XI. THANKS

140 11 5
                                    

Chapter ini lagi2 aku dedikasikan utk @ikisshazza yg udh buatin 2 cover sekaligus utk fanfic aburgeul ini. Cant thank you enough! I love the cover!!

Harry merasa bosan hanya berdiam diri di ranjang rumah sakit. Sedari tadi ia merengek kepada Gemma, kakaknya agar ia bisa segera pulang ke rumah, padahal Harry harus dirawat secara intens di rumah sakit selama 1 minggu. Untung saja Gemma dengan sabar dan telaten merawat serta menuruti segala keinginan adik menyebalkannya itu.

Sebenarnya keputusan Gemma untuk membawa Harry pulang tidak diizinkan pihak rumah sakit, tapi Gemma beralasan kalau keluarganya bisa merawatnya di rumah, serta akan memeriksakan kondisi Harry secara berkala, akhirnya membuat pihak rumah sakit mengizinkannya.

Tapi, membujuk Gemma bukanlah hal yang mudah bagi Harry. Sedari tadi Gemma hanya mau menuruti kemauan Harry untuk pulang secepat mungkin dengan syarat-syarat tertentu, yakni menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Gemma.

Harry bukanlah orang yang mudah bercerita dan jujur  kepada orang lain, selain kepada ibunya. Bahkan kepada Nadine sekalipun. Entahla dia memang aneh.

Menurutnya, meski Nade adalah kekasihnya, tapi tetap saja Harry tak bisa menjadi seorang yang sangat terbuka kepada gadis itu.

Harry hanya mau bercerita kepada orang lain mengenai cerita yang dianggap perlu baginya.

Jika dengan teman bandnya dia lebih sering mencurahkan isi hatinya kepada Liam yang dianggapnya sangat dewasa.

Akhirnya, dengan segala keterpaksaan di dalam dirinya, Harry menceritakan semuanya kepada Gemma, termasuk tentang Lily yang ia sebut 'gadis nerd', gadis yang mengantarnya ke rumah sakit. Tapi, satu yang tidak ia ceritakan, yaitu mengenai perselingkuhan Nadine dengan Daniel. Ia takut kakak dan orang tuanya semakin menentang hubungan mereka.

Harry juga memaksa kakaknya itu untuk tidak menceritakan kepada orang tua mereka tentang perkelahian itu. Tapi Harry tau betul siapa Gemma. Kakaknya itu adalah tipe gadis yang suka membocorkan rahasia. Lihat saja, saat dia memohon pada Gemma untuk tutup mulut, gadis itu bahkan hanya mengendikkan bahunya. Harry menyebutnya sebagai 'Kakak yang emberr!' Itu kenapa, satu dari sekian juta alasan Harry tak mau meceritakannya, sebab ia juga tak dekat dengan Gemma karena memang mereka hanya bisa bertengkar seperti bayi yang merebutkan mainan.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Gemma bergegas membukakan pintu untuk tamunya itu. Yang jelas itu bukan orang tuanya, sebab mereka masih berada di California untuk urusan pekerjaan.

Gemma tersenyum ramah kepada kedua tamunya, membuat Harry penasaran. Saat Gemma mempersilahkannya masuk  barulah ia melihat 2 gadis yang tak dikenalinya.

Mereka adalah Lily dan Sierra.

'Untuk apa ia kemari lagi?'  Batin Harry kesal.

"Kalian teman Harry?"
2 gadis itu hanya bertukar pandangan, ragu akan menjawab.

"Hmm.. kami adik kelasnya?"
Jawaban Sierra terdengar seperti bertanya yang diikuti senyuman bodoh di depan Gemma.
"Oh.. Kalian kelas berapa?" Tanya Gemma basa basi yang membuat Harry kesal karna akan memperlambat waktu baginya yang berada dalam satu ruangan bersama gadi-gadis itu.

"Kelas 1" Jawab Sierra singkat.
"Oh, kalau begitu biar kutebak! Kalian penggemar Harry, bukan begitu?"
Sebenarnya Gemma hanya ingin akrab dengan mereka, tapi basa basinya itu membuat Sierra memutar bola matanya jijik, dan Lily mengerutkan dahinya kaget. Harry yang melihat kecanggungan itu pun mengalihkan pembicaraan Gemma.

"Gem, ambilkan ponselku!"
Kali ini Gemma yang memutar bola matanya kesal tapi akhirnya menurut.

"Oh, ya. Sebenarnya kami kemari hanya untuk memberikan ini dari ibuku.." Lily menyodorkan parsel berisi buah-buahan kepada Gemma.
"Gemma" Balas Gemma dengan menjulurkan tangannya.
"Lily"
"Kalau kau?"
"Aku Sierra. Nice to meet you"
"Nice to meet you too"
"Anyway, mengenai ibumu, apa ia mengenal Harry?"
"Tidak. Tidak. Ibuku tau itu, karena kemaren aku meminta izin padanya untuk kemari"
"Oh.. Jadi kau orangnya yang mengantar Harry kemari? Astaga! Harusnya ibumu tak perlu repot-repot seperti ini, tapi kamilah yang berterima kasih kepadamu".
"Sama-sama, Gemma" balas Lily dengan senyuman.
"Well, kami harus segera kembali, Gemma" Tambah Lily yang membuat Gemma merasa tak enak.
"Hey,hey. Apakah kalian tidak ingin minum lebih dulu? atau.. berbincang-bincang sebentar dengan Harry?" Lagi, Lily dan Sierra saling menatap satu sama lain, sebelum akhirnya keduanya menatap ke arah Harry yang sedang sibuk menelfon seseorang.

