My Destiny - Chap 6

73.5K 5.7K 75
                                    

"Franz, mungkin kau capek. Aku bisa membantu memijat kakimu," tawar Kimmy selesai mereka makan siang.

"Tidak usah, Sayang. Ayo kita ke taman belakang saja."

Kimmy menatap Franz dengan curiga. Tetapi lelaki itu tidak tampak gugup atau semacamnya. Kimmy bangkit dari duduknya dan mendorong kursi roda Franz ke taman belakang.

"Franz... lieble!" seru suara seksi itu saat mereka sedang di taman belakang.

Kemudian, masuklah dewi yunani tercantik yang pernah Kimmy lihat. Wanita itu seksi. Sangat seksi dengan bibir merah, mata hijau, dada penuh, rok pendek ketat dan high heels setinggi entah berapa centi.

 Sangat seksi dengan bibir merah, mata hijau, dada penuh, rok pendek ketat dan high heels setinggi entah berapa centi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Giselle." Franz mencium pipi wanita itu.

Wanita itu melirik Kimmy sinis. Kimmy hanya menunduk, tidak berani membalas tatapan wanita itu.

"Masih berani ke sini kau, gadis miskin?"

"Giselle, dia tunanganku," Franz mengingatkan sepupunya itu.

"Ya, tunangan yang tidak tahu terima kasih dan tidak tahu diri!"

Kimmy menunduk semakin dalam. Seluruh keluarga Franz tidak ada yang setuju hubungan mereka. Hubungan yang sangat diinginkan Franz. Kimmy tahu bahwa Franz benar l-benar mencintainya, hanya caranya saja yang salah.

Dan Kimmy, jika saja dia tidak merasa bersalah karena perbuatan ayahnya yang menyebabkan Franz seperti ini, dia tidak akan pernah mau menjalani hubungan ini. Sebuah hubungan tidak akan berjalan baik jika hanya salah satu pihak saja yang mencintai.

Kimmy merasakan tangan Franz menggenggam tangannya.

"Ada perlu apa kau kemari, Giselle?" Franz mengalihkan Giselle yang masih terus menatap Kimmy sadis.

"Ada pesta di rumahku besok malam. Kau bisa datang kan?"

"Ada acara apa?"

"Istri Dennis hamil. Ya, hanya pesta kecil. Dan hanya keluarga kita saja," Giselle berkata seperti itu seraya kembali melirik Kimmy tajam.

"Akan kuusahakan."

Saat itulah ponsel Kimmy berbunyi. Kimmy melihatnya dan matanya berbinar.

"Maaf, Franz, aku harus mengangkat telepon," ijin Kimmy sambil beranjak dari duduknya.
Franz dan Giselle menatapnya curiga.

"Hallo, Herr."

"Sudah kubilang jangan panggil aku herr, gadis ceroboh!"

Kimmy tertawa. "Dan sudah kubilang jangan panggil aku gadis ceroboh!"

"Kau memang ceroboh, Kimmy! Akui saja itu!"

"Jadi kau menelponku hanya untuk bilang kalau aku ceroboh?"

Damian tertawa di ujung sana. Tawa yang menenangkan hati Kimmy yang tadi jatuh terpuruk karena Giselle. Hati Kimmy terasa hangat.

"Kau di mana, Kim? Adikku tidur tidak?"

MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang