Jalal membawa Jodha ke sebuah restoran Jepang setelah sebelumnya mampir ke apotik membeli obat. Jodha masih heran kenapa Jalal membawanya kesini. Melihat Jodha yang masih bengong, Jalal memegang tangan Jodha dan membawanya masuk ke dalam restoran.Jalal memesan tempat untuk mereka berdua dan pelayan disana membawa mereka ke tempat VIP. Tempat biasa Jalal memesannya. Mereka berdua lalu masuk ke tempat dimana ada bilik untuk privasi pengunjung. Setelah pelayan menulis pesanan lalu permisi keluar. Jalal memegang tangan Jodha dan menggulung kemeja Jodha sampai kesiku. Jodha yang diperlakukan begitu oleh Jalal langsung merona sambil meringis kesakitan. Jalal melihat kembali luka itu dengan jelas. Dia membuka obat yang tadi dia beli lalu mengoleskannya ke tangan Jodha.
"Apa yang kaulakukan?"
Jodha kaget dan mencoba menarik tangannya. Tapi Jalal malah memegangnya dengan erat.
"Sstt ... Jangan banyak bicara. Biarkan aku mengobati lukamu."Sesekali Jodha merintih kesakitan. Jalal mengoleskan kembali dengan lembut. Jodha melihat wajah Jalal yang serius mengobatinya. Hatinya terasa hangat mendapat perhatian dari pria itu. Jodha seakan terhipnotis dengan wajah tampan didepannya ini.
Jalal kini beralih mengolesi salep di pelipis Jodha. Jantung Jodha berdetak kencang. Wajah mereka begitu dekat."Siapa yang melakukan ini padamu?"
"Bukan siapa-siapa," jawab Jodha. Dia tidak ingin Jalal tahu.
"Jawab aku! Siapa yang melakukannya?" Jalal geram karena Jodha masih tidak mau mengaku.
Mendapat tatapan mengintimidasi dari Jalal, membuat air mata Jodha tanpa permisi menggenang begitu saja di pelupuk matanya. Dia menundukkan wajahnya, tak berani menatap Jalal.
"Jodha ..."
"Pamanku yang melakukannya."Jalal memegang dagu Jodha dan mendongakkan wajahnya. Melihat Jodha menangis, hati Jalal terasa teriris.
"Jangan menangis."
Mendengar ucapan lembut Jalal, Jodha semakin tak kuasa menahan tangisnya. Dia langsung memeluk Jalal dan tak peduli apapun. Saat ini dia inginkan adalah seseorang yang bisa mengerti dirinya atas penderitaan yang selama ini dia rasakan. Jodha menangis sesenggukan di dada Jalal. Meluapkan semua rasa sesak yang ada di dadanya.
"Jangan menangis. Aku ada disini bersamamu."
Jalal mengusap punggung Jodha dengan lembut untuk menenangkannya.
Jalal bersumpah akan membuat perhitungan pada orang yang sudah menyakiti Jodha, sekalipun orang itu adalah pamannya sendiri. Dia tidak tahan melihat Jodha tersakiti. Dia berjanji mulai hari ini akan melindungi Jodha dan menjaganya.Jodha merasa nyaman berada di pelukan Jalal. Dia merasa diperhatikan dan dilindungi meskipun baru beberapa hari bertemu dengannya.
Tak berapa lama, pesanan datang. Mereka melepaskan pelukan. Wajah Jodha merona. Pelayan mulai menata diatas meja.“Selamat menikmati.”
“Terima kasih.” Pelayan itu mengangguk lalu keluar.
"Ayo makan.” Mereka mulai makan.
"Terima kasih Jalal."
“Untuk apa?”
“Karena sudah peduli padaku.” Jalal tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDU ASMARA (Sudah Terbit)
Fanfiction➿ Sebagian bab dihapus karena sudah cetak. -------------------------- Seorang polisi yang bekerja di bagian Badan Narkotika Nasional bernama Jalaluddin Putra, jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Jodha Mahendra yang masih duduk di bangku kuliah...