GCLD 13 - Pertarungan Tanpa Henti 🍒

9 7 7
                                    

Happy Reading

-

-

-

Langkah-langkah kaki yang mendekat semakin jelas terdengar. Victor dan Bia terdiam di balik mobil yang terparkir, tubuh mereka merapatkan diri ke dinding kendaraan, berharap tak terlihat. Bia bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak cepat, bersaing dengan suara langkah-langkah yang makin mendekat.

Victor, yang tampak lebih tenang dari Bia, memandang sekitar dengan penuh kewaspadaan. “Tenang,” bisiknya pelan, “Kalau mereka nyari, kita harus berdiam dulu sampai mereka pergi.”

Bia hanya mengangguk, meskipun rasa takut masih menyelimuti dirinya. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang tak terjawab. Siapa yang mengejar mereka? Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kenapa semuanya terjadi begitu cepat?

Victor merasakan kegelisahan Bia, meskipun dia berusaha untuk tetap tenang. "Kamu bisa tenang kan? Jangan biarin mereka lihat kita."

Bia menggigit bibirnya, menahan napas. “Aku nggak tahu… Aku cuma… takut mereka nemuin kita.”

Victor menatap Bia dengan serius, namun ada sedikit kelembutan di matanya. "Jangan khawatir. Kita bisa keluar dari sini. Percaya sama gue."

Bia mencoba untuk menenangkan diri, meskipun rasa cemasnya hampir tak terbendung. Mereka berdua terdiam sesaat, mendengar suara kendaraan yang berhenti tepat di depan mereka. Bia merasa jantungnya berhenti sejenak. Ada dua mobil yang parkir berdekatan, dan dari dalamnya, terdengar suara orang-orang yang sedang berbicara.

Victor mencuri pandang sedikit, memastikan apa yang terjadi. “Tunggu,” bisiknya.

Bia mencoba menahan napas, sementara mereka berdua menunggu dengan waspada. Suara langkah kaki itu semakin dekat, dan mobil yang terparkir itu menjadi tempat mereka bertahan. Sesaat, Bia merasa seperti dunia berhenti berputar.

Namun, tak lama kemudian, suara langkah kaki itu semakin menjauh, dan mobil yang terparkir di depan mereka mulai melaju. Bia merasa seolah beban berat di dadanya mulai sedikit menghilang. Tetapi, Victor masih tetap diam, matanya tetap mengawasi segala sesuatu di sekitar mereka.

“Victor, mereka pergi, kan?” tanya Bia, suaranya bergetar.

Victor tetap diam, menunggu beberapa detik lagi. Lalu, ia menarik Bia dengan lembut. “Sekarang saatnya kita keluar. Jangan bilang apa-apa dulu.”

Bia mengangguk pelan, dan mereka berdua mulai bergerak dengan hati-hati, bergerak menyusuri gang-gang gelap yang memisahkan mereka dari jalan utama. Natthan, yang sebelumnya menghilang, kini muncul dari sisi lain, melangkah mendekat dengan sigap.

“Semua aman?” tanya Natthan.

Victor mengangguk, tetapi wajahnya tetap serius. “Belum. Kita nggak bisa santai dulu. Mereka masih di luar sana, dan kita harus hati-hati.”

Bia merasakan ketegangan yang semakin terasa. Mereka berjalan dalam diam, melalui lorong-lorong sempit yang hampir tak terlihat. Meskipun mereka berusaha bergerak cepat, suasana malam yang sunyi dan gelap membuat segalanya terasa semakin tegang.

Tiba-tiba, Bia mendengar suara langkah-langkah di belakang mereka. Tanpa berpikir panjang, ia berhenti dan berbisik dengan panik, “Ada yang mengikuti kita!”

Victor langsung meraih tangan Bia, menariknya ke dalam bayangan gedung di dekat mereka. “Jangan bergerak. Diam.”

Bia menutup mulutnya rapat-rapat, tubuhnya bergetar. Victor menatap Natthan yang berdiri lebih jauh, memberi isyarat. Natthan segera bergerak ke samping, menuju tempat di mana suara langkah itu terdengar. Mereka berusaha tetap diam, berharap orang-orang itu tidak menyadari keberadaan mereka.

Beberapa detik yang terasa seperti berjam-jam berlalu. Suara langkah kaki itu semakin mendekat, namun akhirnya berhenti tepat di depan tempat mereka bersembunyi. Bia bisa merasakan ketegangan yang semakin tinggi, jantungnya berdebar begitu cepat.

Tiba-tiba, seseorang berbicara dari luar kegelapan, “Mereka ada di sini.”

Bia merasa tubuhnya kaku, hampir tidak bisa bernapas. Victor menatapnya tajam, dan seketika dia tahu mereka harus segera beraksi.

Tanpa memberi peringatan lebih lanjut, Victor menggenggam tangan Bia dan menariknya ke dalam sebuah gang sempit yang lebih jauh. Mereka berlari dengan cepat, meninggalkan tempat persembunyian mereka. Natthan, yang lebih cekatan, sudah berada di depan mereka, membuka jalan.

“Lari!” teriak Natthan.

Victor terus menarik Bia, yang hampir tak bisa mengikuti langkah mereka yang begitu cepat. Mereka berlari menembus gelapnya malam, melewati jalan-jalan yang semakin sempit, dan tanpa disadari, mereka sudah berada di luar area yang aman.

Namun, di saat yang sama, suara sirene kembali terdengar, semakin mendekat. Mereka tahu waktu mereka tidak banyak.

“Kita harus ke tempat yang lebih aman,” kata Victor dengan nada serius.

Bia, yang masih terburu-buru berlari, merasa tubuhnya semakin lelah. Tapi, dia tahu mereka tidak bisa berhenti sekarang. “Tapi ke mana?” tanyanya cemas.

Victor menoleh sejenak dan memberikan senyum kecil yang membuat Bia merasa sedikit lebih tenang. “Ke tempat yang mereka nggak bisa temuin kita.”

Mereka terus berlari tanpa menoleh lagi, dan meskipun mereka tahu bahaya masih mengintai di setiap sudut, mereka bertekad untuk bertahan. Berdua, mereka akan terus melawan, terus mencari jalan keluar. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka.

- To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis Cantik Luar Dalam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang