Perlahan Gery menghampiri Bimo dan Jo yang sedang berpelukan.
''Kak Jo ada apa, kenapa menangis ?
Jo dengan sigap melepaskan pelukan Bimo dan berlalu meninggalkan Bimo dan Gery.
''Kak, bisa jelaskan kenapa kak Jo nangis?'' Gery bertanya dengan sedikit kesal pada Bimo.
''Apa kakak buat dia gak nyaman? Kak, tolong perlakukan dia dengan baik, seperti kakak memperlakukan aku.''
Bimo memegang pundak Gery.
''Dek, kakak sudahmemperlakukannya dengan baik, dia menangis karena bahagia atas pernikahan ini, dia bahagia jadi kakak kamu, dia terharu dan menangis.''
Gery sedikit meredam emosinya dan kembali tersenyum.
***
Keesokan hari nya, saat semua orang sedang sibuk membuka kado pernikahan, terlihat Jo sedang bersiap-siap untukpergi kesekolah.
''Jo, ayah mau bicara sebentar nak, Jo punya waktu ?"
Jo hanya diam namun perlahan dia mengikuti ajakan ayah tirinya.
''Jo, mulai sekarang kamu gak perlu bersekolah di tempat lama mu, sekarang kamu sekolah di sekolah yang sama dengan Gery. Ayah harap kamu suka sekolah disana, dan ini seragam kamu.''
Bi Inah menyerahkan seragam baru untuk Jo. Perlahan Jo mulai mengulurkan tangannya untuk menyambut seragam baru nya. Jo bergumam dalam hatinya.
'Seragam baru, sudah puluhan seragam aku pakai, kamu benar-benar keterlaluan bu.'
Akhirnya Jo, pergi sekolah bersama Gery dengan Bimo sebagai supir mereka khusus hari itu.
Sementara itu di mobil
''Kak makan siang nanti aku mau makan burger aja, kakak mau makan apa? oh iya hari ini ada pelajaran seni, aku boleh tahu alat musik kesukaan kak Jo?''
Jo yang duduk di samping Gery hanya diam dan fokus menghadap ke depan, Bimo hanya melihat Jo dari kaca depan. Setibanya di sekolah, Gery dengan asyiknya memberitahukan seluk-beluk sekolah nya yang sangat mewah tersebut. Jo hanya diam dan terus berjalan menuju kelas baru nya.
"Ger, itu kakak baru kamu ya? Ganteng baget."
Beberapa siswi mulai terlihat centil pada Jo yang memandang mereka dengan tatapan dingin.
''Boleh kenalan? Nama aku Jeny..''
Seorang kakak kelas wanita yan terkenal paling cantik satu sekolahan menjulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Jo, namun tak serta membuat Jo menanggapinya. Jo berlalu tanpa memperdulikan Jeny. Mendapati itu muka Jeny menjadi sedikit kesal.
''Kak Jo, karena kakak anak baru sebaiknya kakak jangan dingin begitu, bersosialisasilah kak. Jangan cuek begini, apa kakak mau gak punya teman di sekolah ini..''
Jo berhenti sejenak dan menatap ke arah Gery.
''Diam, dan berhenti ikut campur, aku memang gak punya teman dan aku juga gak butuh mereka dan kamu juga, sekarang enyah dari pandanganku!!''
Jo berlalu meninggalkan Gery yang sangat sedih mendengarkan perkataan Jo.
***
Tak terasa waktu sungguh cepat berlalu. Bel tanda pulang sekolah berbunyi, terlihat semua siswa keluar dari kelas mereka masing-masing. Terlihat Jo berjalan sendirian menuju ke gerbang utama
''Kakak, tunggu kita pulangnya barengan yah..'' Gery sedikit memelas.
"Kamu masih punya kuping kan, sudah berapa kali aku bilang jangan ikutin aku!!"
Jo berlalu meninggalkan Gery yang terus mengikutinya. Hingga tiba di rumah, serta di kamar pun Gery terus mengikuti Jo sehingga membuat puncak kemarahan Jo. Jo bergumam dalam hati.
'Apa yang harus aku lakukan supaya dia benci sama aku, aku sudah muak melihatnya.'
Jo terus berfikir keras sembari menatap ke arah Gery yang terus tersenyum manis pada Jo.
''Kakak, apa kakak mau belajar nyetir mobil bareng aku, supaya saat kuliah nanti kita sudah bisa pake mobil kak..''
Jo terus berfikir keras.
''Kakak jawab, jangan ngelamun gitu.''
Akhirnya Jo berbicara dengan tenang namun sinis.
''Kamu benar-benar mau ngelakuin semua kegiatan bareng aku?"
Gery menganggukan kepalanya.
"Apa kamu mau aku jadi kakak yang sesungguhnya?"
Gery pun kembali mengangguk.
''Kamu mau ngelakuin apapun yang aku suruh?"
Gery semakin bersemangat.
''Baiklah, kalau aku mau sesuatu yang berharga dari kamu, apa kamu akan memberikannya?"
Gery kembali mengangguk.
''Kak kita adalah saudara, jadi apapun yang kakak mau akan aku berikan kalau aku mampu.''
Gery menggenggam tangan Jo.
''Kalau aku menginginkan Ayahmu juga asistennya, bagaimana?"
Gery dengan segera melepaskan tangan kakaknya itu dan seketika menatap ke arah Jo yang saat itu tersenyum sinis padanya.
''Apakah kakak sungguh-sungguh bilang begitu, kak?"
Gery mengepalkan tangannya seakan siap untuk memukul Jo
''Menurut kamu ? apa aku terlihat bercanda? Kamu itu lucu..''
Jo tersenyum sinis, melihat itu tanpa basa-basi lagi Gery dengan segera memukul Jo yang kala itu berdiri di hadapannya.
''Kamu ingin mengambil ayah dan kak Bimo, ini yang akan kamu dapatkan!!''
Pukulan yang begitu keras mendarat di muka Jo dan membuat ia tersungkur.
''Kamu begitu menyedihkan, kamu itu seperti iblis yang datang ke rumah ku buat ngehancurin semua kebahagiaan di rumah ini. Aku kira kamu membawa kebahagiaan di rumah ini, tapi ternyata kamu hanya anak apatis yang gak tahu diri, kamu sungguh keterlaluan kak Joo, apa kamu gak sayang sama aku, JAWAB!!''
Perlahan Jo berdiri dan dengan tenangnya ia kembali tersenyum sinis sembari mengusap darah yang ada di bibirnya.
''Gak, aku gak pernah menyayangi mu, Sungguh aku mau mengambil apapun yang menjadi milik kamu, gak adil rasanya kalau hanya aku yang menderita selama ini, sedangkan kamu mendapatkan kebahagiaan!!''
Jo berlalu meninggalkan Gery yang semakin kesal.
''Tunggu, kamu mau pergi kemana. Pembicaraan kita belum selesai!!''
Gery menarik tangan Jo, dan dengan sigap Jo segera melepaskan tangannya dari genggaman Gery.
''Lepasin aku, dan berhentilah merengek seperti bayi. Sekarang yang terlihat menyedihkan adalah kamu.'' Gery dengan perlahan melepaskan genggamannya.
Jo dengan cepat meninggalkan kamarnya, serta meninggalkan Gery yang tertunduk lemas sembari meneteskan air mata.
''Kamu gak boleh mengambil ayah dan kakak ku, kamu gak berhak Jo.''
Seakan tersadar dari tangisannya Gery segera berlari mengejar Jo yang saat itu sedang menuju ke taman belakang.
''Kak Jo, kita belum selesai.''
Gery segera menarik tangan Jo dan kembali memukul Jo hingga luka Jo kembali mengeluarkan darah.
''Apa-apaan kamu, hentikan ini, kamu benar-benar menyedihkan.'' Jo dengan santainya berlalu.
''Sekali lagi kamu melangkah, maka aku bakal membenci kamu kak.''
Gery menatap tajam kearah Jo.
''Benci lah aku, karena aku sudah gak tahu lagi arti di benci, yang aku tahu hanya membenci seseorang hingga ke akar-akarnya.''
Jo berlalu dan pergi begitu saja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love Walked In Heart
Teen Fiction》Another Reupload Gay Story 》Original Writer : Bank_Story 》Don't like don't read! 》LGBT Haters GO AWAY!!