One

440 23 7
                                    


: hey.

Laura: Ini siapa?

Butuh sekitar setengah menit untuk membalas seseorang yang tiba-tiba mengirim pesan kepadaku. Aku menelisik profile LINE-nya. Dari foto, nama, dan timeline. Sia-sia, karena hanya kosong.

: kau Laura, benar?

Laura: Ya. siapa kau?

Aku menanyakan satu hal yang sama kedua kalinya karena bagaimana perasaanmu ketika seseorang mengirim pesan dengan display name dan display picture -nya kosong. Uhm, tidak. Maksutku hanya display picture-nya saja yang tidak ada apa-apa. Namun display name-nya menunjukan emoticon aneh yang hanya berkepala dan tidak ada satupun ekspresi yang terpaku.

: kau bersekolah di Barringtown?

Laura: Hey bisakah kau menjawab pertanyaanku dahulu?

: kelasmu berada di pojok koridor?

Aku mulai jengkel dibuatnya. Dia terus bertanya dan beberapa kali sudah aku penuhi permintaannya dengan cara menjawab. Namun, ketika aku bertanya balik kepadanya, dia terus mengalihkan dan malah bertanya hal yang lain kepadaku.

Laura: Hei!

Delivered.

Aku tidak berpikir panjang untuk menelisiknya lebih dalam. Tetapi mengapa ia mengetahui sekolahku? Ah, sudahlah. Hanya orang aneh yang iseng.

Waktu bergulir dan menunjukkan pukul tujuh malam, aku hanya berbaring dengan piyama kecilku yang hangat. Karena hari ini aku pulang terlambat, makan malamku masih di meja. Sementara orang-orang sudah terlelap. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk menuruni anak tangga untuk mengisi perutku. Aku berjalan pelan agar tidak mengganggu Mom, Dad, dan David yang tidur di kamarnya masing-masing. Tetapi aku langsung terkejut ketika ada notifikasi yang masuk secara tiba-tiba.

19.00 PM

: hei

: kau memiliki rambut coklat sebahu kan?

Astaga dia lagi. Aku bahkan belum sempat memakan makan malamku kali ini dan dia mulai menggangguku.

Laura: Kau ini kenapa selalu menggangguku?

: karena aku ingin.

Laura: Kalau begitu jawab pertanyaanku tentang siapa dirimu

: baiklah. Aku adalah orang.

Read 19.00 PM

Aku membulatkan mata tatkala membaca balasannya kepadaku. Ia bodoh apa bagaimana sih?

-o-

Sinar matahari langsung menyengat melalui celah-celah jendela yang mulai terbuka. Aku mengernyit, silau. Segera aku bangun, mengusap pipiku terlebih dahulu sebelum beranjak untuk mandi. Aku teringat hari ini adalah hari Senin. Dimana sekolah dimulai lagi. Aku harus segera bergegas. Namun, entah kenapa otomatis setelah bangun tidur aku selalu mengecek ponselku.

Slide to unclock

Aku menghela napas panjang disaat melihat siapa yang berani mengirim pesan padaku di pagi hari.

: hey.

: kau disana?

: aku ingin berbicara.

: hei.

Laura: Kau bisa diam?

Aku mendapati 5 panggilan tak terjawab dan 4 pesan melalui LINE dan semua itu hanya darinya. Kuulang, darinya.

Line [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang