(Ichy POV) A Night in Apartement

2.1K 349 16
                                    

Aku mendecak kagum saat memasuki ruang apartemen Amel. Demi tubuh tinggi Chanyeol, apartemennya Amel besar sekali. Rupanya dia benar-benar anak orang kaya. Pantas saja dia sanggup membeli semua album EXO tanpa terkecuali. Berbeda jauh denganku yang harus menabung uang jajan setiap bulan demi membeli album terbaru EXO. Itu pun kalau umi dan abi tidak tahu. Hhhh.... Sama-sama EXO L, tapi bernasib beda jauh.

"Chy, lu sama Kak Risma tidur di kamar sebelah, ya. Biar Aera tidur di kamar gue," ucap Amel.

“Atur aja deh,” sahutku kalem.

Apartemen Amel terdiri dari dua kamar tidur dengan kamar mandi dalam dan satu kamar mandi di dapur. Ruang santainya pun sangat nyaman. Banyak sofa empuk yang unik bentuknya. Di sudut sana, ada sebuah LCD TV yang layarnya sangat tipis. Dapurnya juga besar dan sangat lengkap peralatannya. Pasti aku akan sangat betah jika Amel menawarkanku untuk tinggal bersamanya.

"Mel, kamu tinggal sendiri? Kenapa adek kamu nggak ikut ke sini?" tanya Kak Risma penasaran.

"Angga lebih milih tinggal sama bokap nyokap," jawab Amel santai.

Kak Risma membulatkan bibirnya seraya mengangguk-angguk.

"Emang kamu enggak ngerasa kesepian gitu? " tanya Kak Risma makin gencar.

Amel hanya mengendikkan bahu seraya masuk ke dalam kamarnya.

Ah, mungkin dia memang belum mau terbuka pada kami. Aku paham, dia memang tidak mudah percaya pada orang lain. Tidak apa-apa. Aku memakluminya.

"Chy, aku mandi duluan, ya," ucap Kak Risma langsung masuk ke dalam kamar.

Aku berniat melanjutkan aktivitasku yang tadi sempat terhenti: kepoin isi apartemen Amel. Namun tiba-tiba perutku terasa panas. Sepertinya aku lapar. Baru kuingat, terakhir aku makan tadi pagi sebelum menuju tempat konser. Pantas saja cacing dalam perutku meronta minta jatah harian yang belum tercukupi.

“Mel, aku laper. Ada makanan apa di kulkas?” tanyaku tidak tahu malu.

“Cek aja. Makan sebahagia lo sampai bengkak,” sahut Amel datar.

Aku pun membuka pintu kulkas yang ukurannya dua kali lipat dari kulkas di rumahku. Betapa terkejutnya aku melihat isi kulkas itu penuh dengan makanan dan minuman ringan, serta beberapa bahan makanan yang belum dimasak.

"Sepertinya aku harus sering menginap di sini," gumamku pelan.

Aku pun mengambil beberapa bahan makanan yang harus dimasak. Hmm.. aku mau masak apa, ya? Nasi goreng? Sosis gulung? Atau....

Ting! Tong!

Suara bel menghentikan aktivitasku. Aku pun berlari kecil agar cepat sampai ke pintu depan.  Setelah sampai di pintu depan, aku langsung melihat dari layar intercom siapa pengunjung yang datang malam-malam begini.

“Itu Aera. Tapi siapa cowok bermasker hitam itu? Pacarnya? Kok kayak nggak asing sih...,” gumamku seraya menggenggam gagang pintu.

Pelan tapi pasti, aku membuka pintu. Saat daun pintu terbuka lebar, aku dapat melihat rona keterkejutan dari wajah Aera.

"Ichy..., " ucap Aera pelan memanggil namaku. Pelan sekali.




~ TBC ~

Story of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang