"pernikahan"
Sungguh Lea sangat kaget dengan apa yang di katakan Devan tentang kebenaran yang memang seharusnya ia dengan sejak awal.
Tapi mengapa orang tuanya tega membohongi nya....
Lea tentu sangat kecewa dengan orang tuanya saat ini
"Tes" Air mata Lea jatuh membasahi pipinya Tampa sadar
"Kenapa kau harus menangis" Tanya Devan acuh tak acuh
"E .. eumm maaf paman ..." Sesegera mungkin Lea mengusap air matanya dengan kasar
"Menurut lah dan aku tidak akan menyakiti mu" Ucap Devan dengan tegas
Itu adalah sebuah peringatan untuk Lea, bukankan tugas seorang suami adalah harus membahagiakan istrinya?
Namun.... Kenapa Devan seperti akan melakukan hal buruk kepadanya.
"J-jangan ssakiti saya paman ...." Tubuh Lea bergetar ketakutan
Ia merasa terancam saat dekat dengan Devan
"Apa kau sudah mempunyai pacar?" Selidik Devan seraya menatap Lea dengan intens
"Cantik" batin Devan di sela tatapan tajam nya kepada Lea
"Sudah tuan ... Bahkan kami saling mencintai" Jujur Lea
Mengapa Lea jujur?
Karna Lea tau Devan adalah orang yang berkuasa sehingga jika dia sampai berbohong Devan tidak akan segan untuk menyakiti dirinya, dan keluarganya.
Dan jujur karna ia sangat takut jika sampai Devan mengetahui Dion sebagai pacarnya, dan pastinya dia tidak akan segan untuk menyakiti nya juga.
"Putuskan." Singkat dan tegas
"Em ....."
"Atau akan ku cari pacarmu dan ku bunuh di depan mu."
Belum sempat Lea berbicara, dengan tegas Devan mengancam Lea
Lea teranjak kaget mendengar hal itu,
Nafas nya terengah seketika dadanya sangat sesak sangat mendengar hal itu.
"Tugas mu hanyalah menurut, " ucap Devan lalu berlalu meninggalkan meja makan.
Lea pun langsung berjalan menuju ke kamar nya dengan hati yang terisak dan kaki nya sedikit lemas karna takut ancaman dari Devan
Malam hari.
Lea sejak tadi masih terjaga dalam fikiran nya hingga membuat nya tidak bisa tidur dengan nyenyak
"Toktoktok"
"Siapa....?" Tanya Lea sebelum membuka pintu
"Aku" suara berat itu tentu saja Lea mengenal nya..
"Paman...." Cicit Lea dengan suara pelan
"Kenapa belum tidur sayang?"
Sayang?
Lea tentu saja tidak nyaman dengan panggilan itu, yah tentu saja karna Lea belum mengenal Devan dengan jelas.
"Mmmaaf paman... Aku hanya belum terbiasa..." Jujur Lea seraya menundukkan kepalanya.
"Apa kau sudah memutuskan kekasih mu?" Tanya Devan seraya menaikan alisnya dengan penasaran
"Maaf paman, aku sudah menghapus nomor nya ketika aku akan berangkat kesini"
Benar saja Lea memang menghapus nomor Dion dari kontak nya bahkan memblokir semua akses nya, karna ia fikir ia akan belajar dengan serius Tampa memikirkan percintaan.
Kejujuran Lea membuat Devan heran karna ucapan polos nya sejak tadi
Lea hanya terlihat takut saat berbicara dengan Devan seakan ia sudah melakukan kesalahan.
"Baguslah" Jawab Devan dengan tenang, namun Tampa permisi Devan langsung masuk ke kamar Lea dan berbaring di kasur Lea.
"Paman kenapa kesini?apa ada yang bisa aku bantu"tanya Lea
"Bantu aku untuk tidur" Jawab nya Tampa filter
"Apakah paman memiliki gangguan tidur?" Tanya Lea seraya mendekat ke arah Devan
"Ya. Karna aku hanya akan tidur ketika aku di peluk wanita" Goda Devan berpura-pura
"Apa paman terbiasa tidur dengan pacar paman?" Tanya Lea dengan fikiran kotor nya
"Tentu saja tidak" jawab Devan dengan cepat
Devan tentu saja kaget dengan jawaban Lea yang menjebak nya.
.
.
.
.
.
.
VOTE YA GUYS BIAR SEMANGAT KALIAN TAU KAK NGARANG CERITA ITU HARUS NGEBAYANGIN? OTAK KU CAPE GUYS KALO GA DI DUKUNG SAMA KLEAN
KAMU SEDANG MEMBACA
L•E•A🔞💦
RandomSelayaknya fisika, sebenarnya cinta itu sederhana... namun tidak akan ada cinta bila segala kekurangan menuju pada diri kita. Dia lea, seorang gadis SMA yang harus merelakan keperawanan nya hanya karna suatu hal keterpaksaan. ••••••••••••••••••••...
