Aku termenung di kursiku. Sepi .... sama seperti kemarin, Alice masih saja termenung. Sekarang sudah pukul 08.18. Huft, pelajaran yang paling tidak aku sukai, Math atau Matematika.
"Please open your book!" Perintah Miss Fornie.
"Oh, I am forget. Student, I have a bad news. Your friend will go to Australia, and she will move to our school."
Ugh, I am already know it!
Alice diperintahkan maju ke depan kelas. Lalu, mengucapkan salam selamat tinggal kepada murid-murid di kelas.
***
Saat Pulang sekolah....
"Sakura." Aku kaget. Siapa yang memanggilku? Suaranya lembut halus dengan suara khas-nya yang sedikit serak. Alice!?!
Aku menoleh. "Alice?"
Alice tersenyum kepadaku. "I'm Sorry."
Aku terkejut. "It's okay. But, you have to promise."
"What's the promise?" Tanya Alice.
"Never forget me." Jawabku.
"I will. And never forget me too."
Aku mengangguk. "By the way, alamat rumahmu di Australia ada dimana?"
"Umm, kalau tidak salah di Franklin street no. 27 tepatnya di Melbourne." Ungkap Alice.
"Aku akan selalu mengirim surat,"
"Ini." Aku memberikan Alice sebuah diary.
"Arigatou." Alice memperlihatkan senyum manisnya. Ini pertama kalinya Alice menucapkan 'Thank you' dengan bahasa Jepang.
Aku tak bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Hanya senyum yang tak lepas dari bibirku. "Sayonara!!"
"Sayonara? Goodbye!!!" Mungkin Alice bingung apa arti Sayonara.
Alice ....
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is Sakura
NonfiksiI'm alone. Just like a sad little girl who lost in the dark forest, all alone I don't know what is love I can't understand. What is the meaning of love? How does it feel? ***