Mereka pikir, untuk apa berbicara kepada Harry? Mengunjunginya saja juga karena paksaan dari Jill.

Padahal Lily sudah mengatakan pada ibunya kalau ia tak perlu memberikan apapun. Tapi, jika ingin memberikan penjelasan yang sebenarnya juga tak akan membantu apapun.

Itu kenapa, Sierra ikut mengantarkan Lily, karena ia takut akan terjadi sesuatu yang buruk menimpa Lily lagi. Tapi, setelah melihat perilaku Gemma, membuat Sierra lebih tenang dari sebelumnya.

"Harry, kau tidak berbincang-bincang dulu dengan mereka?"
"Aku sedang sibuk, Gem!" Balas Harry yang sedang kesal.
"Kalau begitu, kami pamit terlebih dulu. Hari sudah semakin sore. Kami tidak ingin terlambat".
"Baiklah, kalau begitu. Aku ucapkan terima kasih karena sudah merepotkan kalian. Oh, ya, salam dari keluarga kami untuk keluargamu, oke?"
"Baiklah" Jawab Lily menurut.
"Tunggu!" Gemma memberhentikan Lily dan Sierra.
"Harry, kau benar-benar tidak sopan!"
"Apa?" Kata Harry dengan wajah polosnya.
"Katakan terimak kasih pada mereka"
Harry mengerutkan keningnya heran.
"Why I have to?"
"Just do it! Kalau tidak, kau akan menginap berhari-hari di sini!" Ancam Gemma.
"Astaga!" Keluh Harry dengan menengadahkan kepalanya.

Harry pun menghembuskan nafas kasarnya. Rasanya sangat kesal kepada Gemma, yang selalu memaksanya seperti anak kecil. Apalagi ia dipermalukan di depan gadis nerd itu.
"Thanks" Jawab Harry acuh.
"Harry?" Gemma menajamkan matanya kepada
Harry yang sedang memutar bola matanya
"Kami pulang dulu. Selamat Sore" Ucap Lily.

Setelah kedua gadis itu benar-benar pergi, Gemma kembali memarahi adiknya.
"Kenapa kau bersikap seperti itu?" Gemma menghampir Harry kesal,sementara Harry hanya diam tak berminat menjawab.
"Kau tau, kau itu mempermalukanku! Dasar tidak tau diuntung! Jika tidak ada Lily, bisa-bisa kau akan mati di tempat"

Mendengar perkataan Gemma, membuat Harry tersentak. Bisa-bisanya kakaknya mendoakannya seperti itu.
"Gadis cantik sepertinya kau sia-siakan begitu saja. Dia perhatian padamu, bahkan ibunya pun begitu. Sedangkan pacarmu? Bahkan batang hidungnya pun tak tampak sekalipun!"
Ya, Gemma benar. Pasalnya, tadi Lily berpenampilan sederhana nan cantik, melihat dia menggerai rambut panjangnya dan tak memakai kaca mata, sehingga tidak ada tanda-tanda gadis culun yang tergambar pada dirinya.

Tapi, tampaknya Harry tak mengakuinya. Oh,.tunggu!  Mungkin ia terlalu buta untuk itu.

"Kau bilang apa? Gadis cantik? Tidakkah kau melihatnya sebagai gadis nerd?"
"Kaulah yang buta. Bahkan dia sangat cantik dan lugu, jauh dari pacarmu yang satu itu" Kata Gemma menyindir.
"Kau tidak tau penampilannya di sekolah seperti apa? Bahkan kau tidak mengenalnya, tapi kau berlaga seperti ibunya"
"Biarpun aku tak mengenalnya, tapi aku bisa melihat kebaikan dalam dirinya" Timpal Gemma, membuat Harry memicingkan sebelah alisnya. Ia tau perkataan Gemma mengarah kemana. Ia juga tau Gemma tidak suka dengan Nadine.
"Kau sangat sangat tidak adil, Gem. Kau juga baru beberapa kali bertemu Nade tapi kau sudah bilang tidak suka. Awas saja kau!"

Aw... Tampaknya Harry mulai geram, kawan!

"Oh.. I'm afraid! Chill and calm down, bro!"  Gemma berpura-pura takut sambil memasang wajah meremehkannya. Namun tak berapa lama, ia pun kembali memasang wajahnya seriusnya.
"Tapi berhati-hatilah dengan ucapanmu, bung. Suatu saat, kaulah yang akan menjilat ludahmu sendiri" Tukas Gemma, lalu pergi entah kemana meninggalkan Harry yang terdiam karena perkataannya yang terdengar dalam.

Gambaran Lily di cerita ada di mulmed, pemirsah!

Anyway, I need your vomments guys that make me important. Chap X kemaren udh dipanjangin tp yg vomment malah dikit. Alhasil, aku berinisiatif utk mendekin chapter2 berikutnya.

SUDDENLY OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang