Pagi-pagi sekali kamarku yang merupakan kerajaan ku, dibuat ribut oleh ketukan pintu yang tak berperasaan. Ku ambil bantal dan ku tutup kepala ku dengan tujuan agar aku tak mendengar ketukan pintu itu, tapi siapa sangka ketukan itu semakin lama semakin keras. Dengan kesal aku bangun dari singgasanaku lalu membukakan pintu untuk orang yang telah mengganggu imajinasi fajarku.
"Jogging yuk!" ucap Bang Farly dengan wajah sumringah sesaat setelah aku membuka pintu.
"Abang ketuk-ketuk pintu sekuat tenaga cuma buat ngajak aku jogging?! Tumben banget sih! Ganggu orang aja!" balasku sedikit kesal.
"Udah deh nggak usah banyak omong"
"Nggak mau" balasku yang kemudian menutup pintu. Sedetik kemudian pintu kamarku berisik lagi.
"Duh...ganggu aja loh, udah sana pergi. Aku nggak mau ikut"
"Nggak ada alesan buat nolak. Buruan" Bang Farly menarik tanganku membuatku mengikutinya.
Dia kemudian melemparkan handuk kecil kepadaku, disusul ikat rambut, disusul lagi dengan kaus kaki, dan terakhir sepatu.
"Sakit bang!" bentakku ketika sepatu yang ia lemparkan mengenai kepalaku. Dan dia terkekeh geli.
Aku kembali ke kamarku, tentu saja untuk ganti baju, karena terpaksa harus ikut jogging dengan Bang Farly. Tidak mungkin aku jogging dengan baju tidur. Setelah siap kami pun berangkat menuju taman tempat biasa kami jogging.
Sesampainya kami di tempat, kami segera melakukan pemanasan ringan lalu mulai jogging. Setelah setengah perjalanan, Bang Farly tiba-tiba berhenti dan mengobrol dengan seorang perempuan. Aku pun ikut berhenti dan berdiri di samping abangku. Eh...eh siapa sangka beberapa detik kemudian Kak Galan datang menghampiri kami.
"Hai, Nar...kamu ikut jogging juga ya" sapa Kak Galan padaku. Aku hanya mengangguk ria sambil tersenyum.
"Lo jogging disini juga, Lan?" tanya Bang Farly pada kak Galan.
"Iya, soalnya dia ngajak gue" jawabnya seraya menunjuk perempuan yang baru beberapa detik tadi mengobrol dengan Bang Farly.
"Eh?! Lo kenal dia?" tanya Bang Farly kaget.
"Biasa aja kali bang. Lebay" celetukku ringan. Siapa sangka Kak Galan terenyum karena celetukkanku.
"Dia sepupu gue, dia bilang mau ketemuan sama lo, dia pengen gue temenin dia karena dia malu" jelas Kak Galan. Wajah Bang Farly yang semula tegang kini menjadi biasa lagi, dan dia ber-oh ria kemudian terkekeh.
Tak lama kami pun jogging bersama. Saling bercanda dan begitu akrab seperti sudah saling kenal sejak lama.
Tapi tak lama kemudian, Bang Farly meminta berpisah jalan, dia bilang ada hal penting yang harus dibicarakannya dengan anak perempuan (baca: gebetan Bang Farly) sepupu Kak Galan itu.Aku mengerti apa maksudnya, akhirnya kami pun berpisah jalan. Ya, kami. Kini aku berduaan dengan Kak Galan, dan abangku berduaan dengan gebetannya.
Kami tak saling bicara, ya...aku dan Kak Galan. Dia sibuk mendengarkan musik dari earphonenya dan aku, sibuk menghitung banyaknya langkah kakiku.
"Nanti kamu ikut abang kamu main futsal nggak?"
"Emangnya Bang Farly mau main futsal? Aku nggak tau" jawabku seadanya dan dia hanya mengangguk.
Aneh, padahal kemarin waktu ketemu di studio dia sok mencoba mengakrabkan diri gitu tapi kok sekarang dia dingin gitu ya? Terus juga, kenapa sekarang aku dan kak Galan interaksinya jadi pakai aku-kamu? batinku.
Beberapa menit kemudian dia mengajakku beristirahat sebentar dan duduklah kami disebuah bangku. Dia menawarkan diri untuk mencarikan minuman, aku pun mengiyakan. Lumayan...kapan lagi bisa dilayanin kayak putri hahaha.
Tak lama dia pun datang membawa dua botol minuman isotonik, lalu ia memberikan satu padaku. Siapa sangka, tiba-tiba Bang Farly datang dan merebut minumanku. Belum sempat dia meminum minumanku, aku sudah menginjak kakinya hingga dia melotot padaku dan akhirnya dia mengembalikan minumanku hahaha.
"Nar, abang mau main futsal. Kamu ikut ya?"
"Apa?! Ma.."
"Mau banget, kan? Sip. Bagus" ucapnya memotong ucapanku sambil melotot. Aku pun terpaksa mengikuti kemauannya (lagi).
"Naik mobil gue aja Far" tawar Kak Galan, dan dengan amat senang hati abangku itu menyetujuinya.
Kami pun pergi ke lapangan futsal yang telah di booking oleh Bang Farly dan teman-temannya. Lima belas menit kemudian kami sampai dan dua laki-laki yang tadi segera masuk ke dalam lapangan sedangkan aku dan sepupu perempuan Kak Galan duduk di pinggir lapangan.
Aku duduk disamping gebetan Bang Farly itu, ada rasa canggung diantara kami pada awalnya, namun akhirnya kami akrab. Namanya adalah Aucillia.
"Goal! Yes! Mantep Kak Galan!" teriakku dengan lantang ketika melihat Kak Galan menembak bola masuk ke dalam gawang lawan.
"Goal barusan buat kamu, Nar" ucap Kak Galan yang tiba-tiba menghampiriku di pinggir lapangan.
Eh?! Seriusan nih? Ini pertama kalinya loh ada cowok yang begini sama gue. Dan gue...tersipu!!
"Ciye, si kapten emang hebat ya, Nar" goda Kak Auci padaku dan aku bersemu merah.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/47106315-288-k643036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No! I'm Fallin'
Fiksi RemajaTak pernah terpikir sedikit pun tentang kamu dalam benakku. Jangankan untuk terpikir, terlintas pun dirimu dalam anganku, tak pernah! Laki-laki yang tebar pesona kesana kemari, dengan mudah mendekati perempuan yang di inginkan. Sosok pujaan bagi per...