02. Goes to GBK

3.4K 509 69
                                    

Author POV

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka berdua menemukan jalan raya. Sebenarnya Aera tidak tahu mereka harus naik bus yang mana, tapi dia enggan bertanya. Harga dirinya akan jatuh jika Chanyeol tahu kalau dia buta arah.

Kruuuk...

Suara perut itu mampu membuat keduanya menoleh satu sama lain. Ternyata itu suara perut lapar Chanyeol. Sejak semalam, dia memang belum makan karena sibuk latihan. Latihan yang terus menerus membuat energi mereka terkuras hingga langsung tertidur. Bahkan paginya, dia tidak sempat makan karena manager memintanya segera bersiap ke bandara. Yeah, sudah resiko menjadi seorang idol. Sisi positifnya, ia tampan, terkenal, dan ya, tentu saja memiliki banyak uang.

"Kamu lapar, Tuan Chanyeol?" tanya Aera tersenyum.

"Iya, kamu punya makanan?" Chanyeol balik bertanya dengan sejuta harapan.

"Tidak," jawab Aera yang seketika membuat Chanyeol down

Aera segera menyambung, "Tapi aku mau belikan makanan buat kamu. Tunggu sebentar, ya."

Gadis itu berlari kecil meninggalkan Chanyeol yang terduduk di bangku halte, tentu saja masih dengan masker yang menutupi wajah tampannya. Pemuda itu menunggu dengan takzim seraya melihat kendaraan yang berlalu-lalang membawa polusi di hadapannya. Sesekali ia memainkan kakinya untuk membunuh jenuh. Beruntung, penantiannya tidak terlalu lama. Beberapa menit kemudian, Aera kembali ke hadapan Chanyeol dengan sebuah bungkusan plastik hitam dan satu botol minuman.

"Ayo makan. Lumayan buat ganjal perut," ucap Aera menyodorkan plastik dan botol.

Jidat lebar Chanyeol mengernyit. "Apa ini?"

"Bom," jawab Aera singkat.

"HAH?!"

"Ya pasti makanan-lah, Tuan Park Chanyeol! Itu batagor," sambar Aera cepat.

"Apa itu batagor?" tanya Chanyeol yang membuat Aera geram.

"Makan nggak? Atau aku tinggalin kamu disini !" ancam Aera lantang yang membuat Chanyeol bergidik ngeri.

Gadis yang menyeramkan.

***


Aera POV


Ah, aku harus bagaimana? Naik taksi? Tapi uangku tidak akan cukup untuk pulang ke rumah nanti. Kalau pun naik bis, aku juga tidak tahu bis yang mana. Aku benar-benar buta arah.

Aku menatap Chanyeol yang sedang makan sembunyi-sembunyi seraya menyembunyikan wajahnya. Bahaya kalau sampai ketahuan oleh para fans. Pemuda itu meneguk air mineral, lalu bersendawa kecil.

"Aahh... Kenyang!"

"Enak?"

"Iya. Terima kasih," senyumnya yang membuat kerja jantungku mendadak tidak normal.

Ia sangat sangat sangat manis dengan bibir yang kissable

Ah, jantungku... Hanya karena senyuman seorang Park Chanyeol, jantungku bisa bergemuruh seperti ini. Dia itu makhluk apa sebenarnya? Alien tampan? Penyihir tampan? Atau seseorang yang hadir di barisan pertama saat pembagian wajah tampan?

Ah, mikir apa aku ini.

"Aku tahu aku ganteng. Tapi bisa nggak kamu nutup mulut kamu yang penuh iler itu? Jijik," ucap Chanyeol menghancurkan pikiranku.

"Apa? Iler?" Perkataannya sontak membuatku menyeka mulutku. "Nggak ada iler," gumamku tanpa sadar.

"HAHAHA! MUKAMU! HAHAHA!" Chanyeol tertawa terbahak-bahak sambil berusaha memasang kembali maskernya.

Story of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang