Six

142 14 0
                                    

Aku baru saja duduk santai di depannya lalu sekarang dia menyuruhku berdiri lagi untuk melihat siapa yang datang?! Yang benar saja?!

Baiklah, aku mengangkat tubuhku berdiri. Mataku menelisik pohon di sampingku dan astaga! Aku langsung membungkam mulutku sendiri dengan tanganku.

"Oh my fucking god! Kau datang, Josh! " kataku masih terkejut dan langsung memeluk badan jenjangnya.

Dia mengelus kepalaku lembut dan membalas pelukanku, "Oh hei. Aku merindukanmu, La."

Oh tuhan, ini sangat hangat.

"Kau pikir aku tidak? Huh?" tanyaku mendongak dan menatap mata indahnya.

Dia kembali menatapku dan memintaku untuk melepaskan pelukan ini. "Baiklah. Sekarang lepaskan. Dan mari kita duduk dan makan bersama."

Belum puas tenggelam dalam pelukannya, aku merengek, "Aaaahhhh!"

"Astaga, La. Lihatlah, semua orang yang disini menatap kita!" katanya sambil mengedarkan pandangan.

Seketika aku teringat bahwa banyak manusia termasuk famous senior di sekitaran sini. Jadi aku melepaskan pelukanku dan langsung duduk. "Baiklah."

"Josh lihat rambutmu! Semakin panjang!" teriak Patty sambil menarik-narik rambut yang hampir panjang seperti milik Har-tidak tidak. Kutarik kata-kataku lagi.

Kami terkekeh bersama dalam perbincangan yang panjang. Mengingat kejadian lucu disaat kita bertiga masih bersekolah bersama. Sesekali Patty mulai bertindak bodoh lagi, menanyakan bagaimana hubungan percintaanku dengan Josh. Padahal dia sudah tau aku dan Josh sudah tidak ada apa-apa sejak lama.

Persetan dengan Patty!

Aku merasakan sesuatu bergetar dalam mantelku. Membuatku harus menahan tawaku sejenak untuk mengecek ada apa dalam ponselku.

: yang kau lakukan tadi sangatlah menjijikan.

Aku tidak tahu sudah berapa kali aku mengernyitkan dahi dan mengedarkan pandangan ke sekitar setelah membaca pesan-pesan dari si emoticon aneh.

Laura: Melakukan apa? Berpelukan?

: melakukan apa lagi? apakah dia kekasihmu?

: jangan menjawab ini bukan urusanmu.

Sial.

Laura: Kenapa? Memang benar ini bukan urusanmu kan?

: ini urusanku, bodoh. Kau mengotori pemandanganku dengan pelukanmu bersama lelaki jelek itu.

Apaaa?!

Laura: Apa? Mengotori? Lelaki jelek katamu? Kau itu yang jelek. Ia tampan, aneh.

: aku jelek? kau yakin? wajahku lebih tampan darinya, bodoh.

"Astaga, anak ini," ucapku berapi-rapi tidak terima dengan mata yang masih menatap lekat layar ponsel yang aku genggam.

"Kau kenapa?" tanya Patty.

"Anak ini? Siapa?" lanjutnya.

"Uhm, bukan siapa-siapa." Aku langsung menutup ponselku dan memasukannya ke dalam saku. Lalu, melanjutkan perbincanganku dengan mereka.

"Josh, bagaimana kabar ayahmu?" tanyaku mengalihkan topik.

"Ayahku ba-"

"Kau masih berharap kau akan direstui bekencan dengan Josh, La?" tanya Patty memotong kalimat Josh yang belum terpenuhi sambil mengayun-ayunkan tangannya di depan wajahku.

Sialan. Ini adalah pertanyaan teraneh, tersial, yang membuatku tercengang tak bisa bergerak.

Aku melotot kepadanya, "Patty!" bentakku mulai dalam tahap kekesalan. Ia malah terkekeh.

"Aku hanya menanyakan bagaimana kabarnya, bodoh." Lanjutku dengan kecut.

"Haha. Kabarnya baik, tetapi sesekali dia menjadi sangat galak sepertimu La," Josh mencubit pipi kananku gemas.

Oh tuhan.

Kami terkekeh bersama.

-o-

Line: -

17.08 PM

Slide to open

: kau pulang dengannya?

Astaga. Aku belum sempat mengganti pakaianku sepulang sekolah dan dia sudah mengirim pesan kepadaku 'lagi'?

Laura: Ya. Kenapa?

: tidak.

huh?

Laura: Kau ini kenapa?

Delivered.

Bagus. Ia tak membaca dan membalas pesanku.

◾◾◾◾

Hi! vomments please.

thankyou!

adourable

Line [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang