Kimmy baru saja memakai sepatunya saat suara maskulin itu menyergap indra pendengarannya.
"Kau akan pulang?"
Ia mengangguk gugup pada Damian yang duduk di depannya di bangku kecil di samping pos penjaga.
Pria itu tampak luar biasa tampan dengan kaos hitam dan cardigan berwarna abu-abu yang membungkus tubuh seksinya. Kaki panjangnya dibalut celana jeans biru dan sepasang sepatu kets. Dia tampak lebih muda dari umur sebenarnya.
He's so damn sexy, batin Kimmy kagum.
"Sudah puas melihatku, Nona?" sentak Damian mengagetkan Kimmy.
Kimmy menyeringai dan menggaruk-garuk tengkuknya.
"Ayo, aku antar."
"Hah??" Kimmy menutup mulutnya saat sadar dirinya berteriak.
Damian berdecak dan menarik tangan Kimmy. Menyeretnya ke mobil yang sudah terparkir di depan garasi.
"Herr, Anda tidak perlu repot-repot. Saya bisa pulang sendiri," ucap Kimmy gugup.
"Bisa berhenti memanggilku 'Herr' ? Bahkan kau memanggil orang tuaku onkel dan tante kan? Bukan tuan dan nyonya?"
"Lalu saya harus memanggil Anda apa?" tanya Kimmy bingung.
Damian mengangkat bahunya. "Terserah kau saja, gadis ceroboh!"
Bibir Kimmy cemberut. "Dan bisa kau berhenti memanggilku ceroboh??"
Damian tergelak. "Kau memang ceroboh, Nona."
"Aku bahkan sudah tidak pernah terjatuh lagi di depanmu, Herr!!" ujar Kimmy kesal.
Damian akhirnya terbahak melihat gadis di sebelahnya ini menahan kesalnya. Diam-diam dia menikmati perdebatan kecil mereka ini.
Damian menghentikan mobilnya di depan sebuah kafe yang dulu sering dikunjunginya dengan ketiga sahabatnya.
"Kenapa kita ke sini?"
"Makan malam," jawab Damian enteng.
Kimmy mengerucutkan bibirnya lucu membuat Damian tidak tahan untuk mengacak rambutnya.
"Kau bahkan tidak menanyaiku aku lapar atau tidak!"
Damian keluar dari mobilnya dan membukakan pintu di sisi Kimmy duduk.
"Ini sudah jam makan malam, jadi aku tidak perlu bertanya padamu, Nona! Ayo cepat, aku sudah lapar."
Kimmy keluar mobil dengan menggerutu, padahal dia tadi sangat senang diantar pulang karena dia bisa lebih cepat sampai di rumah. Ada tugas kampus yang harus diselesaikannya.
"Damian! Wie geht es ihnen?" sapa seorang pria gemuk saat Damian masuk ke cafe.
(Damian! Bagaimana kabarmu?)"Sehr gut, Frank," jawabnya riang sambil memeluk pria itu. (Sangat baik)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DESTINY
Ficción GeneralPDF TERSEDIA DI KARYAKARSA DELICIOUS D SERIES (DDS) - 3 Ya Tuhan, apakah Kau begitu baik hati padaku hingga mengirimkan malaikat tampan itu di hadapanku? Dia sempurna. Apa mungkin lelaki sesempurna itu ditakdirkan untukku? Sedangkan dunia kami jauh...