18. Wrong Person

748 124 21
                                    

Ichy masih tidak bisa percaya. Lebih dari setengah jam yang lalu ia baru saja mengetahui tentang masa kecilnya bersama Chanyeol. Pemuda jangkung itu adalah sahabat kecil yang selalu melindunginya ketika dijahili anak tetangga sebelah. Ia selalu bersembunyi di belakang tubuh kecil Chanyeol saat uminya memanggil untuk mandi. Chanyeol jugalah yang sering menghiburnya jika menangis karena ditinggal umi dan abi sendirian di rumah. Pemuda itu selalu mengatakan kalimat ajaib yang membuat Ichy tersenyum lebar.

"Jangan menangis ChiChan.... Pahlawan Channie di sini."

Kalimat itu saja sudah cukup membuat Ichy berhenti menangis. Biasanya setelah itu Chanyeol akan menemaninya bermain sampai ia lelah dan tertidur pulas. Kalimat itu selalu jadi mantra ajaib seorang Park Chanyeol karena Ichy yakin, pahlawannya itu selalu ada di sisinya kapan pun ia membutuhkan bantuan.

Tapi beberapa bulan setelah kenaikan kelas, ayah Chanyeol dipindahtugaskan ke Korea Selatan, kampung halaman ayahnya. Itu membuat Chanyeol dan Ichy harus berpisah jauh. Kepergian Chanyeol yang tiba-tiba sempat membuat Ichy demam berhari hari. Umi dan abinya sampai tidak tega harus terus melihat Ichy mengigau tiap malam memanggil nama Channie-nya itu. Akhirnya umi dan abinya memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Tentu saja itu membuat ichy mendapat banyak teman baru dan mulai bisa melupakan kenangannya bersama Channie, pahlawan kecilnya itu.

"Maaf, Chichan. Aku baru bisa ketemu kamu," ujar Chanyeol memecah keheningan di antara keduanya.

"Nggak apa. Kamu di sini aja sudah cukup buat aku," sahut Ichy seraya tersenyum manis ke arah Chanyeol.

"Kamu maafin aku semudah itu?" tanya Chanyeol tak percaya.

"Tentu aja. Marah pun nggak akan berguna saat ini," tukas Ichy sambil terus tersenyum.

"Kita bisa jadi sahabat lagi?" tanya Chanyeol sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

Ichy hanya diam melihat apa yang dimaksud Chanyeol. Ia ingin lebih dari sahabat. Tapi ia juga tahu diri. Tidak mungkin Chanyeol mencintainya. Ia bisa melihat ada wanita lain di mata seorang Park Chanyeol. Ichy sangat bisa melihat itu.

Ichy tersenyum dengan terpaksa. Ia menjulurkan kelingkingnya untuk menyambut ucapan Chanyeol.

"Sahabat," kata Ichy mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Chanyeol.

Tak apa jika persahabatan yang kau inginkan. Asal kau tetap di sisiku, itu sudah cukup bagiku. Aku mencintaimu pahlawanku, Channie.




***





Di sudut Indonesia yang lain, tepatnya Denpasar, mama Fer marah karena memergoki anaknya berciuman dengan Kai. Setelah Fer bersusah payah menjelaskan dan meminta maaf atas perbuatannya, akhirnya sang mama pun mengerti. Beliau pun memutuskan untuk memberikan kesempatan pada Fer dan Kai dengan catatan kalau mereka harus menjaga baik-baik kepercayaan mama. Tidak boleh ada tindakan bodoh atau mesum di antara mereka.

Fer menerawang memandangi langit. Ia masih tidak menyangka kalau....

Ya ampuuun!

Ia tidak pernah bermimpi menjadi kekasih seorang Kim Jongin alias Kai, biasnya di EXO. Bermimpi bertemu dengan Kai saja tidak pernah. Ia sangat bahagia sekali.

"Kenapa pipimu memerah? Kau memikirkan hal aneh?" tanya Kai dengan seringai jahilnya.

"Tidak! Jangan menggodaku terus!" sahut Fer menampik dengan pipi semakin memerah.

"Benarkah? Tapi wajahmu semakin merona. Kau bahagia?" tanyanya lagi seraya menggenggam telapak tangan Fer erat.

"Tentu saja, aku sangat bahagia. Bagaimana denganmu?"

Story of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang