~~~Happy Reading~~~
༶•┈┈⛧┈♛ 𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 ♛┈⛧┈┈•༶
✩✩
✩
✩
✩
✩
✩
◆◆◆◆
Hari ini, seperti biasa, Alan dan teman-temannya kumpul di sekolah. Tapi kali ini, suasana terasa sedikit berbeda. Mereka makin waspada terhadap Zain. Sejak beberapa kejadian terakhir, mereka mulai curiga, meskipun belum ada bukti kuat.
Setelah jam sekolah selesai, mereka berencana buat ke markas. Tapi sebelum mereka berangkat, Zain tiba-tiba bilang,
"Gue ada urusan dulu. Lo semua ke markas aja duluan."Alan melirik sekilas, ekspresinya datar, tapi matanya tajam. Ervin dan Eric juga saling pandang, sementara Galen diam saja, mungkin masih kepikiran soal ibunya yang sakit. Rafi, yang paling dekat sama Zain, tiba-tiba buka suara,
"Oke, lo hati-hati ya."Zain hanya mengangguk, lalu pergi.
Setelah Zain menjauh, Rafi mendesah pelan. Ada yang mengganjal di hatinya. Dia merasa ada yang nggak beres. Selama ini, dia dan Zain selalu bareng-bareng, tapi belakangan, Zain makin sering ngilang tanpa alasan jelas.
Tiba-tiba, Rafi menggumam, "Gue duluan ya, ada urusan sama bokap."
Alan yang tadinya duduk santai menatapnya sekilas, tapi nggak terlalu mempermasalahkan. Teman-temannya juga nggak banyak tanya, karena memang hubungan Rafi dan bokapnya cukup tegang, jadi wajar kalau dia sering ada urusan mendadak.
Tapi kenyataannya... Rafi nggak pulang ke rumah.
Dia diam-diam mengikuti Zain.
Zain berhenti di sebuah tempat sepi, agak jauh dari pusat kota. Rafi tetap berusaha nggak ketahuan sambil mengamati dari kejauhan.
Tak lama, seorang cowok lain datang. Rafi memicingkan mata, mencoba mengenali sosok itu.
"Enggak mungkin..."
Jantungnya berdebar kencang saat dia sadar siapa orang itu.
Aris.
Musuh bebuyutan mereka. Ketua geng Dragonfire.
Rafi buru-buru mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam diam-diam.
Dari jarak ini, dia nggak bisa dengar percakapan mereka, tapi gerak-geriknya cukup jelas. Zain mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Benda kecil berwarna hitam...
"Flashdisk?"
Mata Rafi membulat.
Aris mengambil benda itu, memeriksanya sebentar, lalu tersenyum puas. Tak lama, mereka berjabat tangan.
Rafi langsung menge-zoom layar ponselnya, memastikan rekamannya jelas. Di dalam kepalanya, cuma ada satu pikiran:
"Jadi benar! Zain pengkhianatnya!"
Setelah Zain pergi, Rafi buru-buru pergi juga. Dia nggak peduli lagi buat ngikutin Zain. Yang penting, Alan harus tahu ini.
Tapi pas dia sampai di markas, Alan nggak ada.
"Alan lagi di rumah," kata salah satu anak geng mereka.
Tanpa pikir panjang, Rafi langsung cabut ke Mansion Finley.

KAMU SEDANG MEMBACA
~Zea's tranmigrasion ~
RandomZealin Quinza alder seorang gadis yang harus bekerja keras diusia muda atau bisa disebut mandiri karena keadaan. ~~~~~~~£ Bagaimana jadinya jika alin harus merenggang nyawa karena tersedak mangga. Dan bukannya pergi ke alam baka, ia bertransmigrasi...