Chapter 10 : Flashback #3

577 31 3
                                    

konbanwa,

maaf banget yah gue baru update pas udah taon 2016. ah, happy new year yah~

gue msi kelas 9 dan lgi fokus buat UN dlu makanya udh ga update2 ceritanya lgi. nih mumpung lagi dapet ide gua update. makasih buat yang masih mau baca

mata nee~

mulmed : Fujimoto Michiko #2

###

* RUANG KEPALA SEKOLAH *

Abe-sensei membawa Ruri dan Aiko ke ruang kepala sekolah. dan disini lah mereka di interogasi.

"silahkan duduk, Yamaguchi-san, Yamara-san." kata Amina Reina-sensei, kepala sekolah Kirishiyokaro. dia adalah seorang wanita yang bermumur sekitar 40-50 tahun menurutku. wajahnya datar, dihiasi kacamata bulat. ia memiliki postur tubuh yang sangat tegak seperti penari balet. badannya terlihat cukup sehat untuk wanita seumurannya. oh iya sudah cukup membahas Amina-sensei!

Ruri-san dan Aiko-san duduk didepan sang kepala sekolah.

Amina-sensei melihat mereka berdua bergantian dengan pandangan datar. lalu ia menatap Abe-sensei. seperti mendappatkan sinyal, Abe-sensei menatap Amina-sensei dan melaporkannya kejadian tadi.

"begitu kah.." kata Amina-sensei tenang. "arigatou, Abe-sensei. kau boleh pergi sekarang." lanjut Amina-sensei dengan singkat dan tegas. ia kembali menatap Ruri dan Aiko bergantian.

Amina-sensei membuka suara : "Yamara-san, aku dengar kau murid baru disini yah?".

Aiko yang sedari tadi menunduk segera mendongkakkan kepalanya menatap Amira-sensei lalu mengangguk pelan. Amira-sensei membetulkan letak kacamatanya. "bolehkah kau menceritakanku apa yang terjadi tadi, Yamara-san?" kata Sensei lagi.

Aiko terlihat sangat tidak nyaman. dia menelan ludah dan mulai bercerita..

"Tadi, saat aku dan Yamaguchi telah selesai makan, aku pergi ke toilet untuk buang air kecil. setelah aku selesai, aku keluar dari toilet. aku kemudian melihat pintu ruangan kami menyimpan buket tugas kami terbuka sedikit. karena penasaran, aku mengintip ke dalam ruangan itu. ternyata isinya telah hancur lebur. aku masuk ke dalam ruangan itu dan melihat sebuah gunting rumput tergeletak di lantai. semua bunga sudah hancur. tak lama setelah aku masuk, ada seseorang yang menutup pintu. aku tak tahu kenapa, kakiku terasa lemas dan jatuh terduduk disamping gunting tersebut. aku meraih gunting itu dan tiba-tiba pintu terbuka mempertontonkan seluruh anak yang sudah selesai makan siang. aku hanya menatap mereka ketika tiba-tiba Fujimoto dan kedua temannya menghampiriku. ia mengatakan bahwa aku yang melalukan semua ini. aku mencoba untuk menjelaskan tapi dia menamparku lalu mengatakan bahwa aku seorang pembohong. tapi, sensei, sungguh bukan aku yang melakukannya tolonglah percaya padaku sensei." kata Aiko panjang lebar.

Amira-sensei menggangguk pelan. "Yamaguchi-san, kau percaya padanya?" tanya sensei.

Aiko menundukkan kepalanya. ia mungkin berpikir bahwa Ruri tidak akan percaya kepadanya.

"Aku percaya padanya, sensei. walaupun aku baru saja bertemu dengannya, aku yakin sekali Aiko tidak akan melalukan hal seperti itu." jawab Ruri tegas. Aiko sepertinya sangat terkejut dan langsung menatap Ruri dengan pandangan tidak percaya. Ruri membalasnya dengan sebuah senyuman hangat. "baiklah, kalau begitu. Nami-chan, tolong panggilkan Fujimoto Michiko dan kedua temannya." kata sensei. ternyata yang duduk dipojok ruangan dari tadi itu manusia yah, kukira patung. Nami-san pergi meninggalkan ruang kepala sekolah. beberapa saat kemudian, ia datang bersama Michiko, Midoka dan Mirako.

"silahkan duduk, Fujimoto-san, Yuba Midoka-san, Yuba Mirako-san." kata Amira-sensei. Michiko duduk di sofa, begitu juga si kembar Yuba. Michiko melipat tangannya dengan angkuh. ia juga tidak memakai seragam sekolahnya. ia memakai sebuah gaun selutut berwarna putih-biru. gaun itu mirip dengan yang pernah ku lihat di buku sejarahku.

"Cepat lah Amira-sensei! Aku ingin segera kembali ke kamarku, dan tidur! Oh ya, terima kasih yah sudah mengganggu tidur siangku!"

"Jaga mulutmu, Michiko." Kata Nami-san tegas.

Michiko hanya menatap Nami dgn jengkel.

"Baiklah, karena semuanya sudah berkumpul, mari kita mulai pengadilannya!" Kata Amira-sensei dengan semangat.

Hohoho. Sepertinya ini akan menjadi seru!

###

Hey! Maaf gue cuma bisa bikin segini dulu krn w sibuk bgt tolong pengertiannya yah! Ntar klo udh selesai UN SMP baru bisa bikin lgi kayaknya. Makasih yang masi mau baca kelanjutan crita gue! Bye semua

xoxo,
Sic

3rd Room (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang