Siang hari dimana Devan tengah sibuk bekerja.
"Nona apa ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang pelayan
Ia Dasya sang kepala pelayan yang di percayai oleh Devan saat ini, Dasya memang di tugaskan Devan untuk menemani Lea ber aktifitas.
"Aku hanya ingin tau kenapa aku harus menikah dengan tuan kalian?" Tanya Lea dengan polos
"Tentu saja karna tuan menyukai nona" Jawab Dasya ceplas ceplos
"Bukankan dia dan aku baru saja mengenal satu sama lain?"
"Tentu tidak nona, karna tuan Devan akan memilih seorang wanita yang sudah ia incar sejak lama, bahkan dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan mangsa nya" dengan nada intimidasi
"Apakah dia yang membuat keluarga ku bangkrut?" Tanya Lea lagi dengan nada bergetar
"Tentu saja jika bukan tuan Devan siapa lagi yang mampu membuat bangkrut sebuah perusahaan dengan singkat?" Dengan senyum jahat nya Dasya mengungkapkan semua itu hanya untuk menyakiti hati Lea
Lea berlari ke kamar nya dengan kecewa, air matanya tak bisa lagi di tahan nya .
Sungguh Lea tidak percaya akan perkataan Dasya....
Tapi kenapa dia merasa se sakit ini?
Lea berusaha bersikap biasa saja, namun hati lembut nya tidak bisa menahan semua itu, apakah Devan jahat di fikiran Lea?
Tentu saja.
Lea menangis hingga dirinya tertidur pulas ...
Di malam hari tepat nya pukul 19:25.
Devan pulang dengan wajah yang biasa, tidak ada senyum di wajah nya.
Devan berjalan menuju kamar Lea di mana di depan kamar terdapat beberapa makanan yang sama sekali tidak di sentuh nya .
"Apa dia marah karna hal tadi malam?" Gumam Devan dalam benaknya
Tok tok tok
Devan berusaha mengetuk pintu
Namun tidak ada seorang yang menjawabnya.
Hati Devan merasa cemas dan bingung
"Lea??? Sayang??? Apa kau di dalam?"
Tidak ada respon dari dalam kamar
"Lukas bawakan aku kunci cadangan" perintah Devan
"Baik tuan"
Dengan segera Lukas pun mengambil kunci cadangan yang berada di kamar
"Lea??" Cemas Devan setelah berhasil masuk ke kamar.
Terdapat beberapa serpihan kaca di lantai...
Pecahan gelas yang memungkinkan itu terjatuh saat Lea hendak mengambil minum...
Devan mendekati Lea yang meringkuk di kasurnya.
"Lea?!!!" Devan cemas melihat keadaan Lea saat ini.
Ia demam tinggi badan Lea menggigil dengan tangan yang tergores hingga berdarah.
Dengan sigap Devan langsung menggendong Lea, cemas akan keadaan Lea yang tak kunjung membuka mata.
Devan menunggu di luar ruangan dengan wajah frustasi.
Dia segera mengecek cctv yang berada di rumah nya untuk mengetahui hal yang telah terjadi.
..
.
.
.
.
.Di sisi lain....
4 hari setelah hilang nya Lea tentu saja Dion seperti anak anjing yang kehilangan ibunya,
Untuk tersenyum pun dia sangat enggan, Dion melewati harinya seperti biasa, namun ia lebih banyak murung dan tidak bisa di ganggu.
Dion yang sebelum nya sangat ceria kini hidup nya seperti hanya di hantui oleh bayangan kekasih nya yang tiba-tiba meninggalkan nya Tampa alasan yang jelas...
"Dion cepat makan nak" Ujar sang ibu ketika Dion turun dari kamar nya
Dion sama sekali tak menghiraukannya dan langsung berlalu meninggalkan rumah nya dengan tatapan kosong itu.
"Aneh sekali, dia tidak pernah tersenyum beberapa hari ini." Ujar Celine (ibu Dion)
"Kabarnya dia mempunyai kekasih, dan kekasih nya meninggalkan nya" Ujar Gibran dengan santai
"Apa kamu telah menyelidiki siapa kekasih nya?" Tanya Celine pada Gibran
"Dia anak dari Leo mantan teman bisnisku, namun kabar nya mereka pindah ntah kemana" sahut nya lagi
Celine tampak mengangguk faham, ia tidak ingin mengambil pusing akan hal itu, toh anak nya juga masih di jenjang kuliah dan harus melanjutkan pendidikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
L•E•A🔞💦
De TodoSelayaknya fisika, sebenarnya cinta itu sederhana... namun tidak akan ada cinta bila segala kekurangan menuju pada diri kita. Dia lea, seorang gadis SMA yang harus merelakan keperawanan nya hanya karna suatu hal keterpaksaan. ••••••••••••••••••••...