Damian segera naik ke kamarnya untuk berganti baju. Dia sebenarnya sangat lelah setelah penerbangannya yang berlangsung berjam-jam, tapi begitu melihat adiknya, rasa lelah itu menguap seketika.Ia tidak ingin melewatkan sedetik waktu pun tanpa adiknya itu. Adik yang sangat di cintainya.
Damian menghela napas. Entah sampai berapa lama dia bisa terus bertahan seperti ini. Mencintai gadis yang jelas-jelas adalah adiknya. Seandainya bisa, tentu dia akan memilih untuk tidak jatuh cinta pada Abby.
Akan tetapi, apa hati bisa disetir? Dia sudah punya pilihannya sendiri pada siapa akan berlabuh. Dan ketika orang itu adalah adiknya sendiri, tidak ada yang bisa dia lakukan. Damian hanya perlu menunggu. Menunggu rasa itu hilang, atau menunggu ada pemilik lain dari hatinya.
Damian segera turun begitu ia mengganti bajunya dengan kaos polo warna abu-abu yang pas mencetak tubuhnya yang berotot dan celana jeans coklat.
"Hallo lagi, Sugar." Damian langsung mengecup pucuk kepala Abby begitu dia kembali sampai di halaman belakang.
Dahinya berkerut melihat gadis mungil bermata biru itu masih di sana dan memandangnya kagum.
"Kenapa dia masih di sini, Sugar?" tanya Damian tak suka. Dia menarik kursi dan duduk di hadapan Abby sambil menggenggam kedua tangannya.
Abby tersenyum lembut seperti biasanya. "Tentu saja dia di sini. Kimmy perawatku."
"Bukankah tadi sudah jelas kukatakan kalau dia dipecat?" dia menatap tidak suka ke arah Kimmy yang masih terus menatapnya.
"Bisakah kau berhenti menatapku seperti itu? Kau terlihat ingin memakanku," ujar Damian tak suka.
Kimmy mengerjapkan matanya dan menunduk malu. "Ma... maaf... maafkan saya, Herr," ucapnya terbata.
"Kenapa kau masih di sini? Bukankah ucapanku sudah jelas kalau kau dipecat?" ulangnya lagi dengan pandangan tajam menusuk ke arah Kimmy.
"Herr Schiffer, kau tidak bisa memecatnya sesuka hatimu! Kimmy perawat yang baik. Dia temanku juga," ucap Abby dengan cemberut.
"Sugar, aku yakin ada banyak perawat lain yang lebih baik dari gadis ceroboh ini."
"Saya tidak sengaja, Herr."
"Tidak sengaja? Kau hampir menumpahkan coklat panas itu ke kepala adikku! Kau bisa membuatnya cedera!"
"Maafkan saya. Saya tersandung. Saya benar-benar tidak sengaja."
"Kau ..."
"STOPPPPP!! Aku tidak mau Kimmy dipecat!! Titiiikkk!!" akhirnya Abby berteriak kesal. Kadang sifat pemaksa kakaknya ini benar-benar menyebalkan.
"Sugarr ..."
Abby mengangkat telapak tangannya tepat di depan muka Damian. Wajah cantiknya merengut marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DESTINY
General FictionPDF TERSEDIA DI KARYAKARSA DELICIOUS D SERIES (DDS) - 3 Ya Tuhan, apakah Kau begitu baik hati padaku hingga mengirimkan malaikat tampan itu di hadapanku? Dia sempurna. Apa mungkin lelaki sesempurna itu ditakdirkan untukku? Sedangkan dunia kami jauh...