teman teman, aku akan menyatakan perasaan ku didepan orang yang ku cintai." Teriak Harry dengan lantang.
Sabar Sam, kau harus sabar.
"Moc, do you wanna be my girlfriend?" Ujar Harry berteriak. Moc hanya tersenyum genitnya seperti biasa.
Aneh, air mataku lolos tiba-tiba. Padahal, aku tidak pernah menangis kalau melihat Harry berdekatan ataupun berciuman dengan wanita lain.
"Sam, are you okay?" Ujar Zayn sambil mengelus pundakku.
"I'm okay, Z. Mereka sangat romantis sehingga membuatku menangis." Bohongku. Zayn menggigit pipi bagian dalamnya menahan tawa.
"Aku tahu itu memalukan, Z." Ujarku. Zayn hanya diam lalu segera melihat Harry dan Moc yang sedang berciuman.
Tanpa kutanya lagi pasti aku sudah tahu bahwa Moc menerima Harry. Lihatlah mereka berciuman dengan panas dan mungkin berakhir di ranjang nanti.
"Harold, ayo kita makan. Kau berjanji jika kau diterima kau akan mentraktir kami kan. Ayo cepat, perutku sudah lapar. Aku akan mati sebentar lagi." Ujar Niall berlebihan.
"Okay, kita pergi sekarang." Ucap Harry sembari menarik tangan Moc. Aku hanya diam karena merasa diabaikan.
"Sam, kau tidak ikut?" Tanya Harry. Harry berkata kepadaku. For God Sake, aku sangat senang.
Aku hanya mengaguk dan segera berjalan dibelakang. Sesampainya disana, mereka sibuk membicarakan beberapa hal yang tidak ku ketahui.
Drtt..drtt..
Anon : Hi pretty
Me : Uh, kau lagi. Ada apa? Mengapa kau selalu mengangguku?
Anon : Kau sangat cantik hari ini bahkan setiap hari.
Me : Terserah apa katamu. Oh ya, tadi kau bilang jika kau ada di danau belakang universitas. Bodohnya, aku tidak tahu yang mana dirimu.
Anon : memang :p ada saatnya kau akan mengetahui siapa aku. Aku selalu ada disisimu. Bahkan sekarang.
Wait! What?
Anon : tidak, aku bercanda.
Oh!
Me : kau tahu bahwa sekarang aku senang sekali...
Anon : oh ya? Mengapa?
Me : karena aku sedang makan siang bersama Harry dan aku duduk tepat didepannya. Walaupun ia sedang bersama Moc.
Anon : kau suka kepadanya?
Me : Rahasia :p bye..
Setelah membalas semua pesan manusia abstrak itu, aku segera menyantap makanan ku dengan lahap. Kulihat Moc yang dengan manja meminta disuapi oleh Harry. Menjijikan.
"Harry setelah ini aku ingin ke Mall, okay? Aku sudah bosan dengan baju lamaku." Ujar Moc memasang wajah yang
"Bukankah aku sudah membelikannya kemarin?" Ujar Harry.
Moc mendengus, "Aku akan memakainya untuk besok. Ayolah, kau 'kan pacarku."
Dasar perempuan materialistis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEXTING [Completed]
Fanfiction"Ah sialan, bagaimana aku bisa mendapatkannya? Dia terlalu sulit untuk ku gapai." "Tidak, tidak. Aku harus berjuang. Tidak mungkin aku menyiakan kesempatan itu." "Tapi...ah sudahlah. Dia memang tidak pantas untukku." - Samantha Grew "Justru aku yang...