~ Selamat membaca. Maaf jika ada kesalahan~
~~
Lisa meraih tangan Jennie, menggenggamnya dengan lembut. "Tanganmu masih bergetar..." bisiknya, ibu jarinya mengelus punggung tangan Jennie dengan gerakan pelan, menenangkan.
Jennie menatap Lisa dalam-dalam, matanya yang sendu masih menyiratkan sisa ketegangan dari apa yang baru saja terjadi. "Apa kamu bisa... menghapus jejak mereka?" tanyanya pelan, suaranya hampir seperti bisikan di antara napasnya.
Lisa tidak langsung menjawab. Sebagai gantinya, ia menurunkan tatapannya ke bibir Jennie—bibir yang sempat ternoda oleh boss bandit. Perlahan, Lisa mendekat, membiarkan napas hangatnya menyapu kulit Jennie. "Aku akan mencoba..." ucapnya lirih.
Jarak di antara mereka semakin menipis. Saat ujung hidung mereka bersentuhan, Jennie tanpa sadar menutup matanya, menyerahkan dirinya pada momen itu. Lisa memiringkan kepalanya sedikit, lalu—
CUP.
Bibir kedua gadis itu sekarang sudah menempel, kedua nya sedikit mendesah pelan saat merasakan lembutnya bibir satu sama lain.Lisa menarik Jennie lebih dekat, lengannya melingkar di pinggang ramping gadis itu, seolah tak ingin ada jarak di antara mereka.
Lisa membuka sedikit mulutnya untuk mulai melumat bibir Jennie secara perlahan. Berbeda dengan bos bandit yang tadi mencium dengan paksa, Lisa mencium dan mulai melumat bibir Jennie dengan lembut.
Jemarinya mengusap rahang Jennie, menyusuri garis wajah vampir itu dengan penuh kelembutan.
Ciuman itu semakin dalam, Jennie mulai membalas dengan ragu-ragu, tetapi segera tenggelam dalam kelembutan Lisa.
Jennie mendesah pelan, tangan mungilnya naik, mengalungi leher Lisa, menariknya semakin dekat. Lisa memanfaatkan momen itu untuk sedikit mendorong Jennie hingga punggungnya bersandar pada kasur. Tanpa melepaskan ciuman, Lisa membiarkan tubuh mereka tenggelam dalam kelembutan tempat tidur.
Ketika Lisa akhirnya menarik diri untuk menghirup udara, ia menatap Jennie yang masih terpejam, bibirnya sedikit bengkak dan basah karena ciuman mereka. "Bagaimana?" bisiknya serak, matanya berbinar dengan kilatan keinginan yang semakin dalam. "Apa aku berhasil menghilangkan jejak si brengsek itu?"
Jennie perlahan membuka matanya, napasnya masih memburu. "Ya... kamu berhasil" jawabnya lirih. "Tapi dia tidak hanya menyentuh bibirku..." lanjut Jennie dengan bisikan yang terdengar sangat menggoda di telinga Lisa.
Lisa menahan napas, tanpa sadar menggigit bibir bawahnya, jemarinya dengan sendirinya turun, menyapu lembut lengan Jennie, lalu bahunya, sebelum akhirnya beristirahat di sisi tubuh vampir itu. "I know.. Biar aku hapus semuanya" bisiknya, sebelum kembali mengecup bibir Jennie, kali ini lebih dalam, lebih mendominasi.
Lisa menurunkan ciumannya, menyusuri rahang Jennie, hingga akhirnya tiba di lehernya yang halus. Jennie menghela napas, memiringkan kepalanya, memberikan akses lebih luas bagi Lisa. Lisa mengecupnya pelan, membiarkan bibirnya berlama-lama di sana, menghisapnya lembut tanpa tergesa-gesa.
Jennie menggigit bibirnya sendiri, tubuhnya bereaksi terhadap setiap sentuhan Lisa. Lisa tersenyum kecil di antara kecupannya, senang melihat bagaimana Jennie mulai kehilangan dirinya atas apa yang ia lakukan.
Tangan kanannya perlahan turun dan berhenti di dada vampir itu. Membuat Jennie melengkungkan tubuhnya.
"Ah~" desah Jennie merasa Lisa mengelus payudaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUNGEON - BLACKPINK x BABYMONSTER - jenlisa chiyeon
FanfictionBerawal dari ketidak sengajaan melempar dadu saat membaca peraturan game monopoli dungeons & dragons, kedua gadis terhisap masuk ke dalam dunia game tersebut. Berusaha bertahan hidup di dunia yang penuh dengan tantangan dan kekejaman. Harus menyesua...