...Sudah satu minggu sejak kejadian di gym, dan semenjak tindakan Daiki pada tunangannya menjadi trending topic di mana-mana semua orang tahu Daiki adalah tipe pria possesive dan cemburuan. Semua orang tahu kecuali Taiga yang dengan bodohnya masih menganggap tindakan spontan Daiki sebagai akting untuk membuat semua orang percaya pada sandiwara mereka.
Memang menyakitkan untuk berfikir demikian, tapi daripada ia percaya pada semua itu, lalu nanti saat Daiki sudah mendapatkan tahta ia akan diputuskan dan Daiki akan menikahi seorang gadis dengan big boobs. Itu lebih menyakitkan.
Semakin hari Taiga merasa kalau dirinya semakin dimanfaatkan, ia sendiri tidak tahu kenapa ia mau melakukannya.
Awalnya ia melakukannya karena ia juga benci Hanamiya sama seperti Daiki. Tapi akhir-akhir ini setelah hubungan mereka menjadi semakin rumit Taiga mulai ragu dengan dirinya sendiri.
Ia bahkan tidak tahu apa yang akan ia minta sebagai imbalan saat sandiwara ini selesai. Dan ia mulai berfikir kalau bersama-sama dengan Daiki adalah sesuatu yang menyenangkan.
"Taiga? Kau melamun?"
Saat ini mereka(Tatsuya dan Taiga) sedang berada di perpustakaan istana seirin. Tatsuya datang terlambat untuk menemani Taiga belajar karena ada suatu masalah. Dan saat ia masuk Tatsuya menemukan Taiga sedang berdiri disisi salah satu rak buku, memegang sebuah novel tebal dengan pandangan yang menerawang keluar jendela.
"Oniisan, kenapa seseorang merasa bahagia bersama orang lain meskipun ia tahu orang itu membohonginya?"
"Daiki membohongimu?"
"Tidak aku hanya sedang membaca cerita fiksi"
Bukan sepenuhnya bohong karena ia memang sedang membaca ringkasan novel ditangannya yang menceritakan tentang seseorang yang tahu suaminya selingkuh tapi tetap menunggunya didepan pintu setiap jam pulang kerja. Dan Taiga tidak bisa berbuat apapun untuk mencegah dirinya berfikir, apa yang ia alami mirip dengan novel itu.
"Hmm itu karena dia terlalu mencintai pasangannya"
'Cinta?'
"Tapi seingatku kisah itu berakhir bahagia. Kalau tidak salah aku pernah membacanya"
'Apa aku mencintai Daiki?'
"Niisan ijinkan aku pergi hari ini saja, aku lupa untuk menyerahkan sesuatu pada Daiki"
Tentu saja itu hanya random excuse tapi Taiga memastikan kakinya sudah melangkah keluar perpustakaan saat kakaknya mengatakan sesuatu. Kemudian Taiga berlari ke mobil sport merah miliknya(pangeran berusia 19 tahun tentu punya mobil pribadi kan) dan memacunya dengan kencang menuju istana seberang.
Setelah sampai Taiga segera memarkir mobilnya dan bertanya pada salah satu maid, setelah mendapat informasi dimana pria hitam itu berada Taiga segera berlari menuju lapangan basket menemukan tunangannya sedang melempar 3 point ke ring.
"AHO!"
...
Aomine menatap kosong ke arah ring basket yang berjarak setengah lapangan dari tempat ia berdiri, kedua tangannya memutar-mutar bola berwarna orange yang sudah ia kenal sejak balita.
Tadi pagi Ayahnya mengatakan kalau penobatan dirinya sebagai Raja akan dilakukan seminggu lagi. Itu yang membuat Daiki bimbang.
Seminggu lagi ia akan menjadi Raja, seminggu lagi ia akan kehilangan kebebasannya, seminggu lagi ia akan memimpin kerajaan ini, seminggu lagi ia akan mendapatkan tugas yang berat, dan satu hal yang paling membuatnya frustasi adalah seminggu lagi ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan ikatan pertunangannya.
Semua memang terjadi karena kebodohannya, jika saja ia meminta Taiga untuk benar-benar menjadi kekasihnya waktu itu mungkin Taiga tidak akan menolaknya, mungkin sekarang ia akan jadi pria paling bahagia didunia karena bisa bertunangan dengan pasangan impiannya. Mungkin mereka akan menikah dan punya anak yang lucu-lucu, mungkin Taiga akan menjadi permaisuri sempurna yang menemaninya setiap malam, mungkin...ia tidak akan takut kehilangan Taiga sekarang.
Aomine mulai bertaruh dengan dirinya sendiri. Jika bola yang ia tembakan masuk maka hubungan mereka akan berakhir dan jika meleset maka semua akan baik-baik saja, bukannya sombong tapi Aomine sangat mengerti kemampuan basketnya sendiri dan kemungkinan bola meleset adalah 2%, peluangnya kecil sama dengan peluang hubungan mereka akan baik-baik saja. Dan Aomine Daiki tidak akan bermain curang dengan membuat bolanya meleset.
3....2....
"AHO!"
Aomine menoleh ke asal suara dan menemukan Kagami disana. Terengah-engah tapi tidak berkeringat, mungkin dia berlari dari pintu depan.
Brak, dug dug dug dug
Bola itu meleset jauh dari ring dan terpental pada papan penyangga ring lalu memantul beberapa kali dilapangan.
"Ahomine"
"Apa yang kau lakukan disini bakagami?"
"Aku datang karena akhirnya aku.... aku tahu alasannya"
"Alasan?"
"Alasan kenapa aku mau membantumu. Kenapa aku dengan mudah menyetujui saat kau memintaku melakukan semuanya, kenapa aku tidak keberatan bertunangan denganmu, kenapa jantungku berdebar cepat saat kau menciumku, kenapa aku merasa sakit ketika memikirkan semuanya akan berakhir dan kau akan memiliki permaisuri"
Aomine masih ditempat ia berdiri matanya melebar sedikit dan bibirnya terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi.
"Daiki, aku mencintaimu"
Kagami menatap langsung ke iris navy Aomine tapi sayangnya ia hanya mendapat respon berupa tatapan terkejut. Itu membuat Kagami menyadari hal memalukan apa yang ia katakan, dan kemungkinan Daiki akan menertawakannya membuat pipinya memerah dan matanya tak berani menatap Daiki lagi.
"A-ku tidak akan memaksamu menerimaku, aku hanya ingin mengatakannya agar aku tidak menyesal. L-lagipula kalau kau tidak suka kau hanya harus bertahan seminggu lagi"
Sesaat kemudian Kagami menemukan dirinya terperangkap dalam sebuah pelukan erat, ia bahkan tidak yakin bagaiana caranya bernafas sekarang.
Aomine memeluknya dengan erat dan menenggelamkan wajahnya ke perpotongan leher dan bahu Taiga, ia bisa merasakan senyuman Daiki di permukaan kulitnya. Sekitar 20 detik mereka berada diposisi yang sama dan Daiki mulai menciumi lehernya dan membiskkan sesuatu berkali-kali.
"...ve you"
cium
"love you"
cium
"I loooove you"
cium
Ketika ia bisa mendengar perkataan Daiki dengan jelas, Taiga membalas pelukannya.
"Love you too"
"But I love you more"
Aomine memberikan open mouth kiss di permukaan kulit Kagami dan membuatnya tertawa geli. Lalu ia bicara lagi.
"I looooove you more than anyone else"
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royals Family (AoKaga)
FanfictionRoyal's Family Rate : T Disclaimer : KnB milik Fujimaki-sensei Warning : Yaoi, Aokaga, AominexKagami, OOC, Royal AU, Modern Kingdom AU, They're Prince, not historical, OC(Aomine parent and Kagami's), fake dating, serious mariage, Mpreg later,Tidak a...