"Anna, kumohon. Jangan terlalu keras kepala. Aku seorang Ratu yang tak mungkin pergi bersama seorang tamu. Walaupun itu Tamu Istimewa." jelas Elsa sambil berjalan ke jendela.
"Aku tahu, kamu menyukai Jack kan? Mengaku sajalah!" seru Anna to the point.
"Bicara apa tadi kau Anna?" ungkap Elsa ketus. Sikap dinginnya meleleh dan bersiap menjadi api.
"Aku tau Kak. Kakak sering menggumam tentang dia kan? Iya kan?" tanya Anna sambil mencondongkan badannya menghadap Elsa yang gugup.
"Punya bukti apa kau?" tanya Elsa balik sambil memundurkan sedikit tubuhnya.
"Waktu Kakak bicara, 'Pemuda itu tampan juga ya. Dengan sweater biru dan Celana oranye. Ia begitu keren'," jawab Anna mantap menirukan gumaman Elsa
"Kau menguping ya?" gertak Elsa yang membuat Anna terlonjak.
"Humm... tidak. Aku mendengar saat melewati kamarmu." elak Anna ketakutan. Ia tahu, kakaknya akan menghukum dirinya. Karena seorang pewaris ahli tahta dan keturunannya tidak boleh mengutip dan menguping perkataan orang lain. Termasuk saudaranya.
"Kau sudah berani bohong?" ancam Elsa sambil menggemelatukkan giginya, "katakan sejujurnya sebelum kuberi sanksi yang setimpal."
"Lebih baik aku pergi!" ketus Anna sambil berlari keluar dari kamar Elsa.
Elsa terduduk lemas di balkon kamarnya. Ia masih memikirkan betapa sakitnya hati Anna. Feeling Elsa, Anna juga menyukai Jack.
Tetapi, Anna juga tak ingin menyakiti hati Kristoff. Maka dari itu, ia terus mendesak Elsa mengakui kalau Elsa suka terhadap Jack. Agar ia merasa tenang dan menganggap bahwa Jack sudah punya orang lain. Sementara ini, feeling tadi terus menerus menghantui pikiran Elsa.
Malam menjelang, tandanya semua penghuni kerajaan harus makan Malam. Saat Elsa berjalan menyusuri koridor Istana. Ia tak melihat sama sekali wajah Anna yang ceria. Adiknya benar-benar hilang dari pandangannya.
Ia khawatir kalau adiknya itu benar-benar pergi. Ia merasa sebagai kakak sekaligus Ratu. Tak bisa menjaga Adiknya. Prinsip Elsa adalah, jika aku tak bisa menjaga Anna, maka aku telah lalai juga menjaga Rakyatku. Prinsip yang begitu mulia.
Saat sampai di ruang makan kerajaan yang begitu luas. Elsa melihat Anna yang sedang mengaduk tehnya dengan pandangan bete. Elsa menghela nafas lega. Ia yakin, walaupun adiknya itu kepala batu atau keras kepala. Ia takkan mungkin pergi begitu saja dari Istana. Walaupun terkadang ia terlalu nekat.
Kebiasaan dan adat istiadat Kerajaan mereka memang begitu. Harus menunggu sampai semua keluarga lengkap. Baru makan malam bisa dimulai. Anna yang kelihatannya sedari tadi sudah lapar segera membalikkan piring dan mengambil lauk lalu segera menyantap makanannya.
Seakan-akan tak ingin berlama-lama bersama Elsa dalam satu meja. Setelah piring Anna bersih, benar saja ia langsung pergi meninggalkan Elsa yang masih sibuk mengelap mukanya.
Jack yang melihat ada kerunyaman dalam persaudaraan mereka segera mengambil tindakan.
"Putri Anna!" panggil Jack.
"Ada apa Jack?" tanya Anna. Ia masih membelakangi Jack.
"Tolong menghadapku sebentar saja," pinta Jack sopan. Anna segera berbalik dan melihat senyum Jack yang begitu memikat.
"Putri sudah tau kan, kalau aku bukan manusia?" seru Jack hati-hati. Anna yang mendengarnya terlonjak kaget dan menganga tak percaya.
Sebelum Jack bercerita, Jack menghela nafas sepanjang-panjangnya.
"Aku adalah seorang Guardian, Putri. Tugasku adalah menurunkan salju di berbagai wilayah. Tetapi saat waktu musim salju belum tiba, aku melihat ada badai salju di Kerajaan Arendelle. Tapi, aku bukan ingin bercerita tentang asal usulku," ucap Jack.
Anna beranjak menuju kursi di balkon Istana. Ia menduduki kursi sebelah kanan. Lalu ia menepuk-nepuk bangku di sebelahnya. Tanda mengisyaratkan Jack agar duduk disebelahnya.
Jack berjalan menghampiri Anna dan menghela nafas berat kembali. Seakan ingin memulai cerita yang begitu panjang.
"Putri, sebagai seorang Guardian, aku tentu tak punya siapapun. Hanya teman-teman sesama Guardian saja yang menemaniku. Namun, mereka pun sibuk dengan tugasnya. Aku tak ada teman bermain selagi tidak ada tugas. Aku begitu senang jika punya kakak. Terlebih kakaknya itu berperilaku seperti Ratu Elsa, ia punya hati selembut salju. Walau kadang hatinya bisa beku karena dirimu," jelas Jack menjeda sebentar.
Anna tersenyum dan mempersilahkan Jack untuk melanjutkan ceritanya. Ia mulai tersadar akan perilakunya yang limbung tak jelas.
"Minta maaflah padanya," lanjut Jack sambil menyibak poni Anna dan menyentuh pelan pipinya.
"Iya Jack, aku juga merasa bersalah dengan Elsa," gumam Anna sambil menikmati belaian Jack.
Tak butuh waktu beberapa lama. Anna tertidur di pelukan Jack. Sementara Elsa yang melihat hanya tersenyum kecut saat ditanya oleh Dayang mengapa ia. Walaupun Elsa bukan siapa-siapanya Jack. Elsa merasa terbakar api cemburu. Air matanya menetes perlahan.
Ia tak mau terus-terusan menangis karena adegan adiknya dan penjaga langit itu. Ia segera pergi dan menuruni anak tangga satu persatu dengan perasaan hancur.
Jack sebenarnya melihat Elsa menangis. Tetapi ia tidak bisa meninggalkan Anna begitu saja. Ia segera menggendong Anna dan meminta Dayang membopong Anna masuk ke kamarnya. Sementara itu, Jack berjalan menuju kamar Elsa. Jack merasa, ia hanya beban diantara kakak beradik ini.
Tok...tok...tok...
Ketukannya mirip ketukan Anna. Seketika, lamunan Elsa buyar. Ia merasa masih sakit hatinya. Tetapi, sebagai Ratu ia harus bisa menjaga image di depan adiknya, apalagi tamunya. Ia segera membukakan pintu dan melihat Jack sedang menunduk. Seakan punya salah yang banyak sekali.
Elsa segera mempersilahkan Jack masuk dan duduk di Sofa depan tempat tidur. Jack berjalan perlahan. Elsa segera menghampiri dan keheningan pun terjadi. Suasana sunyi senyap di kamar Elsa. Bahkan detak jantung mereka pun terdengar berirama.
"Ratu, maafkan saya. Apa yang anda lihat tadi. Hanyalah sebuah kesalahpahaman," ucap Jack, mimik mukanya terlihat ragu.
"Anda melihat saya menangis?" tanya Elsa gugup. Air matanya kembali turun tanpa permisi, air mata adalah salah satu hal yang dibenci banyak orang. Karena mereka dapat menitik tanpa perduli dengan rasa sang pemilik.
"Tentu, Ratu. Izinkan saya mengusap air mata anda dan bercerita apa sebenarnya terjadi," Jack tersenyum lembut.
Jack menjelaskan apa yang terjadi kepada Elsa. Sembari beberapa kali mengusap air mata Elsa. Elsa mengangguk, ia merasa telah salah sangka. Apalagi, ini kepada adiknya.
Saat breakfast, Anna terlihat ramah kepada Elsa. Elsa menyambutnya dengan sukacita. Mereka berdua ingin mengutarakan maafnya. Tetapi masih menunggu waktu yang tepat.
"Anna!"
"Elsa!"
Ujar mereka bersamaan. Mereka tertawa terbahak-bahak. Dan Elsa segera membekukan suasana kembali.
"Ada apa Ann?" tanya Elsa.
"Aku ingin minta maaf kak!" ujar Anna sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
"Kakak yang minta maaf Anna," elak Elsa.
"Siapapun yang salah. Aku sayang Kakak!" ucap Anna tulus. Lalu kakak beradik itu berpelukan.
Jack tersenyum melihat persaudaraan itu kembali terjalin. Jack merasa tugas pertamanya selesai.
Di lubuk hati Elsa dan Anna yang paling dalam. Mereka tambah suka dengan Jack. Sebenarnya, misi Jack yang paling sulit ada disini. Di konflik ini.
***
—ladymezzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROSTY KINGDOM
Fantasy𝑬𝒍𝒔𝒂 𝒂𝒏𝒅 𝑱𝒂𝒄𝒌✨ Kita sama-sama punya kekuatan ajaib, kekuatan yang tak dimiliki semua orang, kekuatan yang membawa kita menuju sebuah perasaan asing. Perasaan yang tak dapat digambarkan. Perasaan yang tabu. Perasaan yang hanya mencipta kel...