Aku kembali datang ke basecamp sekaligus studio band Bang Farly dan teman-temannya. Senang rasanya bisa kembali ke tempat ini, karena aku bisa mengambil makanan sesukaku dengan gratis..tis..tis..
Bang Farly sengaja mengajakku menemaninya karena hari ini mama ulang tahun dan kami akan memberikannya surprise. Kami pun sudah sepakat dengan ayah mengenai surprise untuk mama.
Rencananya kami tidak akan pulang sampai tengah malam, membiarkan mama di rumah sendirian lalu kami akan beraksi menjadi segerompolan penculik yang akan menculik mama. Ide ini adalah ide ayah, walaupun agak gila tapi aku setuju karena aku rasa endingnya nanti akan sangat seru.
"Dek, ini teman baru abang" tegur Bang Farly seraya membawa seorang cowok bertubuh atletis dengan wajah yang yah...lumayan, dari luar studio band.
"Galan Prima Putra" ucapnya memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan.
"Naragita. Anggota baru?" balasku acuh tak acuh. Aku memang bersikap cukup dingin dengan laki-laki, karena Bang Farly mendidikku untuk tidak bersikap manis kepada laki-laki.
"Bukan. Aku bukan anggota band, aku teman main futsalnya Farly"
"Kalau manggilnya gue-lo aja boleh nggak? Soalnya gue...ehm...aku kurang nyaman pakai aku-kamu"
"Senyaman kamu aja deh" jawabnya seraya menebar senyum yang berakibat mubazir karena senyumnya tak ku tanggapi. Aku hanya mengangguk tak acuh sebagai balasan atas ucapannya.
Aku mengeluarkan ponselku dan bermain game, tidak mengacuhkan enam laki-laki di depanku. Penjelasannya lima orang sedang check sound, sedangkan satu orang lain sedang ehm...memandangiku.
"Nar, mau kemana?" tanya Bang Farly ketika melihatku beranjak dari sofa.
"Mau ambil makanan di dapur"
"Bawa minuman soda sekalian ya. Enam, Nar." Aku mengangguk mengiyakan dan segera menuju dapur.
Aku berjalan menuju dapur dengan bersenandung kecil mengisi kesunyian. Aku melihat ke arah kananku, ternyata basecamp ini terdapat kolam ikan yang cukup besar di halaman belakangnya. Dengan perasaan takjub aku keluar.
Aku menyusuri pelataran di dekat kolam itu, menikmati semilir angin yang lewat menerpa wajah dan menerbangkan rambutku. Angin sore yang segar benar-benar membawa ketenangan.
Air yang tenang di dalam kolam itu serta ikan-ikan kecil yang berenang kesana-kemari menggoda kaki mungilku untuk merasakan sejuk nya air itu. Dengan perlahan aku memasukkan kakiku ke dalam air sejuk itu. Rasa dingin yang bersahabat mulai menggelitik sebagian kakiku membuatku merasakan sejuk di pori-pori kulitku. Ikan-ikan kecil di dalam kolam itu berenang menabrak-nabrak kakiku.
Aku dengan sengaja melupakan tugasku untuk membawakan minuman soda untuk kakakku dan teman-teman nya. Aku memanjakan kaki ku di dalam air yang tenang di kolam.
"Kenapa disini?" tanya Kak Galan yang tanpa ku sadari sudah duduk di samping kananku.
"Eh kak Galan. Lagi nikmatin air kolam aja" jawabku sekenanya.
Hening. Kami pun tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tak ada percakapan yang terjadi selama hampir lima menit kami duduk berdampingan menikmati air kolam yang merendam kaki kami.
Secara tak sengaja aku menangkap sebuah lekuk senyum yang amat manis dari seseorang yang duduk di sampingku itu. Kak Galan, sedang tersenyum namun kedua matanya tertutup rapat dan hembusan nafas nya seperti mengisyaratkan perasaan lega. Entah karena penasaran atau tertarik, aku tidak berhenti memandangi wajah yang damai itu.
Semakin lama aku memandangi wajah itu, semakin terpaku mataku pada wajah itu, semakin cepat pula detak jantungku. Bibirku pun mulai membentuk lekukan manis seperti apa yang dilakukan oleh orang yang kupandangi itu.
"Nar, udah puas belum nengok kesini nya? Awas lehernya kram loh hehe" ledek sebuah suara yang asalnya dari arah di depanku. Dengan sedikit melonjak, aku mundur dari tempat dudukku semula. Dengan rasa panas di pipiku, aku mengalihkan pandanganku ke kakiku yang masih setia berada di dalam air.
Aku mulai memainkan kakiku dengan air, membuat ikan-ikan kecil di dalam kolam itu menjauhi kakiku. Wajahku masih serius mengamati kakiku bersama air, bukan karena aku tertarik dengan kakiku, namun karena aku sedang menyembunyikan wajahku yang terasa panas karena insiden kecil barusan.
"Masuk yuk Nar, nanti kamu bisa masuk angin loh" ajak kak Galan yang tak tau sejak kapan dia berdiri.
"Masuk duluan aja kak, Nara masih mau pacaran sama air nya" balasku dengan sopan yang tiba-tiba tanpa sedikit pun menoleh padanya. Kak Galan tidak memberikan jawaban apapun justru yang aku dengar hanya sebuah kekehan.
Tanpa komando apapun dia menarik lenganku dan aku pun mengikutinya. What happened with you, Nara?!!
Kami berjalan menuju dapur masih dengan tangan yang bergandengan. Dia melepaskan tanganku ketika sampai di depan lemari es. Dia mengambil minuman kaleng tiga buah dan diberikan nya padaku, lalu dia mengambil tiga buah lagi untuk dibawa olehnya sendiri.
Entah setan apa yang sedang merasuki diri ku, aku diam, mematung, menunggunya agar berjalan bersamaan. Dia sepertinya menangkap maksud dariku, dengan gerakan cepat dia mengambil posisi disampingku dan memberikan isyarat 'ayo'
Sesampainya kami di ruang tempat Bang Farly dan teman-teman nya berlatih band, mereka semua memandang kami dengan pandangan aneh. Aku segera melempar pandangan membunuh pada abangku, Bang Farly, namun dia hanya membalas tatapanku dengan senyum yang di tahan.
"Apasih bang!" bentakku pada Bang Farly yang raut wajahnya semakin menyebalkan.
"Ada yang lagi pdkt nih" ledek Bang Farly dengan wajah yang semakin, semakin, dan semakin menyebalkan. Aku segera menghadiahi pinggangnya dengan cubitan ala kepiting yang benar-benar menyakitkan.
Namun ia sebagai korban justru tertawa lebih kencang hingga membuat gendang telingaku bergetar-getar. Teman-teman Bang Farly pun melakukan hal yang sama terhadapku, memandangku dengan pandangan meledek yang sangat menyebalkan.
Sementara itu kak Galan, yang juga merupakan korban pandangan dan ledekan Bang Farly dan teman-temannya hanya tersenyum dan tersipu-sipu.
*******
Ini dia lanjutannya! Don't forget to give ur feedback guys^^
![](https://img.wattpad.com/cover/47106315-288-k643036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No! I'm Fallin'
Ficção AdolescenteTak pernah terpikir sedikit pun tentang kamu dalam benakku. Jangankan untuk terpikir, terlintas pun dirimu dalam anganku, tak pernah! Laki-laki yang tebar pesona kesana kemari, dengan mudah mendekati perempuan yang di inginkan. Sosok pujaan bagi per...