Chapter 3

1.6K 122 2
                                    

Mine, Sorry if there are similarities storyline but this story is purely the result of my thoughts

Happy reading!!^^

Still Yoona pov

Perlahan-lahan aku membuka mataku untuk menghentikan appa agar tidak berkata-kata terlalu banyak pada Sehun.

"Yoona-ya, kau bangun?" kata appa dengan nada khawatir. Aku hanya menganggukan kepalaku sebagai jawaban.

Appa mendekat ke ranjangku dan duduk disampingku sementara Sehun sedang berbincang-bincang dengan seseorang diujung sana (telepon).

"Appa, apa yang terjadi padaku?" tanyaku menatapnya.

"Gwenchana, Yoona-ya" hardik appa dengan tersenyum.

"Appa, bolehkah aku meminta bantuan dari appa?" pintaku.

"Ne, apa yang kau minta?"

"Jebal jangan beritahu Sehun apa-apa tentang keadaanku, appa. Jebal..." mohonku.

"Kenapa tidak boleh, bukankah dia sahabatmu?"

"....."

"Hm arraseo, appa tidak akan beritahu. Kalau begitu appa pulang dulu, kau disini bersama Sehun" akhirnya appa mengabulkan permintaanku dan meninggalkanku dengan Sehun diruangan ini.

Saat mereka pergi, hanya tinggal aku dan Sehun. Dan kurasakan rasa canggung menyelimuti ruangan putih ini. Dan akhirnya aku berbicara.

"Sehun...." pintaku.

"Ah ne, apa ada yang kau butuhkan?" jawabnya.

"Aniyo, hanya saja bisakah kita pergi ke pastor?" tanyaku dengan menatapnya.

"Pastor? Untuk apa kita kesana disaat jam sudah akan mulai malam?" hardiknya heran dengan pertanyaanku.

"Aku ingin mengabulkan permintaan eomma, dan bisakah kau menjadi pasanganku?" tanyaku dengan lembut.

"Ah-h ne-ee.." jawabnya gugup. Aku tersenyum melihatnya seperti itu.

**

Setelah sampai, aku dan Sehun berdiri bersama menatap altar yang sunyi ini. Aku memegang sebuah buket bunga mawar putih dengan mengenakan pakaian rumah sakit. Dan untuk Sehun, dia hanya memakai kemeja dan celana jeans tampak sangat tampan mengenakan itu.

"Bagaimana? Tidak ada pastornya," kata Sehun dengan polos yang membuatku ingin tertawa.

"Pabo! Jika ada pastornya kita bisa resmi menjadi pasangan sungguhan," kataku sambil menahan tawa.

"Hmm, jadi apa yang akan kita lakukan?" tanyanya dengan serius.

"Ya terserahmu saja," pintaku.

Sehun menarik napas dalam lalu menggandeng tanganku dan menghadapku. >

"Im Yoona-ssi bersediakan kau menjadi istri dari Oh Sehun dan untuk selalu setia menemani dalam keadaan apapun sampai maut memisahkan?"

Aku tersipu malu mendengarnya. >< Tapi aku tidak boleh terjatuh kedalam permainannya.

"Sehun jangan mencoba menggodaku, kau hanya memakaikan cincin ini dijariku dan sebaliknya," pintaku sambil menatapnya.
Dan disaat itulah mata kami bertemu yang membuat debaran jatungku tidak bisa terkontrol >< .

"...."

kedua kalinya dia tidak menjawab dan terlihat kerutan didahinya sebagai tanda dia bingung dengan perkataanku. Dan apakah artinya dia mengatakan itu tulus dan tidak bohong?

-TBC-

Please keep read, comment and vote yaa, see you next chapter
Please don't be silent readers!

Don't Take My Life (Sehun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang